112. Restu Ibu

437 36 5
                                    

💙 Mas Rezky

"Kamu kenapa jadi senyum-senyum kaya gitu, Dek?"

Tepukan Ibu di bahuku jadi membuyarkan semua lamunan indahku tentang Rina dan juga Elysia.

"Ibu iseng banget."

Ibu sudah duduk di sofa seberangku, sambil membawa segelas teh hangat di tangan kanan beliau. "Ya lagian, waktu Ibu datang, kamu malah lagi sibuk senyum-senyum sendiri. Kan Ibu jadi ngeri, takut kamu malah lagi kesurupan."

"Astaghfirullah, Ibu. Masa ngendikane kados niku?" (Masa bicaranya seperti itu?)

Ibu menyeruput teh hangatnya secara perlahan, "Kenapa? Lagi mikirin Rina ya?"

Aku langsung cengengesan karena mendengar Ibu menyebutkan nama Rina.

"Ditanya, bukannya dijawab, malah senyum-senyum lagi."

Aku mencoba untuk meredakan senyumanku. Walau tetap tak berhasil, karena bibirku tetap saja berkedut seperti ingin menggoda pertahananku. "Nggih, Bu."

"Kelihatan banget bujang tua lagi jatuh cinta," ledek Ibu dengan begitu teganya.

"Ibu, nggak boleh ya sama anak sendiri ledek-ledek terus kaya gitu."

Ibu tertawa, lalu meletakkan gelas tehnya di atas meja.

"Tapi, Bu. Rezky masih penasaran, kok Ibu bisa kenal sama Rina? Terus, kenapa Rina sama El jadi panggil Eyang Yanti sama Ibu?"

Ibu tersenyum misterius sekali, "Mau tahu ceritanya dari Ibu dulu, atau mau tanya langsung sama Rina?"

Baru saja aku ingin menjawab pertanyaan dari Ibu, tapi ponselku bergetar sampai sedikit mengejutkanku. Dan ternyata Rina sudah membalas pesan dariku.

Aku mengangkat wajahku untuk menatap Ibu, "Bu, ceritanya ditunda dulu ya. Soalnya, Rezky mau teleponan sama calon istri," ucapku sambil cengengesan.

Ibu langsung mencibir padaku, "Halah, gayane. Tadi aja yang ngelamar Rina, juga Ibu."

"Tenang, Bu. Nanti, pas lamaran resminya, pasti Rezky sendiri yang akan bilang langsung sama Rina."

Ibu tertawa, "Iya, iya, Ibu percaya. Ya udah, sana. Sekalian tanyain sama Rina, kapan Rina siap dilamar buat jadi menantunya Ibu."

Aku tersenyum semakin lebar, "Siap. Doakan Rezky terus ya, Bu. Biar Rezky bisa cepat bawa Rina buat jadi mantu Ibu."

"Aamiin. Iya. Ibu pasti berdoa terus, Dek. Udah, sana, kalau mau telepon Rina, tapi jangan sampai malam-malam ya."

"Nggih, Bu. Rezky ke kamar dulu ya. Ibu juga langsung istirahat aja. Tadi kan kita udah sholat isya berjamaah."

Ibu langsung mengangguk tanda setuju.

Setelahnya, aku langsung melesat ke kamar tidurku. Aku sampai cepat karena saat ini aku sedang menginap di rumah Ibu, jadi aku tak perlu menaiki tangga untuk sampai di kamarku.

Aku mendudukkan diriku di single sofa yang ada di kamarku. Dan setelahnya, aku langsung membuka pesan balasan dari Rina.

Seketika senyumku jadi merekah dengan sangat sempurna karena melihat pesan-pesan yang kukirimkan pada Rina kini sudah berubah centang duanya jadi warna biru.

From : Rinaku

Mas salah kirim?

Astaga. Aku langsung tertawa. Karena bisa-bisanya Rina malah mengira kalau aku salah kirim pesan padanya.

Jariku dengan cepat bergerak untuk membalas pesan dari Rina.

Kali Kedua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang