CHARLES TOWN

320 23 2
                                    

Velicia mengambil cuti selama 4 hari. Rencananya ia akan mengunjungi kampung halamannya. Ia sudah meminta Adrian mengatur jadwalnya. Dan Ia belum memberitahu Edgard. Tapi ia yakin pria ini pasti tak akan menolak.

Pagi-pagi benar ia sudah menghubungi Edgard agar menemuinya di penthouse sebelum ke kantor. Rencananya ia akan mengambil penerbangan komersial di pagi hari.

"Kau membuatku cemas Vel" Kata Edgard begitu memasuki ruang tamu. Ia melihat koper di sudut ruangan.

Lalu ia duduk di samping Velicia. Berharap gadis itu akan menjawab kerut di keningnya.

"Aku mengambil cuti 4 hari. Aku ingin pulang ke Charles Town. Sudah lama sekali aku tak berkunjung" Ucap Velicia dengan suara sedikit tercekat.

"Itu hal yang baik. Aku akan menemanimu" jawab Edgard menatapnya serius.

"Tapi pekerjaanmu banyak Ed. Aku tak ingin merepotkan dirimu".

" Semua bisa di atur. Aku akan menjemputmu atau kau ikut saja denganku ke kantor setelah itu kita berangkat dari sana. Aku harus menyelesaikan beberapa hal kecil".

Velicia menarik napas. Ia merasa tak enak pada Edgard. Tapi ia pikir itu ide yang baik. Lagipula ia butuh seseorang bersamanya karena ia sedang tidak baik-baik saja.
"Baiklah Ed".

Tanpa membuang waktu mereka segera pergi ke kantor Edgard. Velicia duduk di sofa dan menghadap tablet nya sedangkan Edgard sedang memberikan beberapa arahan pada sekertaris dan ketua Tim yang menangani proyek di Jerman.

Waktu menunjukan pukul 10.00 ketika Edgard menghampiri Velicia.

" Sekarang, kita akan berangkat dengan jet pribadiku. Orangku sudah menyiapkan segalanya".

Velicia menatapnya sesaat.
"Aku mencintaimu Ed".

"Apapun yang bisa kulakukan akan aku lakukan sebisaku. Kau tahu aku bahkan ingin menukar nyawaku untukmu".

Edgard mengecup kening Velicia dengan mesra. Velicia memeluknya erat. Ada rasa tak berdaya di sudut hatinya.
" Aku mencintaimu Edgard Rayyan. Selalu. Jangan pernah  berpikir untuk meninggalkan aku sedetikpun".

"Aku janji. Akan tetap disisimu selama kau menginginkannya" balas Edgard.

Ponselnya berdering. Ia menjawabnya cepat. Lalu menarik tangan Velicia untuk berdiri.

"Ayo berangkat sayang. Semua telah siap".

Keduanya turun dan menuju mobil yang telah parkir di lobi. Edgard membuka pintu untuk Velicia setelah itu ia juga masuk di jok belakang dan duduk disamping Velicia.

Tak lama kemudian mereka sudah tiba di hanggar pribadi keluarga Rayyan.

Seorang wanita menghampiri mereka dan mengambil koper dari bagasi mobil. Sedangkan di tangga pesawat seorang pilot menyapa Edgard dan Velicia.

Perjalanan itu memakan waktu kurang lebih 4 jam. Velicia memilih untuk bersandar pada bahu Edgard. Tak banyak yang ia lakukan seperti biasanya karena ia sedang dilanda rasa tak percaya diri saat membayangkan dirinya menginjakan kakinya lagi di rumah orang tuanya.

Edgard sangat menyadari itu, jadi ia sama sekali tak menuntut Velicia untuk bicara. Ia ingin memberikan waktu kepada Velicia untuk menata perasaannya sendiri. Karena ia tahu langkah pertama setelah badai selalu adalah hal yang sulit.

Setelah tiba di kota Charlestown hari hampir petang. Taksi yang membawa mereka berhenti tepat di sebuah rumah batu-bata merah yang terlihat sunyi.

Semuanya masih sama dalam penglihatan Velicia. Hanya atap rumah itu yang terlihat berubah.

NOT SAME (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang