136. Kelelahan

332 40 0
                                    

❤️ Rina

Kini, aku dan Elysia sudah sampai di depan ruan kerja Mas Rezky.

"Ayah ada di dalam, Ma?"

"Iya, sayang. El diam-diam ya. Biar kasih kejutan sama Ayah."

Elysia mengangguk lalu menempelkan jari gembulnya di depan bibirnya yang sudah mengerucut maju, "Sssttt diam-diam. Biar Ayah kaget."

Aku tersenyum lalu membuka pintu ruangan Mas Rezky dengan sangat perlahan.

"Ma, Ayah lagi bobo," kata Elysia setelah melihat Mas Rezky yang ternyata sedang tertidur di atas kursi kerjanya.

Aku menutup kembali pintu ruang kerja Mas Rezky, "Iya, sayang. Ayah lagi tidur. Jadi, El yang anteng ya? Soalnya, sekarang, Ayah lagi istirahat."

Wajah Elysia yang tadinya ceria sekali tiba-tiba berubah jadi sedikit cemberut, "Tapi El kangen Ayah. Pengin lihat Ayah."

"Kan udah lihat Ayah."

"Tapi Ayah bobo."

"Ya kan tetap masih bisa lihat Ayah."

"Tapi Ayah merem. Ayah jadi nggak bisa lihat El."

Aku tersenyum, "Nanti ya? Sekarang, Ayah lagi istirahat. Jadi, El tunggu Ayah bangun ya? Kasihan Ayah lagi capek, makanya sampai ketiduran di kursi kaya gitu."

Elysia mengangguk patuh sekali, lalu menarik tanganku untuk mendekat ke arah Mas Rezky.

Aku mendudukkan diriku di kursi yang ada di depan meja kerja Mas Rezky.

"Ma, El boleh lihat Ayah dari dekat?"

Aku mengangguk mengiyakan, "Iya, sayang. Boleh. Tapi Ayah jangan diganggu ya, El? Kasihan kalau nanti Ayah jadi kebangun."

Elysia mengangguk mengerti, "Iya, Ma. El cuma mau lihat Ayah aja, nggak ganggu-ganggu. Janji."

Aku mengangguk lagi, dan Elysia langsung berjalan pelan untuk mendekati Mas Rezky yang masih tertidur sampai saat ini.

Elysia berjalan mengendap-endap. Sepertinya, Elysia benar-benar takut akan menganggu tidur Ayah kesayangannya.

Elysia sudah berdiri di dekat Mas Rezky. Elysia berpegangan pada lengan kursi kerja Mas Rezky. Dan sekarang, Elysia sedang berjinjit untuk bisa melihat wajah Mas Rezky lebih dekat lagi.

"Ma, El boleh cium pipi Ayah?"

"Boleh. Tapi pelan-pelan ya?"

Elysia mengangguk, lalu putri kecilku segera berjinjit dan mencium pipi Mas Rezky dengan sangat pelan. Setelahnya, Elysia menoleh lagi padaku. "Ma, Ayah bau wangi," kata Elysia seperti sedang berbisik padaku.

Aku terkekeh.

Astaga, Elysia, putriku tercinta.

Elysia sibuk memandangi wajah Mas Rezky yang masih terlelap. Dan sepertinya, Mas Rezky tak menyadari, kalau sejak tadi, sudah ada gadis cilik yang begitu setia berdiri di sampingnya. Bahkan kecupan dari Elysia juga tak mengusiknya sedikit pun.

Kali Kedua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang