JUST MEMORIES

2K 102 3
                                        

Sepanjang perjalanan Velicia terdiam. Ia masih shock dengan kehadiran Pirentz dihadapannya. Ia tak pernah membayangkan akan bertemu bahkan sedekat ini. Dan parahnya lagi mereka terikat kerjasama.

Ia menggeleng perlahan dan memejamkan matanya. Adrian memperhatikan bossnya dengan bingung. Ia ingin bertanya tapi takut. Memang ia dekat dengan Velicia tapi ia tak punya keberanian untuk mencampuri urusan Velicia kecuali Velicia sendiri yang mengatakannya.

"Apa anda baik-baik saja".

Adrian bertanya dengan pelan.

"Tidak Adrian".

"Apa yang harus kulakukan untuk Anda Miss?".

"Bersikaplah seperti kau tak melihat apa-apa".

"Baiklah".

Adrian memandang ke depan. Ia bisa melihat Velicia dari spion mobil.

Ada yang tidak beres. Tapi apa hubungan Velicia dan Mr. Ronalds???

Adrian penasaran.

Aku akan mencari tahu.

"Antarkan aku ke taman kota sebentar saja".

Adrian mengangguk.

Mereka tiba di taman bunga rose di tengah kota. Velicia turun dari mobil dan berjalan ke pinggir danau buatan. Ia duduk di bangku dan memandang jauh.

Apa yang harus aku lakukan?

Airmatanya tak bisa berkompromi lagi. Luruh sudah pertahanan yang dari tadi ia coba kekang.

Ia membiarkan perasaannya mengendalikan dirinya. Ia menutup mukanya dan menangis tersedu. Ia merasa seolah kembali pada masa 10 tahun lalu saat pertama kalinya Pirentz menyakitinya.

Bahkan rasanya masih sama Rentz,terlalu sakit untukku.....
Kenapa kau??kenapa harus kau Rentz???

Dari kejauhan Pirentz melihatnya. Bergegas ia turun dari mobil dan hendak menyusul Velicia. Tapi Adrian mencekal lengannya kuat.

"Biarkan dia sendiri,kumohon padamu"kata Adrian.

"Tidak. Aku ingin memeluknya sebentar saja"Pirentz bersikeras.

"Aku tidak tahu ada apa antara anda dan Miss Velicia tapi kumohon dengarkan aku"pinta Adrian.

"Aku tidak bisa melihatnya seperti itu".

"Tapi tetap saja tidak bisa tuan".

"Katakan padaku masalahnya,dan aku akan memutuskan apa Anda bisa menemuinya atau tidak".

Adrian melepaskan tangannya dari lengan Pirentz. Pirentz mengangguk dan menceritakan segalanya tentang dirinya dan Velicia di masa lalu saat di Boston.

Adrian hanya diam dan mendengarkan setiap kalimat yng keluar dari mulut Pirentz.

Perlahan ia mulai mengerti mengapa selama ini Velicia selalu terlihat tegas dan dingin. Bahkan cenderung tertutup apalagi kepada lawan jenisnya,ia selalu memasang tembok tinggi.

"Jadi itulah sebabnya aku ingin berbicara dengannya. Aku ingin meminta maaf untuk semua luka yang aku berikan untuknya".

Pirentz mengakhiri ceritanya.

Adrian mengangguk. Kemudian ia berpikir apa yang harus dilakukannya. Ia menatap Pirentz dan tersenyum.

"Aku Adrian. Sekertaris sekaligus tangan kanan Velicia. Aku sudah menganggapnya sebagai kakakku".

Adrian mengulurkan tangannya.

"Aku Pirentz. Panggil aku seperti itu".

Pirentz menjabat tangan Adrian.

"Aku mencoba memahami semua yang terjadi antara kalian berdua. Tapi maaf untuk hari ini tolong jangan muncul di hadapannya"kata Adrian.

"Tapi kau sudah berjanji tadi Adrian".

