NOT EASY ROAD

605 36 0
                                        

Ketika hampir tiba di lift pintu terbuka. Seorang pria tegap berjas menghampiri Pirentz.

"Semua telah siap bos"ujarnya.

Pirentz mengangguk lalu masuk ke dalam lift diikuti Brady, Edgard dan pria berjas tersebut. Pirentz mengulurkan tangan dan menekan tombol menuju rooftop.

Brady dan Edgard memandangnya keheranan namun ia acuh saja membiarkan kedua sahabatnya melongo padanya.

Lift berhenti dan mereka berjalan keluar. Brady tahu mereka akan kemana. Menyusuri tangga kecil Pirentz mendorong pintu besi dan tampaklah sebuah helikopter di landasan.

Disana juga terlihat Velicia dan Noel. Mereka bertiga menghampiri Velicia.

"Ayo.. " .

Pirentz mengajak Velicia menuju helikopter berlogo P&R.com
Velicia menggeleng.

"Aku akan pulang bersama Edgard dengan mobil".

" Jangan keras kepala. Ayo!"desak Pirentz.

Brady yang melihat perdebatan itu menyela.

"Aku pikir Pirentz benar Vel. Ini bukan saatnya berdebat. Lagipula apa kau lupa kau siapa?".

" Apa maksudmu Brad?"tanya Velicia.

"Kau adalah boss V-Trust. Jika kau keluar dari pintu rumah sakit dan seseorang melihatmu bersama Pirentz, Edgard, Noel bahkan aku, kau pasti tahu apa yang akan terjadi".

Noel mengangguk mengerti. Edgard juga.

Mungkin ini yang dikatakan Pirentz tadi, dia akan mengatur segalanya.

Batin Edgard.

"Ya Vel. Percayalah Pirentz melakukan ini untuk kebaikan kita semua. Apalagi ini siang hari. Kita tak akan tahu seberapa tajam para pemburu berita mencium keberadaan kita".

" Baiklah".

Ucap Velicia sambil mengulurkan tangannya pada Pirentz yang membantunya naik ke helikopter.

"Ayo Edgard"ajak Pirentz.

Edgard mengangguk dan naik. Kemudian Pirentz melirik pada pria berjas tadi.

" Antarkan mereka ke alamat yang aku kirimkan".

Pria itu mengangguk lalu naik menyusul Edgard dan Velicia. Dia yang akan mengemudi.
Pirentz menghampiri Velicia dan Edgard.

"Semoga kalian nyaman. Kita akan bertemu lagi sebelum kalian pulang ke New York. Edgard tolong jaga Velicia".

Pirentz menutup pintu dan mengambil kacamata hitam dan memakainya. Ia segera berbalik dan menjauhi helipad. Deru mesin yang bising menandakan mereka segera takeoff.

Velicia melihat ke bawah. Pirentz tak berbalik untuk melihat mereka. Punggungnya semakin jauh menuju pintu rooftop. Sementara Brady dan Noel masih melambai padanya.

Ia meremas kedua tangannya dan menggigit bibir bawahnya kuat. Edgard melihat itu. Ia menggenggam tangan Velicia hangat dan tersenyum padanya.

" Semua akan baik-baik saja. Kendalikan dirimu".

Ia meraih kepala Velicia dan meletakkannya di bahunya. Ia tahu perasaan itu datang lagi pada Velicia.

Sementara itu Pirentz yang berjalan menuju lift sama hancurnya. Kakinya begitu goyah. Hatinya benar-benar remuk.

Setiap kali melepas Velicia entah untuk apapun, ia selalu merasakan penyesalan. Apalagi kini ada Edgard diantara mereka. Ia merasa cemburu tapi saat yang sama ia merasa malu pada dirinya.

Tepat saat pintu lift terbuka, Noel dan Brady menghampirinya. Pirentz diam saja, ia menyandarkan tubuhnya disisi lift. Ia tak melepas kacamatanya. Ia tahu Brady dan Noel akan tahu kepedihan hatinya jika melihat matanya saat ini.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Brady.

"Tentu saja. Ada apa denganmu?".

" Aku hanya bertanya. Oh, ayolah".

Brady menepuk punggungnya.
Noel hanya memandang mereka tanpa kata. Ia tahu  Pirentz tidak baik-baik saja.

Lift membawa mereka ke lantai dasar. Baru saja mereka keluar, ekor mata Noel melihat beberapa kamera tersembunyi diantara bangku tunggu yang ramai oleh antrian pasien. Ia segera berbisik di telinga Pirentz.

"I know Noel. Biar aku yang mengurusnya".

Mereka menuju pintu keluar. Begitu pintu terbuka beberapa wartawan menghampiri mereka.

" Halo Mr. Ronalds. Senang berjumpa denganmu"sapa salah satu dari mereka.

Pirentz hanya melambai dan menuju mobilnya. Noel mengikutinya tanpa bicara.

"Kami mendengar semalam anda tergesa-gesa kesini. Apa terjadi sesuatu?"tanya suara yang lain.

Pirentz tak menjawab, ia membuka pintu mobilnya.

" Apa ini ada hubungannya dengan mantan kekasih anda Nona Thompson?".

Pirentz menghentikan tangannya dan berbalik.

"Darimana kau mendapat berita sampah seperti itu?".

" Tapi seseorang melihat Nona Thompson keluar dari sebuah hotel bersama adik sepupumu ini. Itu berarti ia ada di Boston".

"Lalu apa yang kalian inginkan?".

Balas Pirentz dingin sambil masuk ke mobilnya. Noel ikut masuk dan membanting pintu.

Para pemburu berita tidak menyerah. Mereka menghadang mobil Pirentz.

Pirentz meminta sopirnya untuk tancap gas. Setelah berada di jalan raya ia menelepon seseorang.

"Cari tahu siapa yang sudah mengambil gambar Velicia dan Noel. Urus semuanya segera".

Pirentz menyimpan ponselnya dan memandang Noel.

" Jangan sampai Velicia tahu tentang ini".

Noel mengambil ponsel dan mengirim chat pada Edgard.

"Ya. Tapi aku tak yakin. Oh my God".

Edgard dan Velicia baru saja tiba di hotel. Bunyi notifikasi ponsel menyita perhatiannya. Ia membacanya dan berpikir sejenak. Ia mengantar Velicia ke kamarnya.

" Bersihkan dirimu. Aku akan menunggumu".

"Aku bisa sendiri Ed. Lagipula kau pasti lelah. Kau kembali ke kamarmu saja".

" Ayolah. Jangan berdebat Vel. Kita hanya punya sedikit waktu saja. Kita harus menggunakan penerbangan sore".

Velicia tak menyahut, ia lalu beranjak ke kamar mandi. Setelah pintu kamar mandi tertutup Edgard segera mengambil ponsel Velicia dan membukanya.

Karena kehebatan IT_nya Edgard dengan mudah membuka password ponsel.
Setelah itu ia memasukan beberapa sandi yang berguna untuk memblokir pesan yang masuk dari situs berita.

Bagaimanapun juga Velicia tak boleh tahu insiden kecil itu. Ia takut Velicia akan stress dan kembali memikirkan Pirentz.

Sambil menunggu Velicia ia membuka ponselnya dan benar saja berita keberadaan Velicia di Boston menjadi headline situs bisnis dan gosip. Bahkan mereka melampirkan foto Noel dan Velicia yang tengah berjalan menuju mobil.

Oh God, jangan lagi. Ia baru saja berdiri. Vel, sesulit inikah jalanmu???

***

NOT SAME (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang