126. Sutradara Cinta

319 35 0
                                    

🌟 Ibu Mas Rezky

Aku sedang meminum teh hangat di ruang tengah saat tiba-tiba putra bungsuku ikut bergabung denganku, dan sudah langsung mendudukkan dirinya di sebelahku.

"Ibu kok belum tidur?" tanya putra bungsuku, Rezky, yang saat ini sudah meraih satu toples keripik kentang yang ada di atas meja.

"Sebentar lagi. Nunggu Masmu pulang."

"Memangnya, Mas Rangga lagi ke mana, Bu?"

"Lagi jalan-jalan sama Nadia dan Rio. Katanya, mumpung masih di Semarang."

Putraku langsung mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti.

"Tadi, gimana waktu di rumah Rina, Dek? Lancar semua, kan?"

Mendengar pertanyaan soal Rina, Rezky langsung tersenyum dengan sangat bahagia, dan meletakkan kembali toples yang tadi ia pangku di atas meja.

Sepertinya, putraku memang benar-benar sedang sangat bahagia hari ini. Terbukti, dari bagaimana wajahnya yang saat ini terlihat sangat berseri-seri.

"Alhamdulillah, semua lancar, Bu."

Aku terkekeh senang, "Kayaknya, ada yang lagi happy banget nih hari ini. Soalnya, sekarang, udah ada yang bisa diapelin kalau lagi kangen."

Rezky langsung tertawa, "Kelihatan banget ya, Bu?"

Aku mengangguk dengan sangat cepat, "Ya. Dan Ibu ikut senang, karena sekarang, anak lanang Ibu udah nggak galau lagi."

Tiba-tiba putraku langsung memutar posisi duduknya supaya bisa sempurna menghadap padaku, "Bu."

"Apa?"

"Rezky masih penasaran banget, kenapa Rina, El, Bu Widya, dan Shinta panggil Ibu dengan nama Yanti?"

Aku langsung terkekeh dengan sangat bahagia. Bahkan kini aku juga jadi ingin sekali untuk tertawa, "Kamu belum tanya sama Rina?"

Rezky jadi cengengesan, "Tadi, ngobrol sama Rina, soal yang lain, Bu. Jadi Rezky lupa nanya soal ini."

"Dasar."

Tiba-tiba Rezky mendekatkan tubuhnya padaku, dan langsung memeluk lenganku. "Ayo dong, Bu. Cerita semuanya. Yang lengkap. Jangan bikin anak gantengnya jadi makin penasaran kaya gini."

"Kamu apa-apaan si, Dek? Kenapa jadi gelendotan kaya gini sama Ibu?"

Senyum yang Rezky tunjukan jadi terlihat semakin cerah, "Soalnya kan sekarang, cuma Ibu, perempuan yang bisa Rezky tempelin kaya gini."

"Kalau Rina?"

"Rina nanti, Bu. Waktu Rina udah jadi istrinya Rezky. Kalau sekarang Rezky nekat nempelin Rina kaya gini, bisa-bisa, Rezky pasti diamuk, karena Rina jelas bisa langsung marah."

Aku tertawa, "Nggak papa. Itu tandanya, calon istrimu memang perempuan baik dan sangat bisa untuk menjaga dirinya."

Rezky langsung mengangguk-anggukan kepalanya, dengan ekspresi yang sangat bangga. "Iya dong, Bu. Pasti. Perempuan yang Rezky cintai, memang pasti perempuan baik-baik, dan sangat terjaga sikapnya. Jadi, Rezky nggak salah pilih, kan?"

Kali Kedua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang