Velicia bangun lebih pagi karena ia harus kembali ke penthouse nya sebelum ke kantor.
Masih dengan piyama ia segera keluar menuju dapur untuk minum segelas air putih. Kebiasaan sejak dulu, kesehatan selalu nomor satu.
Karena baginya, sepanjang tubuh kita sehat, kita bakal melakukan apa saja. Termasuk membalas orang-orang yang meremehkan atau menyakiti kita.
"Ternyata big bos sudah bangun" sapa Adrian yang baru saja keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi.
Velicia hampir menyemburkan air dari mulutnya karena kaget.
"Apa aku tak salah lihat Adrian? " balas Velicia.
"Ayo. Aku akan mengantarmu. Atau kau mau naik taksi dengan piyama" goda Adrian.
Velicia menatapnya dongkol lalu berlalu ke kamar untuk mengambil tas kerja dan juga ponselnya.
Kemudian keduanya turun ke bawah dan segera pergi ke penthouse Velicia.
"Selamat pagi Ms. Thompson. Maaf semalam Mr. Edgard menunggu Anda hingga larut" sapa sekuriti begitu Velicia keluar dari mobil.
Keningnya berkerut sebentar tapi kemudian ia tersenyum pada pak sekuriti.
"Terima kasih " ucapnya singkat lalu berjalan ke pintu lift.
"Apa terjadi sesuatu? " tanya Adrian pura-pura.
"Tentu saja tidak. Mungkin ada yang ingin dia sampaikan. Entahlah" jawab Velicia santai sambil mengangkat kedua bahunya.
"Mungkin saja... " gumam Adrian pelan.
Ting!!!
Mereka berdua keluar dari lift dan berjalan ke pintu Velicia.
"Kau bersiaplah. Aku akan membuat sarapan. Oh ya, hari ini kita akan bertemu klien di luar".
Kata Adrian sebelum Velicia menghilang di balik pintu kamarnya.
Setengah jam kemudian Velicia keluar. Dengan pakaian kerja jump suit berwarna hijau dilapisi jas body fit berwarna hitam dan juga heels berwarna hijau.
Rambutnya disanggul santai dengan beberapa helai dibiarkan jatuh di pelipisnya. Make up nude dengan lipstik marron menambah kesan tegas dan elegan pada wajahnya. Sebuah jam tangan hitam sederhana melingkar di pergelangan tangannya.
"Sarapan sudah siap" sapa Adrian di meja makan sambil menyodorkan piring sarapan.
"Aku tak percaya jika ada orang yang meremehkanmu bahkan memperlakukanmu dengan buruk" ucap Adrian di sela kunyahan nya.
Velicia menghentikan memotong makanan di piring. Ia menatap Adrian menyelidik.
"Apa maksudmu Adrian?".
" Tidak ada. Hanya keluar begitu saja dari mulutku"balas Adrian santai.
Velicia hanya memiringkan kepalanya sambil meneruskan sarapannya.
Ia tahu Adrian hendak mengatakan sesuatu tapi mungkin ia segan.
Setelah sarapan keduanya langsung berangkat ke kantor.
Tiba di kantor Velicia langsung menuju ruangannya. Ia terkejut dengan sebuah buket bunga di depan pintu.
Tanpa menghiraukan buket itu ia segera masuk ke ruangannya. Memang salah satu karakter pribadi yang dimilikinya adalah tidak pernah mau mencampuri urusan orang lain. Kecuali itu atas namanya atau teruntuk dirinya.
Baru saja ia membuka laptop di hadapannya Adrian masuk.
"Aku melihat buket di depan pintu. Dan itu untukmu".
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT SAME (COMPLETE)
RomanceKehidupan masa lalu yang menyakitkan membuat Velicia mengambil keputusan untuk pergi. Ia melarikan diri ke New York untuk mencoba takdirnya sendiri. Meraba dalam gelap dan berjuang dengan menggertakan gigi. Sebuah keputusan mendadak tapi membawa per...