"Benar. Kau bisa percaya padaku. Saat waktunya tepat aku akan mempertemukan kalian".

"Benarkah??"tanya Pirentz ragu.

"Ambilah nomor ponselku. Kau bisa menghubungiku kapan saja dan dimana saja. Asal kau tahu aku selalu bersama Velicia hampir 24 jam. Hanya aku dan aunty Marry yang ia percayai"jelas Adrian.

Pirentz mengangguk dan mencoba mengalah. Ia tidak ingin membuat kesalahan lagi atau ia benar-benar akan kehilangan Velicia lagi.

"Baiklah Adrian. Aku menerima saranmu. Tapi kapanpun aku menghubungimu jangan mengabaikannya".

"Tentu saja. Aku juga ingin yang terbaik untuk Velicia. Dia sudah bekerja sangat keras untuk membangun hidupnya".

"Tapi ijinkan aku disini sampai Velicia pergi. Aku hanya ingin melihatnya dari jauh"pinta Pirentz.

"Terserah padamu. Aku hanya memintamu untuk tidak muncul dihadapannya"jawab Adrian.

Setelah menangis beberapa saat,Velicia merasa lebih baik. Sesuatu yang mengganjal di hatinya perlahan hilang. Ia menyeka air matanya dan menghembuskan napasnya perlahan.

Aku tidak boleh seperti ini. Aku bisa menghadapi ini. Seperti 10 tahun lalu semua akan baik-baik saja karena aku Velicia Thompson.
Dia tak boleh merusak apa yng sudah kubangun dengan susah payah.

Velicia berdiri dan merapikan dirinya. Ia tahu matanya pasti sembab. Tapi ia yakin Adrian tak akan bertanya apapun. Ia menegakkan punggungnya dan berjalan dengan tegap menuju Adrian yang menunggunya di mobil.

Ia melihat Adrian bersandar pada kap mobil dan memandangnya sambil tersenyum.

"Kita akan berangkat sekarang Adrian".

Velicia seperti mencium aroma parfum Pirentz. Ia menggeleng perlahan dan masuk ke dalam mobil.

Tidak mungkin. Aku hanya terbawa perasaanku saja.

Adrian segera melajukan mobilnya menuju jalan utama. Mereka akan menuju anak perusahaan V-Realty Trust di Paris.

Sepanjang perjalanan Adrian memperhatikan Velicia dari spion.

"Apa Anda butuh sesuatu ?".

"Ya. Tolong belikan segelas capuccino hangat untukku".

Adrian menepikan mobil di sebuah cafe kecil untuk membeli segelas capuccino untuk Velicia.

Velicia menunggu sambil merapikan make up-nya. Ia tersenyum kecil melihat dirinya di kaca kecil dalam dompetnya.

Aku benar-benar cengeng.

Ia tak menyadari sepasang mata dalam mobil di sampingnya yang terus menatapnya rindu.

Ya. Pirentz hanya bisa melihatnya dari jauh tanpa bisa menyentuhnya seperti dulu. Ia mengingat semua kenangan manis mereka.

Tawa,canda bahkan ciuman-ciuman kecil dan mesra selalu mereka lakukan kapanpun dan dimana saja.

Mungkin ini hukuman untukku Vel,karena telah melepasmu begitu saja di masa lalu.

Adrian keluar dari cafe dan membawa segelas capuccino dan beberapa camilan manis berbahan coklat. Ia harap ini bisa memulihkan perasaan bossnya sebelum bertemu dengan rekan bisnisnya.

Setelah menyerahkannya, mobil segera melaju ke tujuan mereka. Pirentz tetap mengikuti mereka hingga Velicia masuk ke dalam lobi perusahaan.

Ia memutar mobilnya dan kembali ke kantornya.

Setidaknya aku tahu kau baik-baik saja sekarang Vel. Maafkan aku. Aku mencintaimu.

***

NOT SAME (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang