MOVE ON

975 53 0
                                    

Dalam perjalanan pulang Velicia lebih banyak diam. Ia terus memandang keluar jendela. Edgard menyetir mobil Velicia. Ia tak mengijinkan Velicia menyetir dengan keadaan seperti ini.

"Apa kau baik-baik saja?"tanya Edgard memecah kesunyian.

"Kurasa kau tahu jawabannya Ed".

Edgard mengangguk. Ia bingung harus mengatakan apa.

Ia menepikan mobil di sebuah cafe kecil.

"Ayo sarapan"ajak Edgard.

Velicia menuruti Edgard masuk ke dalam cafe. Karena hari masih pagi belum terlalu ramai. Mereka mengambil tempat dekat jendela.

"Kau ingin pesan apa?" tanya Edgard.

"Sesuatu yang bisa membuat perasaanku lebih baik"jawab Velicia.

Edgard memesan segelas coklat hangat untuk Velicia sedangkan untuk dirinya segelas espresso. Juga tak lupa 2 porsi kecil lava cake.

Mereka menikmati sarapan dengan hanya saling memandang.

"Apa kau akan bekerja hari ini?".

"Tentu saja Ed. Apa yang kau pikirkan?".

"Bukan apa-apa. Lupakan saja".

"Aku baik-baik saja Ed".

"Ya. I know Vel".

Setelah sarapan Edgard mengantar Velicia pulang ke 145 Hudson Street. Ia menunggu Velicia bersiap. Ia akan mengantar Velicia ke kantor karena mobilnya masih di bandara.

Ia sudah menelpon sopirnya untuk mengambil mobilnya dan akan menjemputnya di kantor V-Realty Trust.

Velicia tampak segar dengan setelan kantor berwarna kuning dengan dalaman bunga-bunga. Rambutnya dibiarkan terurai dengan sedikit gelombang di ujungnya.

"Matahari benar-benar terbit sekarang"kata Edgard berbinar.

"Oh ya? Apa kau terpesona?"balas Velicia.

"Mungkin..hmmm sedikit"jawab Edgard ragu.

"Baiklah,hanya sedikit".

Velicia manggut-manggut.

"Bukan itu Vel..".

"Ayolah aku hanya bercanda Ed".

"Ayo berangkat. Kau juga harus ke kantor bukan?".

"Aku bosnya jadi terserah aku".

"Ya..ya..kau benar. Ayo!"desak Velicia.

Sepanjang perjalanan wajah Velicia terlihat berbinar.

Berbeda dengan saat pulang dari bandara.

Mungkin ia sudah baik-baik saja sekarang. Pikir Edgard.

Tiba di kantor sopir Edgard telah menunggunya.

"Thanks Ed sudah menemani pagiku. Aku berutang budi padamu".

"Ah!! Vel. Itu bukan apa-apa. Itu adalah kewajiban seorang teman".

"Kalau begitu aku sangat beruntung menjadi temanmu".

Velicia menjawab dengan tawa kecil yang memperlihatkan deretan giginya yang rapi.

"Semoga harimu menyenangkan Vel. Hubungi aku jika kau butuh sesuatu".

"Ya Ed. Sekali lagi terima kasih".

Velicia melambai pada Edgard yang segera masuk ke mobil dan berlalu.

Dalam perjalanan Edgard menggenggam kotak bludru yang diberikan Pirentz tadi pagi. Ia memandang kotak itu lekat.

Sekuat itukah cinta mereka?
Sebesar itukah cinta mereka?
Apa yang harus aku lakukan?
Ini tak akan mudah....

Ia menyugar rambutnya frustasi.

"Apa tuan baik-baik saja?"tanya sopirnya dari depan.

"Tidak".

Jawab Edgard jujur. Ia memejamkan mata dan mengingat semua yang baru saja terjadi. Ia cemburu.

Velicia melakukan seluruh rutinitasnya seperti biasa. Entah mengapa kali ini perasaannya begitu damai. Walaupun sudah berjam-jam berkutat dengan berkas-berkas yang menumpuk, ia merasa tidak lelah.

Aku akan hidup dengan bahagia Rentz. Kau juga.
Biarlah ini menjadi cerita suatu hari nanti.

Ia menarik napas pelan. Ia berdiri dan menuju ruangan khusus untuk istirahat. Ia ingin tidur sedikit. Pagi ini sangat melelahkan untuknya.
Ia menelpon Adrian.

"Tunda semua agendaku hingga makan siang. Aku ingin tidur sebentar. Aku lelah".

"Tentu saja. Jangan bekerja terlalu keras".

Velicia naik ke tempat tidur dan merebahkan diri. Ia memeluk dirinya dan menekuk kakinya.

Aku akan memulai menata hatiku Rentz.

Ia memejamkan mata dan tertidur. Tidur yang sangat nyenyak.

Velicia terbangun karena merasa lapar. Ini waktunya makan siang. Satu hal yang tak pernah ia lewatkan adalah makan. Apapun masalahnya, sesulit apapun keadaannya ia akan makan tepat waktu.

Ia hanya ingin menjaga dirinya agar selalu sehat.

Ia mandi sebentar dan merapikan dirinya. Ia terlihat lebih segar. Bahkan mata sembabnya telah hilang.

Ia membuka pintu dan keluar.

"Kau sudah bangun?"sapa Edgard.

"Angin apa yang membawamu ke sini?".

"Aku hanya ingin mengajakmu untuk makan siang".

"Ayolah. Aku yang traktir. Aku bosan makan sendiri"pinta Edgard.

"Ya sudah. Aku juga sudah lapar".

Mereka makan di Eleven Madison Park. Setelah makan siang Velicia mengajak Edgard ke taman favoritnya.

Velicia memilih duduk di hamparan rumput di bawah pohon sambil menjulurkan kakinya.

Ia memejamkan matanya membiarkan angin menerpa wajahnya.

Edgard hanya tersenyum melihat tingkahnya. Benar-benar jauh dari perkiraannya dahulu.

Ternyata sosok asli Velicia seperti ini. Menyenangkan.

"Kalau aku tahu rasanya seperti ini, aku pasti sudah melakukannya dari dulu Ed. Aku tak akan menyiksa diriku selama 10 tahun".

"Kadang sesuatu harus terjadi agar kita belajar Vel".

"Kau benar Ed. Aku banyak belajar dari kepahitan ini".

"Laki-laki yang menangis di depanmu dan tak ingin berpisah darimu adalah laki-laki yang benar-benar mencintaimu. Seorang laki-laki tak mudah untuk mengeluarkan airmatanya".

Kata Edgard serius.

"Tapi Ed. Kau tak disana 10 tahun yang lalu...".

Protes Velicia.

"Aku tak memintamu untuk membenarkan perbuatan Pirentz di masa lalu. Aku hanya ingin kau belajar untuk mendengarkan alasan dari sebuah kesalahan".

"Seandainya mereka tidak tidur bersama,itu hal yang berbeda Ed".

Velicia tetap protes. Kali ini dengan nada kesal.

"Baiklah. Itu adalah keputusanmu. Apapun yang terbaik untukmu aku akan selalu mendukungmu. Aku hanya ingin di kemudian hari tidak ada kesalahan yang sama".

"Apa maksudmu Ed ?".

"Vel. Jangan pernah lari dari masalah yang kesimpulannya kau buat sendiri. Kau harus memberikan ruang untuk mendengarkan penjelasan dan menemukan solusi akhir. Jika kau pergi dengan luka dan kesimpulanmu sendiri,itu hanya akan membuatmu menderita. Dan,orang yang kau tinggalkan akan hidup dengan tanda tanya seumur hidup. Ini bukan tentang benar dan salah. Tapi ini tentang penyesalan yang kau dapat setelah kau menyadarinya".

Velicia terdiam mendengar apa yang dikatakan Edgard.
Ia menatap Edgard dengan tatapan bodoh.

"Aku belum pernah memberikan Pirentz kesempatan untuk menjelaskan. Aku hanya mendengarnya saja dari Anna....".

Deggg!!!!!!!

***

NOT SAME (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang