Sesuai rencana awal Pirentz membawa Velicia menginjakan kaki di Grindelwald maka pagi-pagi benar Pirentz telah mempersiapkan segala keperluan mereka.
Ya. Hari ini jika tak ada halangan keduanya akan berjalan berkeliling menikmati keindahan lembah dan juga bukit-bukit bersalju di sekitar gunung Eiger.
Semalam Pirentz memutuskan untuk tidur di ruang tamu. Jiwanya begitu rapuh saat mendengarkan kisah cinta pak tua Tommy dan istrinya. Sungguh ia tak sanggup jika berada satu kamar dengan Velicia. Ia takut tak bisa mengendalikan dirinya atas kekalutan pikirannya.
Ketika ia masuk ke kamar untuk membangunkan Velicia, ia tak menemukan gadis itu. Matanya diarahkan ke pintu kamar mandi tapi pintu itu sedikit terbuka yang artinya tak ada orang di dalam sana.
Mengapa? Karena ia mengenal betul Velicia. Ia selalu bertindak hati-hati dan teliti. Apalagi menyangkut privasinya, ia tak akan pernah teledor.
Untuk meyakinkan dirinya, Pirentz melangkah perlahan mendekati pintu kamar mandi. Benar saja, tak ada bunyi air atau sesuatu yang menandakan Velicia ada di dalam sana. Ia melongok perlahan ke dalam dan benar yang ia cari tak ada di sana.
Pirentz keluar dari kamar dan berjalan ke ruang tengah yang menyatu dengan ruang makan. Hanya dibatasi oleh sebuah partisi. Terlihat pak Tua Tommy sedang menata sarapan.
"Selamat pagi Tommy" sapa Pirentz.
"Ah ya... Selamat pagi Tuan. Apa tidurmu nyenyak?".
"Tentu saja Tommy. Aku menikmati istirahatku. Oh ya, apa kau melihat Velicia, aku tak menemukannya di kamar".
Wajah Pirentz terlihat cemas tapi juga malu. Ia yakin Tommy pasti melihatnya tidur di ruang tamu dan pak tua itu tentu bisa menilai apa yang terjadi.
Tommy menegakkan punggungnya sebentar dan menatap Pirentz sambil tersenyum.
"Kau tentu mengenalnya lebih dari siapapun. Hmmm... sarapan ini dibuat oleh Velicia dan istriku".
Mata Pirentz melotot tak percaya, ia ingat semalam Velicia bersikeras untuk menemui istri Tommy.
" Kau benar Tom"suara Pirentz terdengar pasrah.
"Dia benar-benar istimewa dan aku menyesali itu" lanjutnya.
Tommy menghampirinya dan menyentuh pundaknya.
"Biarkan takdir bekerja dengan caranya sendiri. Yang perlu kau lakukan adalah jangan pikirkan apapun. Nikmatilah waktumu hari ini bersamanya. Jangan biarkan penyesalan itu datang dua kali".
Pirentz menggigit ujung bibirnya mencoba menahan gejolak hatinya. Rasa sakit itu masih bercokol kuat di hatinya. Seberapa gigih ia berjuang, tetap saja rasa sakit itu tetap menghukumnya.
Tapi, kata-kata Tommy barusan ada benarnya. Setidaknya ia akan mencobanya hari ini. Entah berhasil atau tidak ia tetap akan mencobanya.
Aku hanya ingin menikmati semuanya hari ini tanpa mengingat masa lalu...
"Baiklah Tom. Apa aku bisa menemuinya sekarang?".
"Tentu saja, ajaklah mereka untuk sarapan. Aku akan menunggu di sini".
Pirentz menangkap harapan dalam ucapan Tommy. Entah apa yang terjadi antara Tommy dan istrinya tapi ia tahu mungkin kebersamaan ini tak pernah ada. Entah sudah berapa lama.
Tommy sedang berjuang untuk memulihkan hubungannya. Ia hanya ingin Georgina bisa kembali menjadi dirinya sendiri.
Melewati lorong kecil yang menghubungkan rumah utama dan sebuah rumah kecil Pirentz tiba di sebuah halaman tak terlalu luas.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT SAME (COMPLETE)
Любовные романыKehidupan masa lalu yang menyakitkan membuat Velicia mengambil keputusan untuk pergi. Ia melarikan diri ke New York untuk mencoba takdirnya sendiri. Meraba dalam gelap dan berjuang dengan menggertakan gigi. Sebuah keputusan mendadak tapi membawa per...
