💙 Mas Rezky
Acara saling tatap dan kekehanku bersama Rina langsung terjeda, karena tawa bahagia dari Bu Widya.
"Iya, Mas. Kiriman baksonya kok banyak banget? Kaya mau arisan aja."
Aku ikut tertawa pelan bersama Bu Widya, "Nggak papa, Bu. Biar bisa kebagian semuanya."
"Jawaban Mas Rezky persis banget kaya Rina kalau lagi beli makanan," terang Bu Widya kemudian.
"Iya, Mas. Beneran persis banget sama Mba Rina. Kalau beli makanan, orang rumah pasti dibeliin semua. Sampai Mba sama satpam di rumah Ibu, juga ikut dikasih buat dibawa pulang," tambah Shinta yang menceritakan.
Aku jadi terkekeh ke arah Shinta, "Biar adil, Mba. Jadi bisa nyobain semuanya."
"Nah, tambah mirip lagi jawabannya Mas Rezky sama Mba Rina," seru Shinta dengan begitu hebohnya.
"Udah, udah. Ngobrolnya dijeda dulu sebentar. Ayo, nyobain bakso buatannya Mas Rezky," kata Rina menengahi.
"El mau, Ma," ucap Elysia semangat sekali.
"Iya, sayang."
Rina sudah mulai membuka kotak makan yang kubawa.
"Maaf, Bu. Saya nggak tahu kalau Bu Widya dan Mba Shinta sedang ada di sini. Jadi tadi, mi yang saya bawa cuma bihun aja," kataku tak enak hati. Karena siapa tahu, Bu Widya dan Shinta adalah tipe orang yang suka makan bakso dengan mi kuning.
"Mas Rezky tahu kalau Mba Rina dan El suka makan baksonya cuma sama bihun aja?" tanya Shinta dengan tatapan penasarannya.
Aku mengangguk dengan cepat. "Iya, Mba. Saya tahu. Makanya tadi, saya cuma bawa bihun aja. Karena saya kira, cuma ada Rina dan El di sini."
Tapi Bu Widya justru tersenyum bahagia sekali, "Nggak papa, Mas Rezky. Ibu sama Shinta juga suka bihun kok."
Rina meletakkan satu mangkok bakso yang telah ia siapkan ke hadapan Bu Widya dan juga Elysia. Sedangkan Shinta, dia mengarahkan mangkok bakso yang telah ia siapkan ke hadapanku, Rina, dan juga untuk dirinya.
"Yuk, kita cobain bakso buatannya Pak Bos Sari Laut," ajak Shinta begitu ceria.
Dan kekehanku jadi kembali mengudara karena mendengar bualan Shinta. "Iya, Mba. Monggo, dicoba. Dan semoga cocok ya dengan seleranya Mba Shinta."
Elysia turun dari pangkuanku, dan kini jadi beralih duduk di sofa yang ada di sebelahku.
"El, mau Om suapin lagi baksonya?" tanyaku sambil mengusap belakang kepala Elysia.
Elysia menggelengkan kepalanya secara perlahan, "Nggak, Om. El makan sendiri aja. Soalnya, baksonya yang sekarang udah dipotong-potongin sama Mama."
Aku tersenyum bangga, dan kembali memberikan usapan lembutku di puncak kepala Elysia. "Oke, anak sholihan. El makan yang pinter ya."
Elysia mengangguk, dan tersenyum manis sekali ke arahku.
"Loh? Lagi? Emangnya, El udah pernah disuapin sama Mas Rezky?" tanya Shinta jelas penasaran sekali.
"Udah, Dek. Dulu, waktu ada acara kelas mandiri di Jogja, sekolahnya El pakai bironya Mas Rezky. Terus, pas di sana, di bus, El makan bakso disuapin sama Mas Rezky. Gantian sama Mba, biar Mba Rina bisa makan juga," terang Rina.
Shinta langsung mengangguk tanda mengerti, "Oh, gitu."
"Mas Rezky selain buka resto seafood, juga buka biro wisata, Mas?" giliran Bu Widya yang bertanya.
Aku yang baru menyuapkan satu sendok kuah bakso jadi berhenti sesaat untuk menjawab pertanyaan yang Bu Widya ajukan kepadaku, "Nggih, Bu. Baru merintis hampir 2 tahun ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua ✔
RomansaJANGAN LUPA FOLLOW YA 😊😍 Mari kita dukung para penulis yang sudah berusaha keras mempublikasikan dan menyelesaikan setiap tulisannya dengan memberikan apresiasi pada karya serta kehadirannya 😊 ***** [COMPLETED] Tentang Elsa Azarina Safira, yang m...