132. Terpaut Jarak

319 30 0
                                    

💙 Mas Rezky

Selesai sarapan, kini aku, Rina dan Elysia masih berkumpul di ruang keluarga.

"Na, Mas berangkat ke Bali dulu ya?"

Rina tersenyum lalu mengangguk ke arahku, "Iya, Mas. Hati-hati di jalan. Semoga semua pekerjaan Mas di sana lancar."

"Aamiin. Maaf ya, Na. Kita baru bareng, tapi Mas udah harus pergi jauh lagi dan ninggalin kalian di sini."

"Nggak papa, Mas. Kan Mas pergi untuk kerja."

"Nana beneran nggak mau ikut Mas ke Bali?" tanyaku lagi. Karena memang sejak semalam, aku sudah berulang kali mengajak Rina dan juga Elysia untuk ikut bersamaku ke Bali.

Rina tersenyum, "Nggak, Mas. Kan Nana masih harus kerja. El juga kan belum libur sekolahnya."

Aku mengangguk mengerti, "Nanti, pasti, kalau Mas udah di Bali, Mas bakal kangen banget sama kalian yang ada di sini."

Elysia yang duduk di pangkuanku tiba-tiba mengusap-usap kedua pipiku, "Nanti, El juga pasti kangen banget sama Ayah."

Aku tersenyum dengan sangat bahagia.

Putri cantikku memang manis sekali.

Aku langsung memeluk Elysia erat sekali, "El baik-baik di rumah ya sama Mama. Ayah berangkat kerja dulu."

Elysia menumpukan dagunya di bahuku, lalu tangan kecilnya juga ikut mengusap-usap punggungku. "Iya, Ayah."

"El sehat-sehat ya sama Mama. Jangan sampai sakit."

Elysia mengangguk di pelukanku, "Iya, Ayah."

Tiba-tiba hatiku jadi terenyuh sekali. Tiba-tiba jadi sedih karena akan berpisah dengan dua perempuan kesayanganku ini.

"Kenapa ekspresi Mas jadi kaya gitu?"

Aku mengangkat wajahku untuk menatap Rina, "Mas udah kangen banget sama Nana dan El. Padahal Mas masih di sini, tapi udah kangen banget sama kalian. Mas jadi sedih."

Rina tersenyum manis sekali, "Kan nanti bisa ketemu lagi."

Aku mengangguk dengan sendu.

"Nana beneran nggak mau ikut Mas ke Bali?" tanyaku yang entah untuk ke berapa kalinya. Karena memang sejak semalam, aku sudah mengajukan pertanyaan ini berulang kali pada Rina.

"Nggak, Mas. Nana sama El nggak ikut. Kan Nana udah jawab dari semalam."

Dan ternyata jawaban Rina tetap sama.

Tak ada yang berubah.

"Iya. Tapi Mas tetep pengin banget Nana sama El ikut Mas ke Bali," aku berusaha lagi, karena siapa tahu hati Rina akan terketuk setelah ini.

"Mas kan ke Bali karena mau kerja. Jadi sekarang, nggak mungkin kalau Nana sama El ikut Mas ke sana."

"Iya, Mas memang mau kerja. Tapi kan nggak papa kalau Nana sama El ikut Mas ke Bali."

Rina tersenyum, "Kalau Nana sama El ikut, nanti, di sana, Mas jadi nggak bisa fokus kerja. Nanti Mas malah jadi repot karena terus ngurusin Nana sama El."

Kali Kedua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang