NO ED !!

370 23 6
                                        

Dokter tergesa-gesa menaiki tangga menuju kamar Velicia. Ia mengetuk pintu sebentar dan perlahan masuk.

Velicia berdiri di depan jendela dan bersandar.

"Selamat siang Mrs. Rayyan. Maaf aku sedikit terlambat. Aku akan memeriksa kondisimu".

Sapa dokter ragu. Kemudian ia melirik pada perawat perempuan yang selalu menjaga Velicia.

" Mari Nyonya".

Perawat itu mempersilahkan Velicia naik ke ranjang dan berbaring.

Dokter mulai memeriksa sebentar dan mengajukan beberapa pertanyaan.

"Semuanya sudah baik- baik saja. Anda bisa kembali beraktifitas seperti biasanya".

Kata dokter sambil memasukan stetoskop ke dalam tasnya.

Velicia tersenyum kecil dan mengangguk.

" Terima kasih dokter. Tapi bolehkah aku menanyakan satu hal padamu? ".

Dokter sedikit terkejut tapi ia berusaha berpikir normal. Jangan sampai ia melakukan kesalahan.
Kemudian ia mengangguk.

" Sejak kapan aku ada di sini? Siapa yang membawaku ke sini? ".

Dokter berusaha tenang dan tersenyum.

" Ini hari ketiga kita ada disini. Kami bersamamu saat berangkat dari Swiss".

Perawat itu meremas jarinya. Ia tahu dokter sudah salah bicara. Dan benar. Velicia langsung bersemangat dan bangun.

"Apa kau tahu kita berangkat bersama suamiku? ".

Dokter mengangguk lagi. Velicia berdiri dan menggenggam tangan dokter.

" Apa dia sedang pergi bekerja? Apa dia baik-baik saja? Apa dia yang memintamu merawat ku? ".

Dokter menggeleng.

" Nyonya Rayyan Tua yang memintaku merawatmu dan... ".

Tiba-tiba pintu terbuka dan Grandma masuk. Ia menatap tajam pada dokter.

" Bersihkan dirimu. Aku menunggumu di meja makan".

Kata Grandma pada Velicia, kemudian ia memberi isyarat pada dokter untuk keluar bersamanya.

Velicia mengangguk patuh. Ia membiarkan perawat membawanya ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya dengan air hangat.

Setelah itu mereka masuk ke dalam walk-in closet milik Edgard.

Velicia terpaku melihat begitu banyak pakaian yang berjejer dan juga sepatu milik Edgard. Di tengah terdapat rak meja kaca berisi aneka dasi dan jam tangan.

Ia mengenali beberapa karena ia pernah melihat Edgard memakainya.

Ia menggeser pintu lemari yang terbuat dari kaca transparan. Ada begitu banyak kemeja yang tergantung.

Ia mengambil salah satu dan menciumnya lama. Wangi parfum khas Edgard yang menempel di situ semakin membuat rindu meluap di hatinya. Ia semakin membenamkan wajahnya di baju itu.

"Nyonya. Pakaian Anda sudah  siap".

Ucapan perawat seakan membawanya pada kenyataan yang sesungguhnya. Ia tersenyum dan mulai memakai pakaian yang dipilih oleh perawat itu.

Kemudian mereka keluar. Velicia masih menggenggam kemeja Edgard di tangannya. Sesekali ia mencium baju itu untuk merasakan aroma tubuh suaminya.

Grandma sudah menunggunya di meja makan.

Velicia menarik kursi dan duduk. Grandma menatap kain yang ada di tangan Velicia.

"Maafkan aku Grandma. Aku hanya sangat merindukan Edgard. Ijinkan aku menyentuh dan mengambil ini. Aku akan menaruhnya saat Edgard pulang".

NOT SAME (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang