12. Bertemu Kamu

3.3K 443 64
                                    

❤ Rina

"Ma, hari ini, makan udang lagi ya?"

Aku langsung menolehkan kepalaku untuk melihat Elysia yang sekarang ini sudah memutar duduknya supaya sempurna menghadap ke arahku.

"Lagi? El suka banget ya sama udang goreng di Sari Laut?"

Dan ternyata, Elysia benar-benar langsung mengangguk dengan begitu semangatnya. "Iya, Ma. Suka banget. Soalnya, udangnya besar-besar, rasanya enak, terus kriuk-kriuk kalau dimakan."

Aku terkekeh melihat Elysia yang kini sedang meremas-remas kedua tangan di depan mulutnya. Mungkin Elysia seperti itu, karena sedang membayangkan betapa renyahnya udang goreng tepung dari Sari Laut, sampai-sampai ia jadi memperagakannya.

Gemasnya.

"Oke. Nanti, kita makan udang lagi ya di sana. Mau dibungkus buat dimakan di rumah kaya biasa?"

Elysia terlihat seperti sedang berpikir dalam diamnya. Dan aku benar-benar selalu saja ingin tertawa setiap kali melihat putri kecilku memberikan ekspresi serius yang serupa.

Sedikit bercerita, jadi, aku dan Elysia sudah beberapa kali membeli seafood di Sari Laut. Setelah pertama kali makan di rumah Ibu dulu, Elysia benar-benar jadi ketagihan dengan udang goreng tepung yang dijual di sana. Setiap kali kami membelinya, bahkan Elysia selalu meminta dua porsi untuk jatahnya. Dan itu memang selalu habis ia makan tanpa sisa. Bahkan jika kami memakannya di rumah, maka udang goreng tepung yang kami beli sudah plus dengan nasi sebagai tambahannya.

Dan Elysia sungguhan selalu lahap sekali ketika memakan udang goreng tepung yang kami beli di restoran seafood Sari Laut yang kini benar-benar sudah menjadi tempat favoritnya.

Selain putri kecilku, aku juga setuju kalau seafood di Sari Laut memang enak. Tempatnya juga tertata dengan sangat apik. Bukan tatanan resto mewah. Tapi di sana ditata seakan-akan kita sedang berada di rumah. Lokasinya nyaman dan sangat asri. Mungkin, seperti rumah-rumah yang ada di pedesaan. Karena di sana, banyak sekali gazebo-gazebo, serta jalan setapak yang di kanan dan kirinya ada kolam berisi ikan koi. Dan tanaman-tanaman hijau yang sangat terawat.

Sari Laut benar-benar restoran yang nyaman, dan cocok sekali dijadikan sebagai tempat untuk makan bersama keluarga.

Jadi pantas saja Ibu sering sekali bercerita kalau beliau dan teman-teman arisannya senang berkumpul untuk makan bersama di sana.

"Makan di sana ya, Ma? Boleh? Soalnya El pengin lihat ikan warna-warni di sana lama-lama."

Aku tersenyum senang. Karena ternyata, sekarang, ada list tambahan kesukaan Elysia di Sari Laut, yaitu ikan koi yang suka sekali berenang.

"Oke kalau gitu. Berarti, sekarang, kita ke supermarket dulu ya? Beli bahan makanan sama susu El yang udah habis," ajakku. Yang langsung diangguki dengan begitu gembira oleh putri tercintaku.

"Siap, Ma. Ayo, meluncur!"

Aku langsung tertawa. Karena saat ini, aku melihat Elysia yang sedang memajukan kedua tangannya seakan-akan ia berubah menjadi seorang super hero yang akan bisa terbang sampai ke luar angkasa.

Dasar.

Elysia itu memang selalu semangat sekali jika diajak belanja.

Alasannya, katanya, karena Elysia jadi bisa duduk di atas troly. Padahal sekarang, badan Elysia jelas sudah semakin tinggi. Tapi tetap saja, setiap kali ikut belanja, maka Elysia akan selalu meminta untuk didudukan di atas troly seperti adik bayi.

*****

Kini, aku dan Elysia sudah berada di supermarket dengan keranjang belanjaan kami yang sudah mulai penuh terisi.

Kali Kedua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang