Edgard sedang sibuk menyiapkan seluruh keperluan pernikahan mereka. Mulai dari lokasi, konsep dan juga pemilihan Wedding Organizer.
Sudah hampir 3 hari ini mereka hanya berbicara melalui ponsel. Edgard juga sedang memberi waktu bagi Velicia untuk membereskan pekerjaannya.
Tanpa sepengetahuan Edgard sore ini setelah pulang kerja Velicia di temani Adrian pergi ke Staten Island.
Awalnya mereka tak diijinkan untuk masuk namun saat menyebut nama Edgard para pengawal Grandma langsung mengijinkan mereka.
Begitu memasuki pintu utama suasana tampak hening. Seorang pelayan perempuan menyambut mereka dan mengatakan Grandma hanya ingin bicara berdua dengan Velicia.
Adrian memahami itu lalu ia menyelipkan sebuah kamera kecil di pergelangan mantel Velicia. Dan tentu saja Velicia tak mengetahui itu.
Kemudian Adrian menunggu di ruang tamu sambil memainkan ponselnya. Dua orang pengawal berdiri tak jauh darinya.
"Selamat sore Grandma. Apa kabar? ".
Sapa Velicia dengan ramah. Grandma berdiri di depan jendela besar dan memunggungi Velicia.
" Apa yang kau inginkan? ".
Tanya Grandma ketus tanpa berbalik untuk menatap Velicia.
" Aku tak menginginkan apa-apa Grandma. Aku datang ke sini hanya untuk menyampaikan bahwa aku sudah memutuskan untuk menikah dengan Edgard dalam waktu dekat".
Grandma tidak terkejut sama sekali. Ia sudah menduga itu melihat betapa tenangnya Velicia pada pertemuan pertama mereka.
Dan ia tahu Velicia bukan tipe yang akan gampang menyerah hanya karena ancaman atau intimidasi dari seseorang termasuk Grandma yang berkuasa.
Velicia masih berdiri. Karena memang Grandma tak memintanya duduk jadi ia tetap menjaga harga dirinya.
Tanpa di duga Grandma tertawa keras. Tawanya seakan mengejek perkataan Velicia dan itu membuat Velicia meremas kuat tasnya.
"Silahkan bermimpi setinggi mungkin. Itu hakmu tapi dari dulu Edgard tak pernah membantah perintahku apalagi menolak permintaanku".
Velicia tak membalas perkataan Grandma. Seorang pelayan datang dan menghidangkan teh dan camilan.
" Aku pamit Grandma. Tolong jaga kesehatanmu".
Ucap Velicia datar. Lalu berbalik menuju pintu keluar tanpa menunggu jawaban Grandma.
Baru beberapa langkah suara Grandma terdengar sinis.
"Kau kira siapa dirimu? Aku tak butuh perhatian darimu dan juga aku punya dokter terbaik di dunia untuk berjaga atas kesehatanku".
Velicia hanya menghentikan langkahnya sesaat tanpa berbalik. Ia tersenyum kecil lalu melanjutkan langkahnya ke pintu keluar setelah Grandma selesai bicara.
"Terbuat dari apa hati dan otak gadis kampungan itu. Ia benar-benar menguji harga diri Rayyan- ku".
Gerutu Grandma kesal karena Velicia tak terpengaruh sedikitpun dengan ucapan kasarnya.
Ketika Velicia mencapai puncak pintu utama dan hendak menuju mobilnya sebuah mobil lain berwarna merah berhenti di dekatnya.
Andrea turun dengan paper bag di tangannya dan memandang Velicia sinis.
" Aku kira anjing yang telah diusir secara tidak terhormat tidak akan menginjakan kaki lagi".
Kata Andrea kasar.
Velicia tak membalasnya. Ia meneruskan langkah tanpa membuka kacamata hitamnya. Ia berharap Adrian sudah di mobil agar mereka bisa langsung pergi dari situ.
"Kau tahu, Grandma hanya mengijinkan Edgard untuk menikah denganku. Bahkan pertunangan kami akan segera dilakukan. Aku harap kau mendengarku dengan baik".
Teriak Andrea karena Velicia sama sekali tidak berbalik ataupun berhenti untuk mendengarkan dia.
Dengan emosi Andrea menyusul Velicia ke mobilnya dan bermaksud ingin mendorongnya.
Tapi ia kalah cepat dengan Adrian yang sudah lebih dulu mencekal tangannya.
" Lepaskan tangan kotormu dariku bedebah! ".
Teriak Andrea tak terkendali. Velicia sudah membuka pintu mobil dan masuk ke dalam.
" Pantas saja Edgard mencintai Velicia. Aku bersyukur ia tak memilih sampah di pinggir jalan".
Balas Adrian tak kalah.
"Kau kira siapa dirimu! Aku adalah calon istri Edgard dan bukan perempuan sialan itu".
Adrian tertawa terbahak- bahak.
" Sekarang aku tahu, bukan saja otakmu yang kotor tapi bahkan seluruh tubuhmu kotor dan itu yang membuat laki-laki sebaik Edgard memilih bos ku. Kau bukan apa-apa di hadapan Edgard. Kita lihat saja, apa yang akan terjadi, bahkan aku punya videomu yang merayu Edgard dengan nakal. Aku tak membayangkan karirmu akan seperti apa saat aku mempublikasikannya".
Wajah Andrea merah padam. Ia berteriak seperti orang gila hingga beberapa pengawal Grandma menghampiri mereka.
"Usir manusia kampungan ini dari sini! ".
Tunjuk Andrea pada Adrian dengan marah.
" Maaf nona. Tapi mereka tamu Grandma".
Kata seorang pengawal.
"Aku akan meminta Grandma memecatmu".
Teriak Andrea sambil berlalu.
Adrian mengucapkan terima kasih lalu segera masuk ke mobil dan keluar dari halaman mansion keluarga Rayyan.
" Ada apa Adrian? ". Tanya Velicia penasaran. Karena memang mobilnya kedap suara.
Adrian tertawa kecil.
" Tak ada yang terjadi. Aku hanya menyapa perempuan monster itu".
"Aku tak percaya saja orang sebaik Edgard punya teman seperti itu". Sambung Velicia.
" Mungkin saja ia punya pribadi ganda. Pura-pura baik di hadapan Grandma tapi sebenarnya sifat aslinya kasar dan temperamen".
"Jangan bicara seperti itu. Ayo bahas hal yang lain saja". Kata Velicia.
Ia memang tak ingin membicarakan sosok Andrea. Karena baginya perempuan itu bukan apa-apa baginya dan lagi pula ia hanya ingin menikmati kebahagiaan hidupnya bersama Edgard.
Mereka tiba di penthouse waktu hari telah malam. Velicia langsung membersihkan dirinya dan menyiapkan makan malam sederhana untuk dirinya.
Sedangkan Adrian sudah pulang dari tadi. Tak lupa ia mengambil kamera kecil yang telah disematkan di lengan mantel Velicia saat di mansion Grandma.
Ia senang, tanpa bekerja keras ia telah mendapatkan satu bukti lagi sebagai senjata untuk menyerang Andrea suatu waktu jika perempuan itu berani macam-macam dengan Velicia.
Ya. Ia telah bertekad untuk melindungi Velicia apapun yang terjadi. Sekalipun dengan nyawanya sendiri.
Karena baginya kebahagiaan Velicia adalah yang paling penting. Dan siapapun yang mencoba merusak kebahagiaan kakaknya itu akan berhadapan dengan dirinya.
Sekarang satu pekerjaan besar baginya adalah bagaimana menghadapi Grandma.
Adrian masih memberi kesempatan pada Velicia untuk berusaha. Dan jika pada akhirnya Grandma tetap tidak memberikan restu maka ia sendiri yang akan menemui Grandma untuk meyakinkan Grandma.
Dugaan Adrian saat ini adalah bahwa mungkin saja Andrea telah lebih dulu meracuni pikiran dan pandangan Grandma dengan cerita bohong.
Tapi Adrian yakin lambat atau cepat ia akan menemukan cara untuk membuka mata Grandma bahwa Andrea tak sebaik apa yang Grandma lihat.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
NOT SAME (COMPLETE)
RomanceKehidupan masa lalu yang menyakitkan membuat Velicia mengambil keputusan untuk pergi. Ia melarikan diri ke New York untuk mencoba takdirnya sendiri. Meraba dalam gelap dan berjuang dengan menggertakan gigi. Sebuah keputusan mendadak tapi membawa per...