HAPPY WEEKEND

307 26 0
                                    

Edgard menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat lalu keduanya keluar untuk makan siang. Velicia memberi tahu Adrian bahwa tak ada jadwal meeting di akhir pekan. Ia ingin waktunya sendiri.

Setelah makan siang Edgard mengantar Velicia ke kantor V-Realty Trust.

"Kau bisa istirahat di kamarku. Aku akan menyelesaikan beberapa berkas" Ujar Velicia sambil menunjuk kamar pribadinya di kantor.

"Tidak. Aku akan menemanimu" tolak Edgard sambil melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping Velicia.

"No Ed. Aku tak akan fokus bekerja. Ayolah, jika aku lebih cepat selesai maka kita akan punya lebih banyak waktu".

Velicia mendorong tubuh tinggi itu hingga pintu kamarnya. Ia menangkup pipi pria tercintanya.

" Kau bisa istirahat atau membaca atau... ".

Cup!!!
Edgard melumat bibirnya singkat.

"Baiklah sayang".

Velicia tertawa lalu berbalik menuju meja kerjanya. Ia yakin CCTV sudah merekam adegan tadi dan itu akan membuat tim yang bekerja disana dijamin akan melotot tak percaya.

Ah!!! Masa bodoh. Kini ia tak perduli lagi. Sepanjang itu tak mengganggu privasi orang lain ia tak terpengaruh sama sekali. Toh, sebentar lagi mereka akan menikah.

Memikirkan kata menikah Velicia tersenyum lebar sambil menggeleng tak percaya. Akhirnya ia bisa menemukan pria yang tepat untuk masa depannya.

Diluar dugaan pekerjaannya baru selesai saat hari hampir petang. Para karyawan juga sudah pulang. Bahkan Adrian sudah pamit setengah jam yang lalu setelah menggoda Velicia.

Ia meregangkan kedua tangannya dan memijit tengkuknya yang tegang. Ia benar-benar melakukan pekerjaannya dengan maraton tapi tetap teliti dan cermat.

Ia berdiri dan berjalan menuju kamar Edgard berbaring. Perlahan ia mendorong pintu dan benar saja pria itu tidur pulas dengan posisi tengkurap.

Velicia tersenyum dan menghampirinya. Ia duduk di sisi ranjang dan memandang pria itu.

Perlahan ia bangkit dan berjalan keluar. Pikirnya, mungkin Edgard memang butuh istirahat mengingat semalam ia tidur sudah dini hari dan bangun pagi untuk ke kantor. Apalagi ia baru saja dipengaruhi alkohol.

Velicia menyeduh segelas espresso dan berdiri di jendela besarnya lalu membuang pandangan keluar. Suasana senja kota New York yang ramai dan arus padat lalu lintas menjadi pemandangan khas kota megapolitan.

Pikirannya berkelana, membawanya mereview semua momen bersama Edgard. Dimulai dari pertemuan mereka yang dingin dan kaku. Lalu usaha Edgard untuk mendekatinya dan membangun komunikasi. Walau penuh proses dan waktu lama.

Tak hanya itu. Edgard memulai pertemanan dengan perhatian-perhatian kecil yang semakin meluluhkan dinding es dihatinya. Hingga Edgard masuk dalam lingkaran rumit masa lalunya dan Pirentz.

Pria itu bahkan ada saat Velicia tak menganggapnya ada. Bahkan di titik terendahnya pun Edgard ada disana tanpa protes atau keluhan. Ia hanya membisu disisi Velicia hingga masa lalu itu selesai.

"Kau berhak mendapat semuanya Ed, setelah apa yang sudah kau lakukan dengan tulus untukku" gumam Velicia sambil menyeruput espresso di tangannya. Matanya berkaca-kaca.

Sebuah tangan melingkar di perutnya dan sebuah ciuman mendarat di puncak kepalanya. Hangat dan menenangkan.

"Apa yang sedang kau pikirkan, mmm? " ujar Edgard.

"Hanya mensyukuri segalanya Ed" Balas Velicia dengan suara tercekat. Air matanya mendesak untuk keluar.

Ia membalikan tubuhnya dan menatap Edgard lekat.

NOT SAME (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang