Edgard dan Noel masih menunggu dokter memeriksa keadaan Velicia. Noel terlihat cemas sedangkan Edgard sangat tegang. Ia yang meyakinkan Velicia datang ke Boston tapi ia kecolongan sehingga Velicia tidak "baik-baik saja"sesuai janjinya.
" Apa ia sering dalam kondisi ini?".
Tanya dokter.
Noel memandang Edgard.
" Ya. Tapi persisnya aku tak tahu. Hanya saja dalam sebulan ini sudah dua kali"jawab Edgard.
"Kalau begitu aku sarankan agar malam ini dia dibawa ke rumah sakit. Aku harus melakukan beberapa observasi untuk meyakinkan diagnosaku saat ini".
Kata dokter.
Edgard mengeraskan rahangnya. Ia tahu apa maksud dokter. Ia mengelus rambut Velicia lembut dan mengangguk.
"Baiklah dok.. ".
Noel masih tak mengerti sikap Edgard, ia ingin bertanya tapi melihat raut wajah Edgard saat ini jelas bukan waktu yang tepat.
Edgard menggendong Velicia menuju mobilnya diikuti Noel dan dokter. Ia meminta Noel menyetir karena ia akan bersama Velicia di jok belakang.
Noel menyetir menuju rumah sakit Brady. Karena itu satu-satunya rumah sakit swasta terbaik di Boston dan juga Brady adalah teman mereka.
Dalam perjalanan Noel mengirim chat pada Pirentz, Jose, Nichole dan Nancy. Ia memberitahukan pada mereka bahwa ia bersama Velicia.
Tiba di rumah sakit Brady telah menunggu di halaman UGD. Edgard menggendong Velicia dan keluar dari mobil lalu meletakkannya di brankar. Perawat segera mendorongnya masuk.
Brady menatap Edgard sebentar lalu menatap Noel.
"Kalian tunggu di sini saja. Aku akan memastikan dia baik-baik saja".
Kata Brady lalu menutup pintu.
Edgard menyugar rambutnya kasar. Noel menghampirinya.
"Maafkan aku.... ".
"Arghhh... Seharusnya kau bertanya padaku sebelum.... Ahh sudahlah!! ".
Kata Edgard emosi.
"Maaf tapi apa yang sebenarnya terjadi? ".
Tanya Noel.
"Kau yang harus menjelaskan padaku kenapa tiba-tiba kau membawa Velicia pergi ke rumah itu" Edgard menatap Noel tajam.
Noel memandang Edgard lalu menunjuk bangku di depan mereka.
"Ayo duduk. Aku akan menceritakan padamu segalanya. Aku yakin kau pasti sudah tahu sebagian besar dari cerita ini".
Edgard duduk disamping Noel dan menyandarkan punggungnya. Noel menarik napas dan mulai menceritakan apa yang terjadi di antara Pirentz dan Velicia di masa lalu tepatnya 10 tahun lalu.
Bagaimana mereka bertemu...
Bagaimana Pirentz jatuh cinta dan sangat memuja Velicia...
Bagaimana Pirentz memperlakukan Velicia dengan istimewa sampai hari itu datang...
Kebohongan Pirentz yang menghancurkan Velicia bahkan masa depannya hampir ikut hancur...
Hingga akhirnya Velicia menghilang di malam acara kelulusannya.
" Jadi, rumah yang tadi adalah hadiah ulang tahun Pirentz untuk Velicia. Semua dokumen atas nama Velicia. Dia mengembalikannya tapi Pirentz tetap itu menjadi miliknya. Makanya aku mengajaknya kesana untuk meyakinkan dia menerima pemberian Pirentz. Sayangnya, aku justru melakukan kesalahan"ucap Noel penuh penyesalan.
"Aku mengerti sekarang Noel. Hanya saja kondisi Velicia tak sekuat yang kau kira. Kau tahu, beberapa waktu lalu dia dalam kondisi seperti ini saat aku menemukannya di penthousenya. Dan itu terjadi setelah dia menerima telpon darimu. Aku tak tahu apa yang kalian bicarakan saat itu tapi melihat kondisinya hari ini aku yakin semua masih seputar Pirentz" Ucap Edgard.
