Dua hari lagi adalah hari pernikahan Edgard dan Velicia. Bahkan undangan sudah disebar.
Keduanya sepakat untuk hanya mengundang sahabat dekat mereka saja.
Hal ini karena hingga saat ini Grandma sama sekali belum memberikan restunya pada mereka berdua.
Dan Velicia tak ingin menyakiti Grandma dengan perayaan upacara pernikahan yang mewah dan meriah.
Keduanya juga masih bekerja seperti biasanya. Rencananya mereka akan mengambil cuti sehari sebelum pernikahan untuk memanjakan tubuh di tempat perawatan dan mempersiapkan diri untuk hari penting itu.
Davina baru saja tiba dari Boston. Seperti biasa ia akan melaporkan perkembangan perusahaan Pirentz yang ia kelola atas permintaan Velicia.
Setelah melakukan tugasnya, Velicia mengajaknya untuk makan siang di sebuah restoran sebelum ia kembali ke hotel.
Ya. Davina termasuk salah satu tamu istimewa yang diundang Velicia.
"Davina... ".
Kata Velicia begitu mereka selesai makan.
Davina yang baru saja meneguk jus buahnya menatap Velicia dan tersenyum." Apa kau benar-benar tidak punya informasi apapun tentang Pirentz? ".
Davina menggeleng pelan. Ia sangat terkejut dengan pertanyaan itu.
" Aku harap keputusanku untuk menikah dengan Edgard adalah hal yang tepat. Dan itu tak akan menyakiti siapapun termasuk orang tua Pirentz dan Edgard".
"Tentu saja itu hal yang benar Nona. Kami semua mendukungmu. Termasuk Pirentz... Maksudku jika ia masih ada tentu ia juga setuju. Anda berhak bahagia".
Velicia mengulurkan tangan dan memegang tangan Davina.
" Terima kasih Dav. Aku hanya sedikit gugup. Aku merindukan Pirentz... Sedikit merindukannya. Aku berharap ia masih hidup agar suatu hari nanti aku bisa bertemu dengannya. Aku ingin mengatakan kalau aku tidak membencinya dan aku ingin ia pun menemukan kebahagiaan sama sepertiku".
Mata Velicia berkaca-kaca. Ia tahu tak mudah bagi Pirentz untuk memikul rasa bersalah sepanjang hidupnya.
Ia hanya ingin diberi satu kesempatan untuk bertemu dengan lelaki yang pernah dicintainya di masa lalu itu.
"Berdoalah jika Anda benar ingin itu terjadi. Karena kita semua tidak tahu apakah dia masih hidup atau tidak. Siapkan dirimu untuk hari bahagiamu. Jangan cemaskan hal-hal yang sudah lewat".
Davina mengusap punggung tangan Velicia seperti seorang sahabat.
" Terima kasih".
Lalu keduanya beranjak dari situ. Davina pulang ke hotel sedangkan Velicia pulang ke penthousenya.
Saat tiba di penthouse Edgard juga baru tiba. Keduanya duduk di sofa yang menghadap ke jendela besar.
"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat sekarang".
Kata Edgard serius. Velicia menatapnya penasaran.
" Apa aku harus mandi dan berganti pakaian? ".
" Baiklah. Gunakan pakaian yang nyaman dan sneakers".
Kata Edgard lagi.
Velicia mengecup pipinya singkat dan naik menuju kamarnya. Hanya butuh 5 menit dan ia sudah kembali dengan penampilan yang diminta Edgard.
Tanpa basa - basi lagi keduanya segera meninggalkan penthouse. Velicia penasaran tapi ia tak ingin bertanya. Mungkin ini kejutan atau semacamnya yang disiapkan Edgard untuknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
NOT SAME (COMPLETE)
RomanceKehidupan masa lalu yang menyakitkan membuat Velicia mengambil keputusan untuk pergi. Ia melarikan diri ke New York untuk mencoba takdirnya sendiri. Meraba dalam gelap dan berjuang dengan menggertakan gigi. Sebuah keputusan mendadak tapi membawa per...