💙 Mas Rezky
Aku baru saja selesai belanja kebutuhan dapur yang hampir habis.
Biasanya, ada supplier langgananku yang rutin mengirimi restoranku bahan pokok dan juga kebutuhan dapur lainnya. Tapi entah kenapa, kali ini, mereka sedikit terlambat. Sampai stok hampir habis, mereka belum kunjung datang kembali ke mari.
Ya, tak apa, mungkin pesanan mereka sedang banyak kali ini. Jadi aku harus bisa memaklumi.
"Om Eky!"
Baru saja selesai menutup pintu mobil dengan siku tanganku, aku langsung menoleh dengan cepat saat ada panggilan menggemaskan yang sepertinya ditujukan untukku.
Dan ternyata benar pendengaranku, karena saat ini ada seorang gadis kecil pintar nan cerewet yang sedang memanggilku.
Si cantik Elysia berlari ke arahku sambil membawa kotak kue yang kuhafal betul kalau itu adalah salah satu bakery yang lumayan mahal di mall.
"Halo, Om. Kita ketemu lagi," sapa Elysia dengan cengirannya ketika dia sudah berdiri tepat di hadapanku saat ini.
"Halo, El. Maaf ya, tangan Om lagi penuh nih, jadi nggak bisa salim."
Elysia tersenyum bahagia. Dan hal itu benar-benar membuatnya jadi semakin mirip dengan Rina, Mamanya.
"Kita ketemu lagi, Mas," sapa Rina kemudian.
Nah, baru saja kusebut, Mamanya Elysia sudah muncul sekarang.
"Hai, Rin," jawabku sambil memberikan senyuman.
"Om Eky mau El bantu bawain belanjaannya?"
Aku jelas langsung menundukkan kepalaku, untuk melihat Elysia yang tadi sempat menawarkan bantuan baiknya untukku. "Nggak usah, El. Belanjaannya Om berat, nanti El nggak kuat."
"Oke deh kalau gitu."
Aku langsung terkekeh karena melihat ekspresi yang diberikan oleh Elysia saat menjawabku.
"Mas Rezky mau makan di sini juga?" tanya Rina.
Aku tersenyum, "Kalian mau makan di sini?" tanyaku balik tanpa mau menjawab pertanyaan Rina sebelumnya.
Dan Rina langsung menganggukkan kepalanya. "Iya, Mas. Soalnya, El ketagihan terus sama udang goreng tepung yang ada di sini."
"Loh? Kalian udah pernah makan di sini sebelumnya?"
"Iya, Mas. Udah beberapa kali. Pertama kali, dulu, karena dikasih rekomendasi sama Ibu. Terus, kemarin-kemarin, beli, tapi selalu dibungkus. Nah, hari ini, kita mau nyoba makan langsung di sini."
"Kok nggak pernah ketemu ya?"
"Mas Rezky sering makan di sini juga?"
Aku tersenyum lagi, "Ya udah, yuk, masuk. Kebetulan, hari ini, lagi ada menu masakan Padang loh di sini. Kamu masih suka telur goreng kribo, Rin?"
Kedua mata Rina langsung berbinar dengan sangat bahagia. "Wah, yang bener, Mas? Ada masakan Padang juga? Tapi bukannya ini restoran seafood ya?"
Berhasil.
Rina tak curiga kalau sejak tadi sebenarnya aku sedang berusaha untuk mengalihkan pertanyaan darinya.
"Mama, El juga mau telur goreng kribo, pakai kuah juga, tapi jangan yang pedes."
"El juga suka makanan Padang?" tanyaku ingin memastikan.
Dan aku tak menyangka, kalau Elysia akan langsung mengangguk dengan begitu semangatnya. "Suka, Om. Soalnya, Mama juga suka pesan itu. El suka telur goreng kribo, ayam goreng, paru goreng, sama tambusu."
"Wah, El pinter banget ya makannya. El nggak suka rendang?"
"Suka, kalau nggak pedes, Om."
"Di sini, menu rendangnya, ada yang pedes sama gurih kok, El. Jadi buat anak-anak yang nggak suka pedes kaya El, aman, nggak akan kepedesan."
"Rendangnya empuk?"
"Jelas dong. Nggak akan bikin gigi El jadi sakit. Rendang, dikasih serundeng, terus disiram sama kuah, makannya pakai nasi hangat. Pasti enak banget, El."
Mendengar gambaran makanan enak yang baru saja kuberikan padanya, Elysia langsung bergerak cepat untuk menarik-narik tangan Rina.
"Mama, El mau, Ma. El mau. Ayo, masuk sekarang. Soalnya, El udah lapar pengin makan."
Aku terkekeh di tempat berdiriku. Karena Elysia benar-benar jadi mirip sekali dengan Rina jika sedang tak sabar seperti itu.
"Iya, sayang. Iya. Ayo, masuk sekarang," Rina langsung bergerak terampil untuk menggandeng tangan kecil Elysia. "Mas Rezky, ayo, masuk juga. Ini, El jadi udah nggak sabar pengin cepet-cepet makan gara-gara diiming-imingi rendang sama Mas Rezky."
Aku terkekeh pelan, "Iya, Rina. Ayo, masuk sama-sama."
Perlahan, kami bertiga mulai berjalan beriringan untuk masuk ke dalam rumah makan.
Rina dan Elysia langsung berjalan ke arah etalase makanan yang hari ini khusus sedang menyediakan berbagai menu masakan khas Padang.
Sedangkan aku, kini berjalan ke arah meja kasir untuk menemui seseorang yang memang selalu bertugas di sana. "Diba," panggilku.
Diba, karyawan yang biasa bertugas di bagian kasir, langsung mengangkat wajahnya untuk menatapku. "Iya, Mas. Pripun ?" jawabnya, setelah Diba berdiri sempurna menghadapku.
(Pripun = Gimana/Bagaimana)
"Bilang sama Agus, suruh ambil belanjaan di mobil ya."
Diba langsung mengangguk tanda mengerti. "Nggih, Mas. Siap. Habis ini, aku langsung bilang sama Mas Agus."
(Nggih = Iya)
"Oh iya, nanti, kalau mereka udah selesai makan, tagihannya serahin ke aku aja ya," pesanku sambil menunjuk ke arah Rina dan Elysia sedang berada.
Diba ikut melihat jari telunjukku yang mengarah ke arah Rina dan Elysia. "Digratisin, Mas?"
Aku langsung memberikan anggukan kepalaku. "Iya. Nggak boleh bayar. Semuanya, gratis untuk mereka. Ya?"
"Nggih, Mas. Siap. Mereka saudaranya Mas Rezky?" tanya Diba lagi.
Aku tersenyum penuh arti, "Anggap aja begitu."
"Oke, Mas. Tapi nanti, kalau mereka tanya kenapa digratisin, aku jawab karena udah dibayarin sama Mas Rezky ya? Nggak papa?"
"Ya kaya gitu, boleh. Pokoknya, kalau mereka tetap mau bayar, langsung kamu tolak aja ya. Tagihannya, juga nggak usah dibilangin berapa jumlahnya."
Diba langsung mengangkat jempol kanannya, "Siap, Mas."
"Sekalian nitip ini buat dibawa ke dapur ya," ucapku sambil meletakkan dua kresek belanjaan di atas meja kasir yang ditempati oleh Diba. "Aku mau ke ruangan dulu."
"Nggih, Mas."
"Jangan lupa, bilang ke Agus, suruh langsung ambil sisa belanjaan di mobil ya. Ini, kuncinya," pesanku sambil meletakkan kunci mobilku juga di atas meja.
"Siap, Mas. Nanti, kalau udah selesai, kunci mobilnya langsung aku antar ke ruangan Mas Rezky."
"Oke, Diba. Makasih ya."
Setelah melihat Diba menganggukkan kepalanya, aku langsung berlalu ke arah ruanganku yang ada di lantai dua.
Yang sebelumnya, aku terlebih dahulu mengalihkan tatapan bahagiaku ke arah Rina dan Elysia.
"Selamat makan. Semoga suka ya dengan semua hidangannya," ucapku di dalam hati dengan nada suara penuh suka cita.
Karena bertemu kembali dengan Rina dan Elysia, sungguhan sesuatu teramat berharga yang membuat sunggingan senyumku jadi terukir dengan begitu sempurna.
Bahagia sekali rasanya.
Sungguh.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua ✔
RomanceJANGAN LUPA FOLLOW YA 😊😍 Mari kita dukung para penulis yang sudah berusaha keras mempublikasikan dan menyelesaikan setiap tulisannya dengan memberikan apresiasi pada karya serta kehadirannya 😊 ***** [COMPLETED] Tentang Elsa Azarina Safira, yang m...