Tiba-tiba derap langkah kaki menghampiri mereka. Edgard menatap tiga orang yang baru saja tiba dengan acuh. Ya. Nancy, Nichole dan Jose.
"Dimana Velicia?".
Tanya Nancy cemas.
"Apa yang terjadi Noel?".
Sambung Nichole.
"Brady masih memeriksanya. Oh ya.. Perkenalkan ini Edgard teman Velicia".
Jawab Noel.
Ketiganya baru tersadar bahwa Noel bersama seseorang. Mereka menyalami Edgard dan memperkenalkan dirinya masing-masing.
Pintu ruangan terbuka, Brady keluar dan menatap mereka. Edgard berdiri dan menatap Brady.
"Apa Pirentz tahu Velicia di sini?".
Tanya Brady. Noel mengangguk.
"Aku sudah mengirim pesan padanya. Tapi aku tidak yakin dia akan datang".
Jawab Noel.
"Telepon dia sekarang. Paksa ia segera datang atau aku yang akan mencarinya dan mematahkan lehernya".
Ucap Brady dengan setengah berteriak.
Nichole menghampiri suaminya dan memegang lengannya.
"Ada apa sayang?".
Brady tak menjawab. Ia menatap Edgard sebentar.
"Jika Pirentz sudah tiba kalian berdua segera temui aku di ruanganku".
Ia segera berlalu masuk ke ruang UGD.
Mereka semua hanya mengernyit heran. Hanya Edgard yang terlihat frustasi. Ia meninju tembok di sampingnya. Ia merasa gagal melindungi Velicia dan ia yakin hasil diagnosa sama seperti diagnosa di New York waktu itu.
Noel hendak bertanya tapi tiba-tiba Pirentz muncul di ujung koridor dengan langkah setengah berlari. Ia menghampiri mereka. Ia menatap Edgard sebentar lalu menarik tangan Edgard.
" Ayo Ed.. ".
Mereka berdua menuju lift yang akan mengantar mereka ke ruangan Brady.
Sementara itu, Noel dan teman-temannya masih tak percaya Pirentz dan Edgard saling mengenal satu sama lain.
" Apa kita melewatkan sesuatu?".
Tanya Nancy.
" Aku rasa benar Cy".
Jawab Nichole.
"Kau tahu sesuatu Noel?".
Tanya Jose.
"Pirentz bertemu Velicia beberapa waktu lalu di Paris karena hubungan bisnis. Lalu berlanjut di New York. Aku rasa disanalah ia bertemu Edgard. Edgard juga adalah rekan bisnis Velicia".
Noel menjelaskan.
"Lalu mengapa Velicia ada di sini? Karena urusan bisnis? ".
Nancy semakin ingin tahu.
"Aku mengundangnya ke acaraku tadi. Ia datang bersama Edgard... ".
Jawab Noel.
"Lalu kau tak memberitahu kami?".
Ucap Jose emosi.
"Velicia melarangku. Ia ingin memberikan kejutan untuk kalian saat di pestaku. Ia sangat merindukan kalian" .
"Kami benar menikmati kejutan ini Noel. Tapi bagaimana pesta lalu berakhir disini? " Nancy bertanya.
Noel menunduk dan mengeraskan rahangnya.
"Aku melakukan kesalahan... Maafkan aku ".
Ketiga temannya memandangnya terkejut.
" Apa maksudmu?".
Tanya Jose.
" Aku mengajaknya ke rumahnya yang dulu. Rumah pemberian Pirentz. Dan semuanya terjadi... ".
Noel menceritakan semua yang terjadi beberapa jam yang lalu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT SAME (COMPLETE)
RomanceKehidupan masa lalu yang menyakitkan membuat Velicia mengambil keputusan untuk pergi. Ia melarikan diri ke New York untuk mencoba takdirnya sendiri. Meraba dalam gelap dan berjuang dengan menggertakan gigi. Sebuah keputusan mendadak tapi membawa per...
