Waktu hampir pukul 12.00 tengah malam ketika acara dinner selesai. Sebenarnya Andrew telah menyewa kamar suite di salah satu hotel terbaik di Bern sebagai hadiah pernikahan sahabatnya namun Pirentz menolak.
"Aku lebih suka berada di penthouse karena nyaman. Lagi pula aku bisa puas tidur tanpa terganggu oleh pelayan atau apapun".
Jawaban Pirentz sontak mengundang tawa dari Brady dan Jose.
" Kau benar kawan. Selimut di hotel berbeda dengan selimut di rumah".
Tambah Brady yang langsung mendapat pelototan mata dari Nichole istrinya.
Wajah Velicia memerah. Ia kesal dan malu karena Pirentz bicara tanpa berpikir panjang.
"Kami hanya di sini beberapa hari, jadi kami ingin beristirahat sebelum kembali ke Manhattan".
Ucapan Velicia langsung disambut anggukan Pirentz.
Akhirnya mereka kembali ke apartemen mereka masing- masing. Kecuali Tommy dan Georgina, mereka kembali ke penthouse dengan mobil yang berbeda.
Tiba di penthouse mereka langsung menuju kamar.
" Aku akan membersihkan diri terlebih dahulu".
Kata Velicia saat meletakkan clutch bag di nakas. Pirentz sedang melepas sepatu dan jasnya.
Velicia kesulitan membuka resleting di bagian punggungnya. Hal ini menjadi perhatian Pirentz hingga ia berdiri dan membantu menarik resleting itu.
Ia mengeraskan rahangnya saat jari tangannya tak sengaja menyentuh pundak mulus dan putih milik Velicia.
Walau sudah puluhan tahun mengenal Velicia, ini pertama kalinya ia melihat sebagian tubuh Velicia bahkan menyentuhnya tanpa sengaja.
Velicia yang sedikit kaget langsung menarik tubuhnya menjauh lalu mengambil bathrobe dan buru- buru melangkah ke kamar mandi.
Pirentz memilih keluar menuju dapur untuk menetralkan debaran jantungnya. Ia membuat segelas Americano dan segelas susu hangat untuk Velicia.
Hampir setengah jam lamanya ia duduk di bar kitchen sambil menikmati kopinya. Hingga ia berpikir jika Velicia sudah selesai berpakaian.
Benar saja. Saat mendorong pintu, Velicia sedang memoles skin care di wajahnya. Rambutnya dibiarkan tergerai.
Pirentz menyodorkan gelas susu dan bersandar di sudut meja rias menghadap Velicia.
"Apa menjadi perempuan harus melakukan semua itu? ".
Velicia tertawa. Ia menatap Pirentz.
" Tergantung pola pikir orang. Setiap orang berhak memperlakukan dirinya dengan nilainya sendiri- sendiri. Kalau aku, melakukan ini adalah caranya aku bersyukur dan merawat anugerah Tuhan padaku. Aku hanya ingin berterima kasih pada diriku sendiri untuk apapun yang terjadi dalam hidupku".
Ucapan Velicia yang panjang membuat Pirentz kagum. Dalam hati ia mengiyakan kalimat- kalimat itu.
Sedari dulu, setiap pakaian yang melekat pada tubuh Velicia selalu standar sesuai kebanyakan orang. Semuanya cenderung sopan dan tertutup.
Bahkan saat memiliki segalanya seperti sekarang pun, cara berpakaian Velicia tetap sopan. Mungkin itulah yang membuat banyak kolega bisnis menaruh hormat dan menghargai dirinya.
Velicia selalu memasang jeruji harga diri yang tinggi untuk dirinya sendiri.
"Aku selalu bangga padamu".
![](https://img.wattpad.com/cover/287526524-288-k558748.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT SAME (COMPLETE)
عاطفيةKehidupan masa lalu yang menyakitkan membuat Velicia mengambil keputusan untuk pergi. Ia melarikan diri ke New York untuk mencoba takdirnya sendiri. Meraba dalam gelap dan berjuang dengan menggertakan gigi. Sebuah keputusan mendadak tapi membawa per...