75. Kandidat Kuat

1.3K 76 29
                                    

❤ Rina

Elysia sudah mandi pagi. Dan saat ini, gadis kecilku sedang asik memakan brownies kukus sambil menonton kartun Zootopia yang ada di televisi.

Aku ikut duduk di samping Elysia, lalu mengusap rambut panjangnya yang hari ini dibiarkan tergerai kesemuanya.

"El," panggilku pelan.

"Iya, Mama," jawab Elysia yang sekarang ini sudah menolehkan kepalanya untuk menatap ke arahku.

Aku tersenyum, "El ingat kan pesan Mama?"

Elysia langsung menganggukkan kepalanya. "Iya, Ma. El ingat."

"Maafin Mama ya, El. Bukan Mama marah karena larang El panggil Ayah sama Om Rezky. Tapi memang belum boleh. Untuk sekarang, El belum boleh panggil Ayah selain sama Papa Rama."

"Iya, Mama. Sekarang, El nggak panggil Ayah lagi sama Om Eky."

Aku beralih mengusap pipi Elysia, "Terimakasih ya, sayang. Terimakasih, karena Elysia sudah jadi anak yang sangat baik untuk Mama."

Elysia kembali mengangguk ke arahku, dan memberikan senyum manisnya untukku.

"Nanti, kalau memang sudah waktunya, kalau Allah sudah kasih izin untuk kita, pasti El bisa dan boleh panggil Ayah sama Om Rezky. Ya? Jadi El sabar dulu ya, sayang. Sekarang, panggil Om Rezky kaya biasa dulu, biar orang-orang jadi nggak salah paham. Oke?"

Elysia memberikan anggukan kepalanya lagi untukku, "Oke, Mama. Tapi El masih boleh main sama Om Eky, kan?"

Aku tersenyum dengan sepenuh hati, saat melihat Elysia yang selalu terlihat sangat bahagia setiap kali bercerita tentang Mas Rezky.

Lagi-lagi, aku memberikan anggukan kepalaku untuk putri kecilku ini. "Boleh dong. Sebentar lagi, Om Rezky juga datang ke sini loh. Mau jenguk dan ketemu lagi sama El."

Kedua mata Elysia langsung bersinar cerah sekali, bahkan kotak brownies yang sedari tadi ia pangku sampai Elysia letakkan di atas meja supaya ia bisa berdiri.

"Om Eky mau ke sini, Ma?" tanya Elysia dengan kedua matanya yang berbinar semakin bahagia.

Aku langsung tertawa pelan, karena melihat Elysia yang selalu berubah jadi semangat sekali setelah mendengar nama Mas Rezky disebutkan. "Iya, sayang. Tadi, Om Rezky kirim pesan sama Mama, kalau katanya, sebentar lagi, Om Rezky sampai di sini."

Elysia langsung loncat-loncat dengan senangnya, "Asik! Hari ini, El mau ketemu lagi sama Om Eky!"

Aku masih saja tertawa karena melihat tingkah lucu dari Elysia, "El happy banget ya mau ketemu sama Om Rezky?"

Elysia berhenti dari loncatannya, dan kini kembali berdiri dengan tenang menatap ke arahku sambil mengangguk-anggukan kepalanya. Bahkan senyum Elysia juga semakin terkembang indah di wajah kecilnya, "Seneng. Seneng banget, Mama."

Aku meraih tubuh Elysia untuk duduk di pangkuanku, "El suka sama Om Rezky?"

"Suka. Suka banget, Ma," jawab Elysia mantap sekali, tak lupa dengan anggukan kepala darinya.

"Sayang juga nggak?"

"Sayang dong. Sayang banget pokoknya."

"Kalau gitu, El harus selalu jadi anak yang baik ya, sayang. Supaya Om Rezky mau terus bareng-bareng sama kita," ucapku sambil mengusap-usap puncak kepala Elysia.

Elysia langsung mengangguk semangat sekali, "Iya, Mama. El nggak akan nakal. El akan selalu jadi anak yang baik biar Om Eky bisa terus sama El dan Mama. Biar Om Eky mau jadi Ayahnya El."

Kali Kedua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang