Kali Kedua ✔

123. Mau Tahu

✨ Bu Widya

Aku sudah berada di atas tempat tidurku, saat ada seseorang yang mengetuk pintu kamarku.

"Bu, ini Rina."

Aku langsung tersenyum dengan sangat bahagia, setelah mengetahui bahwa ternyata yang datang menemuiku adalah putriku tercinta.

"Iya, Rin. Masuk aja."

Rina sudah menutup pintu, dan kini dengan senyum yang terpatri indah di wajah cantiknya sampai berhasil ikut membangkitkan bahagia di hatiku, putriku sedang berjalan perlahan menuju tempatku.

Akhirnya aku bisa melihat lagi wajah berseri dari putri cantikku ini.

"Ada yang lagi bahagia banget nih. Hari pertama udah langsung dikunjungi."

Rina yang sudah duduk di tepi ranjangku, langsung terkekeh bersamaku.

"Kelihatan banget ya, Bu?"

Aku tersenyum lalu mengusap-usap lengan Rina, "Iya. Dan Ibu ikut bahagia lihat kamu happy kaya gini."

Rina menangkup tangan kananku dengan kedua tangannya, "Terimakasih ya, Bu. Semua juga berkat restu dari Ibu."

Aku lekas menganggukkan kepalaku, "Sama-sama, sayang. Satu yang harus kamu ingat, kamu nggak melakukan kesalahan kalau kamu memikirkan kebahagiaan kamu. Ibu dan Shinta baik-baik saja, Rina. Jadi kamu hanya harus pastikan, bahwa diri kamu dan El bahagia. Karena dengan itu, Ibu dan Shinta juga akan ikut bahagia."

Rina tersenyum cantik sekali.

Putriku memang selalu cantik dan menawan hati, apalagi jika Rina sedang bahagia seperti saat ini.

"Ibu sudah mau tidur?"

"Belum, Rin. Tadi, cuma agak dingin karena habis dari kamar mandi, jadi Ibu selimutan. Kenapa? Mau cerita? Apa mau tanya?"

Rina tertawa pelan, "Ibu memang bisa selalu paham ya kalau mau direcokin sama Rina?"

Aku ikut terkekeh, "Sini, naik. Ikut tiduran sama Ibu."

Rina memutari tempat tidurku, untuk naik ke atas ranjang dan kini sudah ikut bersandar di sebelah kiriku.

Aku menoleh padanya, "Apa? Kamu mau tanya apa?"

"Ibu nggak kaget waktu Rina cerita kalau ternyata Bu Yanti adalah Ibunya Mas Rezky?"

Aku tersenyum bahagia. Karena aku sudah bisa menebak dari awal kalau hal ini yang akan ditanyakan oleh Rina.

"Mau jawaban yang langsung jujur, atau nggak, dari Ibu?"

"Jujur dong, Bu."

Aku menarik napas perlahan, bersiap untuk melakukan cerita panjang bersama putri tercintaku malam ini.

"Sebenarnya, Ibu sudah tahu kalau Bu Yanti adalah Ibunya Rezky. Makanya kemarin, Ibu paksa kamu untuk mau datang memenuhi ajakan Bu Yanti."

Rina terlihat sedang berpikir, "Ah, pantes aja, waktu itu, Ibu minta Rina langsung siap-siap dan tahu kalau Bu Yanti ngajak ketemunya setelah sholat zuhur. Padahal, kalau Rina ingat-ingat lagi, Rina memang belum cerita sama Ibu soal waktu janjiannya sama Bu Yanti."