147. Teman & Lawan

329 44 9
                                    

💙 Mas Rezky

Aku belum lupa, bahwa tepat sebelum ini aku baru saja bersyukur karena diriku dan Rina, bisa mempunyai kawan serta kolega yang baik seperti Yoga dan Siska.

Tapi setelahnya, tiba-tiba tanganku jadi langsung terkepal dengan sangat kuat saat telingaku dengan begitu jelas bisa mendengar ucapan menyebalkan yang kini sedang menyinggung tentang calon istriku tercinta, Rina.

"Itu, calon istrinya Rezky ya?"

"Iya. Kayaknya si memang gitu. Soalnya jelas banget kalau bajunya couple sama Rezky."

"Terus, itu, anak perempuan yang lagi digandeng sama Rezky, siapa?"

"Anaknya calon istrinya Rezky."

"Hah? Jadi, Rezky mau nikah sama janda? Udah punya anak pula? Yang bener aja dong. Kaya nggak ada cewek lain aja. Apa segitu nggak lakunya Rezky, sampai jadi mau nikah sama janda? Pasaran Rezky turun, atau gimana?"

Aku semakin mengepalkan tangan kiriku. Masih mencoba bersabar mendengar semua obrolan yang mulai sangat menyebalkan itu.

"Iya. Denger-denger, memang gitu. Kayaknya, mereka itu perempuan sama anak kecil yang pernah diposting sama Rezky di akun instagramnya."

"Sayang banget ya? Rezky itu karirnya lagi bagus banget loh sekarang. Biro wisata sama restorannya kan lagi booming banget di Semarang."

"Iya. Bener banget. Sayang banget kalau Rezky harus nikah sekarang, dan jadi mengorbankan karirnya yang lagi sangat cemerlang. Apalagi nikahnya sama janda. Wah, beneran nggak bagus banget buat peruntungannya."

"Iya ya? Padahal, dulu, dari zaman kuliah, yang suka sama Rezky, itu ada banyak banget loh. Dan aku yakin, kalau sekarang pun juga pasti masih ada banyak perempuan yang deketin Rezky. Secara, sekarang kan Rezky udah jadi Bos. Udah moncer banget. Dan pastinya, magnetnya jelas makin kuat. Tapi kok ya malah milihnya sama janda, kaya udah nggak ada gadis aja."

"Iya. Bener banget. Terus, kenapa mereka harus diajak ke sini juga si? Rezky mau pamer kalau dia udah punya calon istri? Gitu?"

"Kayaknya si, gitu. Tapi ternyata, Rezky malah salah strategi."

"Salah strategi gimana?"

"Ya iya. Jelas salah besar. Rezky kira, mungkin kita akan iri sama dia. Tapi nyatanya, kita nggak mungkin bakalan iri, kan? Orang yang Rezky bawa itu janda, jadi apa yang harus buat kita iri coba?"

Mereka semua terdengar sedang tertawa bersama tanpa mempedulikan keberadaanku dan Rina yang jelas-jelas berada tak jauh dari mereka.

"Janda sekarang, memang pinter-pinter banget ya? Nyarinya yang perjaka."

"Jangan lupa. Nyarinya yang Bos dan banyak uang juga."

"Iya lah. Secara, dia udah punya buntut, jadi jelas nyarinya harus yang punya banyak duit biar bisa mencukupi semua kebutuhan dia sama anaknya."

Aku makin mengepalkan tanganku seerat-eratnya, karena ucapan mereka yang semakin lama jadi semakin keterlaluan saja.

"Iya. Istilah tepatnya, mereka itu sebenarnya cuma jadi benalu sama semua orang yang ada di dekatnya. Nambah beban aja."

"Iya. Nggak ada yang bisa dibanggakan dari mereka. Emangnya, Rezky nggak malu apa ya kalau nanti dia beneran jadi nikah sama janda? Coba aja kalian bayangin, perjaka nikah sama janda, ya jelas nilai cowoknya bakal jadi langsung turun drastis dong. Redup. Cahayanya hilang."

"Iya. Padahal, rekan bisnisnya Rezky kan juga pasti ada banyak banget. Emangnya, Rezky nggak mikir konsekuensinya apa kalau semisal nanti dia beneran sampai nikah sama janda, gimana pandangan orang-orang sama dia. Kayak yang nggak laku aja. Padahal, pasti ada banyak cewek yang suka sama Rezky. Tapi kok ya yang dipilih malah janda, udah punya buntut pula."

Aku menggertakan gigiku dengan kesal sekali. Rasanya amarahku benar-benar semakin memuncak dan tak bisa kutahan lagi saat ini.

Aku memusatkan perhatianku pada Rina, dan seketika hatiku jadi memanas dengan begitu cepatnya, ketika melihat Rina yang saat ini sedang mengeratkan genggaman tangannya pada gelas jus yang sejak tadi ada dalam pegangannya.

Kupandangi Rina, dan aku semakin tak terima ketika melihat kedua sudut mata Rina yang mulai memerah seketika. Bergetar kuat sebagai tanda Rina sedang menahan tangisannya. Dan aku bisa langsung menebaknya, kalau saat ini Rina pasti sedang berusaha sangat keras untuk menahan air matanya.

Aku tak terima.

Sungguh.

Dan aku jelas sangat marah.

Aku saja selalu berusaha untuk jangan sampai membuat Rina jadi menangis atau pun bersedih. Tapi mereka yang tak tahu apa-apa, justru malah seenaknya berbuat seperti ini. Mereka telah menyakiti kesayanganku. Dan aku jelas tak akan tinggal diam atas semua ini.

"Bu Rina, mari, ke kamar istri dan putri saya," ucap Yoga tiba-tiba.

Rina langsung gelagapan, dan mengangkat wajahnya untuk menatap Yoga. "Tapi, tamunya belum keluar, Mas."

Yoga tersenyum sendu. Dan aku bisa langsung menebak kalau sejak tadi Yoga juga pasti ikut mendengarkan pembicaraan yang sangat menjengkelkan itu.

"Nggak papa, Bu. Kita bisa langsung masuk sekarang. Siska juga pasti akan sangat bahagia kalau mengetahui Bu Rina dan Elysia datang."

Karena Rina tak kunjung memberikan jawabannya, jadi akhirnya aku yang menimpali ucapan Yoga. "Iya, Na. Benar kata Yoga. Nana sama El, masuk aja dulu buat ketemu sama Siska dan adik bayinya. Ya?"

Rina langsung menatap lekat ke arahku, "Terus, Mas?"

Aku tersenyum, "Nanti, Mas pasti nyusul."

"Mari, Bu Rina. Ke kamar istri dan putri saya. Biar saya antar ke sana," ucap Yoga yang kini sudah langsung mengangkat tubuh Elysia dalam gendongannya.

Akhirnya, Rina mau untuk menganggukkan kepalanya, setelah Yoga berulang kali bersikeras dengan ajakannya.

"Iya, mari, Mas Yoga."

Yoga menoleh padaku, lalu menganggukkan kepalanya dengan senyum yang masih terlihat sangat sendu.

Aku tersenyum, dan balas menganggukkan kepalaku pada Yoga. Terimakasih, Yoga. Karena kamu yang sungguhan sudah sangat peka atas keadaanku dan Rina.

Karena sekarang ini, aku harus memberikan pelajaran berharga pada orang-orang lancang yang telah berani menyakiti perempuan sholihah yang sangat kucintai.

Bukan aku yang salah besar karena telah mengajak serta Rina dan Elysia.

Tapi mereka semua yang telah salah kira, kalau seorang Rezky Pramurindra akan diam saja ketika ada yang melukai kecintaannya.

Tunggu saja.

Setelah ini, semua orang kurang ajar itu akan melihat betapa mengerikannya seorang Rezky yang calon istrinya telah disakiti.

*****

Kali Kedua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang