104. Bahan Cerita

312 31 0
                                    

❤️ Rina

- Flashback Masa SMA Rina -

Bagian Enam!
Rina Mulai Gila

Aku menepuk-nepuk bahu Gita dengan sedikit kencang.

"Kenapa si, Rin?"

Aku mendekatkan mulutku ke telinga Gita, "Itu, ada Mas Rezky di tempat Mak Jumi, habis beli bakso."

Gita langsung memutar bola matanya, "Astaga, Rina. Lagi ramai kaya gini, kamu tetap bisa lihat kakanda tercinta?"

Aku langsung cengengesan sambil mengangguk-anggukan kepalaku, "Bisa dong."

Tapi Gita malah mencibir padaku, "Udah, cepetan makan baksomu."

"Ih, Gita. Berarti, hari ini, makan siangku sama kaya Mas Rezky dong. Kita kembaran," ucapku kelewat senang.

Tiba-tiba, Gita langsung menyuapkan satu bakso utuh ke dalam mulutku secara paksa. "Cepetan, makan. Nggak usah ngomong dulu. Perutmu nggak akan kenyang kalau kamu cuma sibuk ngelihatin kakanda tercintamu."

Aku mencoba mengunyah dengan lancar makanan yang kini ada di dalam mulutku. Karena Gita benar-benar berubah jadi menyeramkan kalau acara makannya diganggu.

*****

Aku dan Gita sedang duduk-duduk di depan kelas karena pagi ini kami memang berangkat cukup awal.

"Rin, nanti siang, beli siomay yang ada di depan yuk."

"Boleh."

Aku kembali mencamil satu stik coklat yang Gita bawa.

"Pagi, Rina."

Aku tersentak karena ada seseorang yang memanggil namaku.

Lekas menelan sisa coklat yang ada di tenggorokanku, aku segera mengangkat wajahku untuk melihat siapa seseorang yang tadi menyapaku.

Gusti Allah.

Terimakasih karena pagi ini Engkau telah memberikan pemandangan yang luar biasa untuk menyegarkan hariku.

"Selamat pagi, Mas Rezky."

Mas Rezky tersenyum lalu mengangguk padaku.

"Pagi juga, Gita," sapa Mas Rezky kemudian.

"Selamat pagi juga, Mas."

"Kompak banget kalian, pagi-pagi udah nongkrong di sini."

Aku mencoba memasang senyum paling manis yang aku bisa, "Iya, Mas. Soalnya, masih pagi. Anak-anak juga belum pada masuk. Jadi aku sama Gita duduk-duduk dulu di sini."

Mas Rezky langsung mengangguk tanda mengerti, "Kalau gitu, aku masuk ke kelas dulu ya, Rin."

"Iya, Mas. Silakan." Jawabku, masih dengan senyum teramat cerah yang kutampakan di wajahku.

Terimakasih Gita, sahabatku tercinta.

Karena kamu memang sahabat paling pengertian karena memberikan kesempatan padaku bicara lebih banyak dengan Mas Rezky pagi ini.

Jadi kamu diam dulu ya, Git?!

"Belajar yang rajin. Jangan sampai bolos buat pergi ke kantin."

Aduh.

Manisnya.

Senyumku jelas semakin terkembang karena mendengar pesan super manis yang disampaikan oleh Mas Rezky.

"Iya, Mas. Mas Rezky juga. Selamat belajar."

Mas Rezky menganggukkan kepalanya, lalu segera melesat untuk pergi ke kelasnya.

Kali Kedua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang