84. Huru-Hara

540 40 0
                                    

💙 Mas Rezky

Selesai sholat magrib seorang diri, senyumku belum juga mau luntur sejak tadi.

Masih teringat dengan sangat jelas di otakku saat bangun tadi, bagaimana aku sudah disambut dengan raut wajah kentara sekali sedang khawatir dari Rina dan juga Elysia. Melihat hal itu, benar-benar membuat hatiku jadi langsung merasa sangat disayangi oleh mereka berdua.

Astaga.

Aku benar-benar ingin segera menjadikan Rina dan Elysia sebagai istri dan juga putri tersayangku di dunia.

Lamunan manisku tentang Rina dan Elysia harus terputus, karena ponselku yang tadi kusimpan di atas nakas samping tempat tidurku, kini sedang berdering.

Kuambil, ternyata, Ibu yang sedang ingin meneleponku saat ini.

"Assalamu'alaikum, Bu."

"Wa'alaikumsalam, Dek. Kamu udah sampai di Semarang?"

"Sampun, Bu." (Sudah, Bu)

"Kata Satrio, sekarang, kamu lagi sakit. Iya?"

Aku menghela napas untuk sesaat.

Kenapa Satrio juga harus mengabarkan tentang hal ini pada Ibu?

"Nggak, Bu. Rezky nggak papa."

"Jangan bohong kamu, Dek."

"Nggak, Bu. Sekarang, Rezky beneran nggak papa."

"Nanti malam, Ibu sama Mas Rangga, balik lagi ke Semarang buat lihat keadaan kamu."

Aku menghela napas sekali lagi.

"Nggak usah, Bu. Jangan. Nanti Ibu malah jadi terlalu capek. Kan Ibu sama Mas Rangga, baru pulang ke Purwokerto tadi pagi."

"Nggak papa. Soalnya Ibu nggak mau kalau kamu malah jadi minta Rina untuk jagain kamu."

Aku langsung menghela napas dengan sangat berat.

"Memang kenapa kalau Rina yang jagain Rezky di sini?"

"Ibu nggak suka, Dek. Rina, janda. Dan Ibu nggak mau, kalau nanti, kamu sampai jadi bahan omongan para tetangga."

Aku menghela napas untuk kesekian kalinya, karena mendengar ucapan tak bersahabat dari Ibu tentang Rina.

"Ibu."

"Apa? Kamu mau protes lagi?"

"Ibu kan belum ketemu sama Rina."

"Lalu?"

"Rina wanita yang sangat baik, Bu. Sungguh."

"Tapi Rina udah punya anak. Rina janda, Dek. Janda."

"Lalu apa salahnya dengan janda, Bu? Rina nggak melakukan kesalahan apa-apa dengan statusnya itu."

"Tapi tetap aja, Ibu nggak suka. Mas Rangga aja nikahnya sama gadis. Masa kamu mau nikah sama janda?"

"Tapi Rezky sayang banget sama Rina, Bu."

"Tapi kamu perjaka, Dek. Kamu bujang. Masa iya kamu mau nikah sama janda? Kamu anak terakhir Ibu, jadi Ibu berharap sekali kalau kamu akan punya istri yang bisa mengimbangi kamu."

Kali Kedua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang