9. Calon Mak Comblang

3.9K 460 114
                                    

💙 Mas Rezky

"Baik, Bu. Jadi, nanti, untuk jenis makanannya, semua masakan nusantara ya?" tanyaku lagi pada Bu Widya, seseorang yang memesan catering di rumah makanku untuk acara pernikahan anak perempuannya.

Bu Widya tersenyum, lalu memberikan anggukan kepalanya padaku. "Iya, Mas. Betul. Semua masakan nusantara. Nanti, untuk makanan berat dan ringan, dipisah dan dibuat stand makanan gitu bisa kan, Mas?"

"Iya, Bu. Bisa. Nanti, akan kami buatkan semacam stand makanan. Petugasnya, juga akan kami sediakan, Bu. Untuk menu makanan utama, apa ada permintaan khusus?"

"Nggak ada, Mas. Tapi, saya mau minta ada stand khusus untuk makanan Padang ya? Bisa? Soalnya, besan saya, Ayahnya calon menantu saya, asli dari Padang. Ya walau pun sudah lama pindah dan tinggal di Jawa, tapi besok, banyak keluarga yang datang dari Padang juga. Gimana? Apa bisa?"

Aku langsung mengangguk dengan sangat mantap. "Nggih, Bu. Bisa. Nanti, akan kami siapkan. Dua hari lagi, kita bisa ketemu untuk pemilihan menu pastinya. Nanti, dari saya dan tim akan menyerahkan usulan menunya. Lalu, Bu Widya bisa cek, barang kali ada menu yang mau ditambah atau dirubah. Begitu, Bu. Bagaimana?"

Bu Widya tersenyum bahagia sekali ke arahku. Dan senyum beliau benar-benar teduh sekali seperti Ibu.

Ah jadi rindu Ibu Sri di Purwokerto.

"Oke, Mas. Saya setuju. Nanti, dua hari lagi, kita ketemu lagi di sini untuk menentukan menu makanannya apa saja."

"Oh iya, Bu. Dari kami, juga menyediakan tester. Jadi nanti, setelah menunya selesai dipilih, satu atau dua hari berikutnya, Ibu dan keluarga bisa datang kembali ke sini untuk mencoba langsung menunya sebagai bahan percobaan. Jadi bisa disesuaikan dengan selera Ibu dan keluarga. Apa mau ditambah rasa asin, manis, pedas, atau asamnya. Begitu, Bu."

Kedua mata Bu Widya langsung berbinar sangat bahagia. "Wah, tambah mantap itu, Mas. Kebetulan sekali, anak dan menantu perempuan saya, juga suka makan. Apalagi kalau yang kuah dan pedas. Calon menantu laki-laki saya, juga suka makan dia, apa aja dia telan. Cucu saya juga, yang penting nggak pedas dan nggak alot, dia nggak akan pernah rewel atau pilih-pilih makanan."

Aku terkekeh pelan.

Karena sepertinya, Bu Widya adalah tipe ibu yang sangat memperhatikan bagaimana anak-anaknya. Bahkan beliau sampai hafal betul apa saja yang disuka dan tidak oleh mereka.

"Alhamdulillah, Bu. Jadi Bu Widya nggak harus pusing mikirin anak-anak mau makan apa nggih, Bu."

Bu Widya ikut terkekeh bersamaku. "Sekarang, memang iya, Mas. Tapi kalau dulu, waktu anak-anak masih kecil, ya suka pusing juga kalau anak-anak susah makan. Bapaknya anak-anak ikut ngomel, tambah pusing lah Ibu. Sekarang, kalau anak mogok makan, ya tinggal klik, delivery order aja makanan yang dia suka. Beres. Iya nggak, Mas?"

Aku terkekeh lagi.

Tak menyangka bahwa ternyata Bu Widya juga tipe ibu yang update sekali dengan perkembangan zaman yang ada. Pasti Bu Widya juga rajin sekali scroll HP untuk belanja. Ya aku maklum, orang kaya, jadi pasti semua hal serba bisa dibuat mudah oleh mereka.

"Nggih, Bu. Betul sekali. Kalau Bu Widya dan keluarga sedang ingin seafood, tapi nggak bisa keluar, bisa delivery order juga dari sini, Bu. Nanti akan siap kami antar sampai ke rumah."

Bu Widya langsung memberikan acungan jempolnya ke arahku. "Siap, Mas. Anak-anak sama cucu saya, juga suka sekali sama seafood. Jadi nanti, pasti bakal ngerepotin Mas Rezky buat bikinin pesanan kita sekeluarga."

Kali Kedua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang