YES or NO

908 50 0
                                        

Velicia menatap layar ponselnya dan segera menekan tombol hijau untuk menjawab.

"Noel??".

"Yes. I'm here Vel".

Sahut Noel dari seberang.

"Apa aku menganggu waktumu Vel?".

"Tentu saja tidak. Aku baru saja tiba di rumah".

"Ya . I know. Kau selalu bekerja keras. Tak heran kau sesukses ini sekarang".

"Kau berlebihan Noel. Jadi, angin apa yang membuatmu menelponku malam-malam begini?".

"Ah. Ya. Aku hanya ingin memberitahumu. Bulan depan aku akan mengadakan sebuah party kecil. Kalau kau tak sibuk,mampirlah. Aku merindukanmu. Mom, Nancy dan Nichole juga".

"Wah..aku tersanjung kau masih mengingatku".

"Ayolah Vel, ini sudah lama sekali. Aku benar-benar merindukan sahabatku ini".

"Baiklah. Aku akan memikirkannya. Lagipula itu juga masih bulan depan".

"Memang. Tapi aku ingin memastikan apa kau bisa hadir atau tidak".

"Jadi kau memaksaku Noel?"canda Velicia.

"Ya. Bisa dikatakan begitu. Pokoknya kau harus datang"pinta Noel.

"Aku akan melihat jadwalku. Aku akan memberitahumu Noel".

"Baiklah aku tunggu kabar darimu. See you Velicia".

Noel menutup panggilannya.

Pirentz yang berada di samping Noel menatap sepupunya itu. Noel mengendikan bahunya.

"Belum pasti Rentz"kata Noel.

Velicia merebahkan dirinya di kasur. Ia menatap langit-langit kamarnya.

Apa yang harus kulakukan?
Apa aku datang ke Boston?
Bagaimana kalau aku bertemu Anna dan Pirentz?
Apa aku akan baik-baik saja?

Velicia memijit keningnya. Jujur, ia sangat ingin datang ke Boston. Bagaimana pun juga  ia pernah menghabiskan 3 tahun hidupnya di sana.

Apalagi ia sangat merindukan sahabatnya Nichole dan Nancy. Tanpa disadari matanya berkaca-kaca. Ia mengingat momen-momen pertama ia bertemu dengan Nichole dan Nancy.

Juga ketika ia terjatuh dan terpuruk. Merekalah yang mendukungnya tanpa kenal lelah.

Ia bangun dan duduk diatas kasurnya.

Aku sangat merindukan kalian.

Maafkan aku, aku menghilang dan membuat kalian cemas.

Cy, Nicky...aku menyayangi kalian...

Banyak hal yang ingin kuceritakan pada kalian berdua dan Noel.

Velicia menangis tersedu.
Kembali semua memori itu berputar bagai kaset rusak di pikirannya. Ia menutup wajahnya dan rintihan kecil keluar dari mulutnya.

Ia berusaha mengendalikan dirinya tapi sia-sia. Kejadian demi kejadian terus berputar di benaknya. Ia merasa nyeri di hatinya.

Dan puncaknya adalah kehadiran Anna dalam hubungan cintanya yang indah bersama Pirentz.

Ia merosot turun ke lantai dan membenamkan kepalanya di kasur. Jarinya bergetar dan ia meremas kuat bedcover di tempat tidur.

Ia merasa ada yang salah dengan dirinya. Tapi ia tak tahu itu apa. Ia hanya terus menangis. Ia berusaha mengendalikan sakit di hatinya tapi tidak bisa.

Tiba-tiba ponselnya berdering. Ia mengabaikannya.
Tak lama kemudian ponselnya berdering lagi.

Ia menjulurkan tangan dan meraih ponselnya.

"Hai Vel, apa kau sudah tidur?"tanya Edgard di seberang.

"Ed..."suara Velicia bergetar dan pelan.

"Vel..ada apa? Apa kau baik-baik saja?".

Edgard panik.

"Ed...aku...".

