GRINDELWALD

403 23 0
                                        

Pagi-pagi sekali Pirentz telah menyiapkan perjalanan mereka. Ia meminta orangnya untuk menyiapkan helikopter.

Setelah sarapan siap, ia membangunkan Velicia.

"Selamat pagi Ms. Thompson" goda Pirentz.

"Ini masih terlalu pagi Rentz. Sebentar lagi" Velicia menarik selimutnya sampai leher.

"Hari ini aku punya kejutan untukmu. Ayolah jangan kecewakan aku sayang" bujuk Pirentz.

"Benarkah? Aku tahu kau hanya mencoba memaksaku bangun".

Pirentz mendekapnya dan menggelitik pinggangnya.
Velicia tertawa geli sambil menendang-nendang kecil.

" Aku tak akan berhenti sampai kau bangun"kata Pirentz.

"Ya... Ya... Stop it Rentz!".

Velicia bangun dan menegakkan badannya.
" Lihat aku berkeringat".

"Ayo mandi sana. Aku menunggu di meja sarapan. Jangan lama" Pirentz mengucek rambut Velicia dan keluar dari kamar.

Tak berapa lama Velicia pun siap. Ia hanya mengenakan kaos putih dan blue jeans juga switer pink. Ia memoles wajahnya dengan make up nude dan lipstik pink senada dengan switernya.

"Kau  terlihat sangat segar" sapa Pirentz saat Velicia berjalan ke arahnya.

"Kau selalu berlebihan" Velicia mengecup pipinya dan duduk di sampingnya.

Aroma rose parfum Velicia membuat Pirentz menelan ludahnya. Naluri kelelakian nya menggebu. Ia mengeraskan rahang untuk mengontrol dirinya.

"Minumlah susu hangat dan makan" ucap Pirentz dengan memandang layar ponselnya.

"Apa sesuatu mengganggumu? Atau kau tak suka penampilanku seperti ini? Aku bisa... ".

Ucapan  Velicia tak selesai karena Pirentz menyambar bibirnya dengan rakus.

Entah apa yang di pikirkannya saat ini. Velicia memejamkan mata untuk menikmati lumatan bibir Pirentz yang agak kasar dan menuntut.

Ia menahan napasnya dan mencoba membuka mulut untuk membuang napas. Kesempatan ini digunakan Pirentz untuk mengeksplor seisi mulut Velicia dengan lidahnya.

Pirentz melepaskan ciumannya saat hampir kehabisan napas. Ia membuang mukanya ke samping dan mengepalkan tinjunya.

"Maafkan aku Vel... Aku hanya... ".

"Ssttt... Jangan minta maaf untuk hal ini. Kau mencintaiku dan tak ada kesalahan disini. Lagi pula aku menyukainya"potong Velicia sambil merangkum kedua pipi Pirentz dan menatap tepat bola mata hazel itu.

Pirentz mengulurkan jari telunjuk dan menyapu bibir Velicia.

" Maaf lipstikmu berantakan sayang dan bibirmu sedikit bengkak".

"Tak masalah. Aku bisa memolesnya lagi setelah sarapan nanti. Terima kasih sudah membuat aku bahagia pagi ini".

Velicia meletakan telapak tangan di pipi Pirentz.

"Ayo sarapan. Atau kita batal berangkat".

Velicia tertawa kecil lalu mengambil sarapannya dan mulai makan.

Begitu selesai makan Velicia kembali ke kamar untuk merapikan dirinya lalu membawa mantel dan memakai sepatu boot.

Mereka berdua menuju mobil dan Pirentz menyetir ke taman kota. Taman yang mereka datangi kemarin tepat di utara.

Tiba disana sebuah helikopter telah siap. Beberapa pria berjas menyapa Pirentz dengan hormat lalu mengangguk kepada Velicia.

" Selamat menikmati liburan Anda. Aku harap kalian bersenang-senang. Orangku telah menyiapkan segalanya di sana".

NOT SAME (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang