Kehidupan masa lalu yang menyakitkan membuat Velicia mengambil keputusan untuk pergi. Ia melarikan diri ke New York untuk mencoba takdirnya sendiri. Meraba dalam gelap dan berjuang dengan menggertakan gigi.
Sebuah keputusan mendadak tapi membawa per...
Seperti janjinya pada Velicia Edgard menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tersisa. Ia bahkan membatalkan beberapa meeting untuk sore hari.
Dengan perasaan senang bercampur penasaran ia menyiapkan dirinya. Hampir semua isi lemari bajunya dikeluarkan untuk dicoba. Ia memilih begitu lama sambil menatap dirinya di depan kaca.
Rasanya seperti akan melakukan kencan pertama.
Edgard menertawakan dirinya dan menggeleng. Seakan ia malu pada cermin besar di hadapannya.
Akhirnya setelah mengobrak-abrik isi lemarinya , pilihannya jatuh pada kaos oblong putih berlogo V dipadu dengan blue jeans dan sneaker putih berlogo V juga.
Ia baru ingat bahwa Velicia hanya mengajaknya untuk jalan-jalan bukan untuk kencan atau dinner. Sentuhan terakhir adalah menyiram tubuhnya dengan parfum khas dirinya. Citrus.
Sementara di apartemennya Velicia melakukan hal serupa. Ia merasa seperti seseorang yang akan bepergian dengan pacarnya. Berkali-kali ia berganti pakaian hanya untuk memastikan tampilannya di hadapan Edgard.
Padahal baru tadi siang ia tampil ala dirinya di depan pria yang sedang ditunggunya.
Aku seperti remaja 17 tahun yang baru jatuh cinta... Semoga usaha dan keputusanku adalah hal yang benar...
Akhirnya pilihan jatuh pada kaos oblong dan hot pantsbiru dipadukan dengan sneakers putih. Ia hanya memoles wajahnya dengan foundation soft dan lipstik baby pink. Sangat natural.
Yang terakhir adalah menyemprot parfum dengan aroma khas dirinya. Rose.
Baru saja ia mengambil tas, ponselnya berbunyi. Ada notifikasi masuk. Ia segera melihatnya dan itu dari Edgard.
"Aku sudah di lobi".
Velicia tak membalasnya. Ia memasukan dompet dan ponsel kemudian bergegas turun menemui Edgard.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Jadi benar kita akan jalan-jalan? "tanya Edgard begitu Velicia muncul di lobi.
" Ya. Sudah kukatakan tadi. Ayo berangkat. Jangan banyak bertanya".
Velicia membuka pintu sendiri, mencegah agar Edgard jangan melakukannya. Ia tak suka diperlakukan dengan istimewa untuk hal-hal kecil yang bisa dilakukan sendiri.
Edgard memutar dan masuk juga. Ia yang akan menyetir. Untuk saat ini ia sudah memutuskan untuk bersikap apa adanya. Sejauh ini ia tidak ingin melakukan kesalahan, sekecil apapun. Jadi ia akan mengikuti apapun permintaan Velicia.
"Jadi, kita akan menuju kemana Vel".
"Terserah Ed. Aku ingin menikmati malam ini. Kau pasti lebih tahu tempat-tempat hangout yang benar-benar menarik" balas Velicia.