Segalanya kini terlihat lebih baik. Velicia semakin lega karena sikap Pirentz yang kemarin kaku kini lebih terbuka dan romantis.
Pagi- pagi Grandma sudah berkunjung ke V- Realty Trust, kantor Velicia.
"Seharusnya Grandma bisa menelponku biar aku yang ke kantor Grandma".
Protes Velicia saat duduk di samping Grandma.
" Tidak sayang. Kebetulan ada beberapa hal terkait proyek di Jerman. Aku ingin bicara denganmu. Juga Mr. Alex memintamu datang mewakili Edgard. Katanya ada hal penting yang ingin dibicarakan denganmu".
Velicia terdiam. Ia sejenak mengenang niat Edgard sebelum kecelakaan. Ia tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca.
"Jika kau merasa tak nyaman kau bisa menolaknya sayang".
Grandma menepuk pundak Velicia.
" Aku akan datang. Aku dan Edgard pernah berjanji untuk berkunjung ke sana. Aku hanya teringat kecelakaan itu. Padahal malam itu setelah dari Andrew rencananya kami akan ke Jerman... ".
Velicia tertunduk dan memainkan cincin pernikahan yang masih melekat di jarinya. Grandma menariknya dalam pelukannya.
" Tuhan punya keinginan yang berbeda. Kau sudah sampai di titik ini, jadi jangan menoleh lagi ke belakang".
Velicia mengangguk mengerti. Tapi bagaimanapun juga, kepergian Edgard selalu terbayang setiap kali ia berhadapan dengan kolega atau proyek yang sempat di kerjakan Edgard. Dan itu manusiawi.
Pintu terbuka, Pirentz masuk dan sedikit terkejut saat melihat Grandma. Ia menghampiri Grandma dan mengecup pipi Grandma.
"Duduklah di sampingku Pirentz".
Ucap Grandma sambil menepuk tempat di sisi kanan. Sedangkan Velicia duduk di sisi kiri.
"Kebetulan kau ada di sini. Aku ingin minta tolong padamu. Bisakah kau menemani Velicia mengunjungi proyek di Jerman? Kalian bisa sepakat waktunya. Aku sudah terlalu tua untuk melakukannya".
Mata Velicia membelalak tak percaya. Ia tahu Grandma sengaja mengatur ini.
" Aku akan lihat jadwalku Grandma".
Jawab Pirentz singkat. Di luar dugaan Grandma menggenggam tangannya dan menatapnya lekat.
"Hanya kau yang paling aku percayai saat ini untuk berada di sisi Velicia".
Pirentz melirik Velicia dan tersenyum kecil. Lalu ia menatap Grandma.
" Karena Grandma ada di sini jadi aku ingin meminta restu. Mungkin ini terlalu egois tapi aku mohon, ijinkan aku menggantikan posisi Edgard di samping Velicia. Aku tulus untuk ini Grandma. Maafkan aku".
"Oh God. Terima kasih sudah menjawab doaku. Ya... Tentu saja Pirentz. Ah!! Aku sangat bahagia dan aku yakin Edgard juga tersenyum dari atas sana. Kemarilah".
Grandma begitu berbinar. Ia merangkul Velicia dan Pirentz bersamaan. Hatinya begitu lapang.
" Aku harus kembali ke kantor. Setelah pulang dari Jerman kita akan melanjutkan pembicaraan ini".
Grandma berdiri dan meraih tas kecilnya. Pirentz dan Velicia ikut berdiri.
"Aku akan mengantarmu".
Kata Pirentz sambil menggandeng tangan Grandma. Velicia mengangguk meyakinkan.
" Usiaku semakin tua. Aku ingin sedikit dimanjakan, jadi aku tak akan menolak hujan kasih sayang dan perhatian dari kalian berdua".
Grandma tertawa lalu melangkah ke pintu. Velicia berjalan di sampingnya. Ia membiarkan Pirentz menggandeng Grandma hingga lobi.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT SAME (COMPLETE)
RomanceKehidupan masa lalu yang menyakitkan membuat Velicia mengambil keputusan untuk pergi. Ia melarikan diri ke New York untuk mencoba takdirnya sendiri. Meraba dalam gelap dan berjuang dengan menggertakan gigi. Sebuah keputusan mendadak tapi membawa per...