Velicia tak menyelesaikan ucapannya. Kepalanya terasa sakit seperti dihantam palu. Ia merasakan sakit yang hebat.

Ponselnya masih menyala, Edgard terus memanggil namanya tapi tak ada jawaban.

Tak lama kemudian bel berbunyi. Velicia mendengarnya samar. Ia menajamkan pendengarannya.

Bel masih saja berbunyi. Ia mengumpulkan kesadarannya dan meraih ponselnya lalu menekan tombol.

Edgard segera menghampirinya. Ia memanggil nama Velicia berulang kali tapi tak ada jawaban. Ia menuju kamar Velicia. Untung kamar itu tidak dikunci.

Ia terperanjat melihat Velicia yang bersandar di tepi ranjangnya dengan bersimbah air mata.

Ia berlutut dan meraih Velicia dalam pelukannya.

"Vel, ini aku".

"Ed...".

Panggil Velicia pelan lalu kepalanya terkulai.

Ia pingsan.

Edgard sangat panik. Ia menepuk pipi Velicia dan terus memanggil namanya. Nihil. Velicia tak merespon.

Ia segera membaringkan Velicia di tempat tidur. Kemudian menghubungi Adrian. Ia menelpon dokter keluarga Rayyan.

Sambil menunggu Adrian dan dokter ia menggenggam telapak tangan Velicia yang dingin.

Apa yang terjadi Vel?

Adrian dan dokter Smith tiba. Dokter segera memeriksa kondisi Velicia.
Edgard berbicara dengan Adrian.

"Apa Velicia punya penyakit ?"tanya Edgard.

"Setahuku tidak Sir" jawab Adrian.

"Apa kau pernah melihatnya seperti ini?".

"Tidak pernah. Aku bahkan tidak pernah melihatnya sakit"jelas Adrian lagi.

Dokter selesai memeriksa Velicia.

"Bagaimana keadaannya ? "tanya Edgard tak sabar.

"Kondisi fisiknya baik-baik saja. Hanya aku menyarankan untuk melakukan konsultasi psikis"kata dokter Smith.

"Apa maksudmu?".

Edgard semakin cemas.

"Menurutku, ia mengalami trauma yang hebat. Hal ini akan membuatnya sering mengalami ini. Sedikit ingatannya tersentil, maka efeknya akan sangat besar pada kondisi psikisnya. Tapi untuk lebih jelas kalian harus ke spesialis".

Kini Edgard paham apa yang dibicarakan dokter Smith.
Ia mengangguk dan mengucapkan terima kasih.

Setelah Adrian mengantar dokter Smith keluar, Edgard mengambil ponsel Velicia dan memeriksa log panggilannya.

Hanya ada namanya dan nama Noel di posisi panggilan terakhir. Dan panggilan Noel tercatat tidak lama setelah ia mengantar Velicia tadi.

Siapa Noel?? Apa ini ada hubungannya dengan Pirentz??
Apa aku mengabarkan Pirentz tentang kondisi Velicia??
Tidak. Tidak.
Aku akan mencari tahu sendiri.

Adrian menghampiri Edgard.

"Terima kasih Sir,anda telah menyelamatkan Ms. Thompson".

"Ini bukan apa-apa Adrian. Sudah kewajibanku sebagai temannya".

"Kau boleh istirahat. Biar aku yang akan menjaganya"kata Edgard.

"No Sir... Anda...".

"Jika besok kondisi Velicia belum pulih maka kau yang akan menggantikannya di kantor".

Tambah Edgard serius.

"Baiklah. Aku mengerti Sir. Aku permisi".

Tak lama kemudian Adrian kembali dengan segelas cappucino dan beberapa camilan.

"Terima kasih Adrian".

Edgard menerima minumannya dan tersenyum.

Ia membutuhkan asupan kafein karena jujur ia sangat lelah. Ia bahkan belum istirahat dari pagi.
Ia menatap Velicia yang masih setia menutup mata.

Berapa banyak kepahitan yang coba kau simpan sendiri Vel?

***

NOT SAME (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang