Pirentz dan Edgard tiba memasuki ruang kerja dokter Brady.
"Duduklah. Ada yang ingin ku sampaikan".
Sapa Brady.
Pirentz dan Edgard duduk dihadapannya."Maaf tapi aku belum mengenalmu".
Lanjut Brady sambil menatap Edgard.
"Dia Edgard. Teman sekaligus rekan bisnis Velicia di New York".
Pirentz memperkenalkan Edgard. Brady mengangguk.
"Jadi kau sudah mengenalnya ternyata".
" Ya. Aku dan Edgard juga adalah rekan bisnis"jawab Pirentz.
Brady mengangguk lalu menarik napas sebentar.
"Begini, aku memanggil kalian berdua karena ada hal yang serius dengan kondisi Velicia saat ini.... ".
"Apa maksudmu Brad? ".
Potong Pirentz cepat.
"Apa Velicia sering dalam kondisi ini?".
Tanya Brady pada Edgard.
"Aku kurang tahu. Tapi ini kali kedua aku melihatnya. Velicia sosok yang tertutup dan kami tak begitu dekat untuk ia bisa mengatakan segalanya" Jelas Edgard.
"Aku yakin kau tahu sesuatu Edgard" Ucap Brady.
"Sebaiknya kau menjelaskan semua sekarang Brad atau... " Ucap Pirentz.
"Ini semua salahmu Rentz. Jangan membentakku!! "
Nada suara Brady meninggi.
"Kalau saja kau tidak menyakitinya tentu dia tak akan begini. Kau keterlaluan!!".
" Katakan saja intinya".
Kata Pirentz sambil berdiri.
Brady bangkit dari kursinya dan berdiri di jendela."Velicia tidak baik-baik saja sekarang. Kondisi psikisnya sangat buruk. Jika hal ini terus berlangsung maka dia akan berakhir di rumah sakit jiwa. Dan juga ada penggumpalan darah di otaknya akibat stress yang berlebihan".
"Apa maksudmu?".
Tanya Pirentz.
"Aku mengenalnya lebih dahulu dari dirimu RentZ. Gadis lugu, cantik dan periang. Apa dia akan berakhir mengenaskan karena dirimu? Aku tak percaya Rentz.. ".
Ucap Brady dengan suara bergetar.
Pirentz terduduk lesu. Ia benar-benar menyesal.
"Lalu apa yang bisa kita lakukan? ".
Tanya Edgard."Bagaimana cara memberitahu Velicia tentang kondisinya itu yang penting sekarang. Dan siapa yang akan memberitahukan ini padanya".
Kata Brady.
Edgard dan Pirentz saling berpandangan.
"Velicia butuh penanganan secepatnya. Dan dia harus dalam keadaan senyaman mungkin. Dia tidak boleh lelah dan stress" Lanjut Brady.
Tiba-tiba telepon di meja Brady berbunyi.
"Ya.. Baiklah aku akan ke sana sekarang".
Brady meletakan gagang telepon.
"Velicia sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Kondisinya stabil walaupun belum siuman" Brady menjelaskan.
Tanpa menunggu jawaban Pirentz dan Edgard , ia segera meraih stetoskopnya dan keluar. Kedua tamunya mengikutinya dari belakang.
Lift membawa mereka bertiga ke lantai VVIP rumah sakit. Ya, Velicia dirawat di ruang VVIP atas perintah Brady. Ia adalah direktur sekaligus pemilik rumah sakit ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
NOT SAME (COMPLETE)
RomanceKehidupan masa lalu yang menyakitkan membuat Velicia mengambil keputusan untuk pergi. Ia melarikan diri ke New York untuk mencoba takdirnya sendiri. Meraba dalam gelap dan berjuang dengan menggertakan gigi. Sebuah keputusan mendadak tapi membawa per...