💙 Mas Rezky
Kegiatan berenang sudah dimulai sejak satu jam yang lalu.
Anak-anak terlihat bahagia. Dan orangtuanya juga.
Aku sudah memastikan keamanan anak-anak dengan mengutus para pelatih renang untuk ikut masuk ke dalam kolam.
Tenang saja, karena para pelatih renang sudah disesuaikan dengan gender masing-masing. Laki-laki untuk laki-laki, dan perempuan untuk perempuan. Para guru pendamping dan petugas dari timku yang memang bisa berenang, juga ikut terjun untuk mendampingi anak-anak di kolam renang.
Jadi semoga, semua kegiatan hari ini bisa selalu berjalan dengan lancar dan aman sampai acara selesai.
Aku mengedarkan pandanganku.
Dan dari sini, aku bisa melihat Rina yang sedang bercerita dengan Bu Hilda, Mamanya Keira.
Ah jadi mereka memang dekat rupanya.
Jadi pantas saja jika tadi Bu Hilda membela Rina sampai seperti itu.
Dan aku bersyukur serta sangat bahagia, karena Rina beruntung mempunyai teman dekat seperti Gita dan juga Bu Hilda yang siap membela dan membantu Rina, bahkan walau tanpa diminta.
Aku sungguhan tersenyum bahagia. Berharap dan berdoa, bahwa semoga, Rina akan selalu dikelilingi dengan orang-orang baik yang tulus menyayanginya.
Aku melihat jam tanganku saat ini. Dan sepertinya, acara renang sebentar lagi akan selesai.
Aku mengangkat kepalaku dan kembali mengedarkan pandanganku ke area kolam renang yang sedang dipakai oleh anak-anak.
Aku tersenyum melihat anak-anak yang terlihat sangat bahagia. Dan sepertinya, anak-anak masih betah sekali berlama-lama bermain di area kolam sana.
Tapi senyumku menghilang seketika, ketika melihat ada seorang gadis cilik yang terjatuh ke kolam renang karena terdorong oleh temannya yang sedang mengambil bola. Dan tempat terceburnya, adalah kolam renang dewasa.
"El!"
Dan tanpa disadari, kini, aku sudah langsung berlari kencang sekali dan menceburkan diriku ketika tahu bahwa gadis cilik yang terjatuh itu adalah seorang anak yang telah sangat kusayangi seperti putriku sendiri.
Aku berlari sekuat tenaga, supaya aku bisa segera menangkap tubuh Elysia. Karena aku tak mau kalau Elysia sampai tenggelam di dasar kolam sana.
Aku sadar, kalau semua orang di sini pasti langsung panik ketika mendengar teriakanku. Tapi aku tetap berlari, karena aku ingin segera menyelamatkan Elysia dengan kedua tanganku.
Alhamdulillah, Allah langsung mengabulkan doaku. Karena kini, aku sudah berhasil menangkap tubuh Elysia, dan mendekap tubuh basahnya dalam pelukanku.
Napas Elysia terlihat sangat tersenggal-senggal, mungkin karena dia terkejut dan sempat meminum air kolam.
Elysia juga terbatuk-batuk. Matanya merah. Dan hidungnya jadi kembang kempis seperti sesak napas. Jadi Aku langsung menepuk-nepuk bagian punggung Elysia yang sudah ada dalam pelukanku, "Nggak papa. El nggak papa ya."
Elysia memandangku dengan kedua matanya yang berair dan seperti sangat ingin untuk menangis. "Ayah," gumamnya pelan.
Hatiku mencelos.
Panggilan dari Elysia benar-benar membuatku ingin segera menjadikannya sebagai putriku, gadis kecilku.
Segera kupeluk tubuh menggigil Elysia. Tak peduli dengan bagaimana tanggapan Rina nantinya, tapi kali ini aku ingin egois sebentar dengan menjawab panggilan manis dari Elysia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua ✔
RomanceJANGAN LUPA FOLLOW YA 😊😍 Mari kita dukung para penulis yang sudah berusaha keras mempublikasikan dan menyelesaikan setiap tulisannya dengan memberikan apresiasi pada karya serta kehadirannya 😊 ***** [COMPLETED] Tentang Elsa Azarina Safira, yang m...