52

3.5K 254 9
                                    

"Thanks Dit sudah membantu menyelesaikan masalah Arion, walau sebenarnya gak perlu karena aku bisa sendiri" Ucap Maya begitu mobil Adit sudah berhenti di halaman villa.

Arion yang sudah turun terlebih dulu, membuat Maya bisa berkomunikasi lebih dengan Adit, meskipun ia tahu bahwa ujung dari perbincangan keduanya selalu perdebatan tapi Maya masih mencoba menghargai effort yang Adit tunjukan dalam kasus Arion tadi. Meskipun harusnya tidak perlu.

Adit melirik Maya sebentar lalu membuang pandangannya kearah depan. Tangannya di tumpukan pada stir mobil yang diam itu "masih belum bisa kah May?" nya Adit membuat Maya bingung.

"Maksudmu? Aku gak ngerti"

"Melihat kasus Arion tadi, tidak menutup kemungkinan kedepannya bakal baik-baik saja kan? Bukan kah hanya rujuk jalan satu-satu nya untuk menyelesaikan masalah itu?"

Maya menatap Adit tajam. Penolakan yang Maya katakan kemarin dan tadi pagi sepertinya tidak menimbulkan efek apapun pada Adit. Terbukti saat ini, lelaki mantan suami Maya itu masih gencar untuk memintanya kembali menjalin hubungan, sekalipun tadi siang Adit sudah melihat Maya dengan Dokter Prasetyo.

"Silahkan kalau kamu ingin berperan menjadi ayah yang baik untuk Arion tapi maaf aku sudah menyukai orang lain"

"Lelaki tadi siang?" Tanya Adit pelan.

"Iya" Jawab Maya singkat.

Belum sampai tangan mungil Maya terulur untuk membuka pintu, Adit kembali mempertanyakan hal lain "Dokter itu akan menerima Arion dengan baik kan?"

Sebuah kecemasan dalam hati Adit mulai menyeruak. Tentang bagaimana nantinya apabila Maya benar-benar tidak mau bersanding dengannya dan memilih untuk membangun rumah tangga kembali dengan orang lain. Dan sudah bisa dipastikan mengapa itu jadi ketakutan terbesarnya adalah karena Arion ada diantara mereka.

Adit tak ingin nantinya saat Maya menikah kembali, suami barunya hanya mau dengan Maya, tidak dengan anak-anak nya. Tak ingin ada cerita 'bapak tiri yang jahat' itulah yang membuatnya masih gigih memperjuangkan misi rujuk nya dengan Maya.

"Asal kamu tau, Arion sudah mengenal baik Bang Yoyo sebelum kamu menemukan kita, jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal-hal yang tidak penting" Ujar Maya tajam.

Maya tak habis pikir, Adit seakan amnesia sehingga dengan semangat nya meminta Maya kembali dalam peluk nya. Padahal dulu jelas-jelas lelaki di sampingnya ini menyia-nyiakannya bahkan mempermainkan pernikahan mereka, lalu tiba-tiba sekarang Adit datang dan memintanya memberikan kesempatan kedua, sedangkan tak ada jaminan apapun bahwa dirinya sudah berubah dan lebih baik. Tingkah Adit seperti lelucon bagi Maya.

"Selama Arion menyukainya, aku akan menerimanya tapi kalau... Arion tidak menyukainya maka aku akan tetap mengejarmu" Perkataan Adit cukup membuat Maya tercengang.

Kali ini Maya paham, bukan karena diri nya, Adit ingin rujuk. Arion, bocah kecil itulah yang mendorong Adit untuk memperjuangkannya. Lagi-lagi mengesampingkan perasaan Maya dan perasaannya sendiri. Harusnya Maya sadar, tak berekspektasi tunggu terhadap mantan suaminya itu karena memang tak ada apapun yang bisa Maya harapkan.

Menikah tanpa cinta untuk kedua kalinya, bukan kah itu hal gila?
Sebagai manusia, tidak ada satu orang pun yang mau masuk kedalam lubang yang sama dan terjerumus dengan hal yang sama.

Bagi Maya, Adit kembali pada nya karena hanya Maya yang bisa menerima kekurangan nya. Andai Sella masih hidup, mungkin saat ini Maya malah melihat kehidupan bahagia keduanya. Tak akan ada momen Adit mencarinya dan memintanya rujuk.

"Arion bisa kamu bawa Dit. Dan itu masih berlaku sampai kapan pun jadi jangan menjadikan Arion alasan agar aku mau menerima mu kembali"

Blum!!

Suara pintu mobil di tutup dengan kencang membuat Adit meyakini, Maya benar-benar sudah berubah. Wanita itu bukan lagi wanita yang akan mengorbankan hidupnya untuk Arion lagi. Ia lebih memilih egois dan menolak Adit mentah-mentah tanpa memikirkan dampak nya untuk Arion.

"May, tunggu... Aku belum selesai bicara" Ucap Adit sambil melangkahkan kakinya lebar-lebar, sejajar dengan Maya lalu meraih lengan perempuan itu untuk menghentikan nya.

Dan berhasil, akibat cengkraman Adit, bukan hanya tubuh Maya yang terhenti tetapi tangan mungilnya juga menghantam pipi mulus Adit. Amarahnya memuncak melihat tangan Adit bertengger di lengan nya.

Plakk!!

"kamu menampar ku, May? Kenapa?" Tanya Adit tak percaya.

Tangan Adit melepas cengkraman nya pada lengan Maya, lalu beralih mengelus pipinya yang terasa panas akibat tamparan tiba-tiba yang Maya berikan.

Dirinya salah bicara kah?
Atau Maya jera mendengarnya merengek memintanya rujuk?
Tapi bukan kah wajar Adit melakukan itu?
Malah kalau seandainya Adit hanya memperjuangkan misi rujuk nya sekali, pasti Maya semakin tidak percaya dengan kesungguhannya kan?

"Kamu mau tau alasannya?"

"Iya, apa alasan mu menampar ku?"

"Karena aku bukan Maya yang dulu kamu kenal. Aku bukan wanita murahan yang mau begitu saja kamu sentuh dengan tangan kotor mu! Ingat Dit, hubungan kita sudah berakhir lama dan sekarang kita hanya orang asing yang dipertemukan kembali jadi tidak ada alasan apapun untuk kita tetap menjalin hubungan"

Maya emosi bukan main. Ada perasaan tak terima di dalam dirinya akibat perlakuan Adit yang semakin menjadi. Sampai puncaknya, ia harus merelakan tangan mulusnya bersentuhan dengan pipi Adit yang kotor itu.

"Kita punya alasan untuk bersama May" Ucap Adit masih terus berusaha membuat Maya luluh dan menerima nya kembali.

Entah apa yang terjadi pada Adit beberapa tahun ini. Sosok Adit yang Maya kira masih tetap sama seperti pertama kali bertemu, sepertinya semakin menjadi dan semakin hilang kendali. Lelaki itu bukan hanya tukang paksa tapi juga menjadi lelaki tidak tahu malu dan menjijikan.

"Arion lagi, Arion lagi? Sudah berapa kali aku bilang kamu berhak membawanya pergi. Apa kamu belum juga mengerti Dit?! Pliss jangan membuat hidup ku semakin susah dengan hadirmu lagi. Aku gak mau semakin membencimu karena tingkah mu yang semakin menjadi-jadi. Tolong, bersikap lah seperti kita tidak mengenal"

Putus asa. Itu mungkin yang bisa menggambarkan keadaan Maya saat ini. Impiannya akan hidup tenang kini kembali kandas akibat kemunculan mantan suaminya itu. Dan Maya tak ingin masalah ini semakin berlarut di kemudian hari. Menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja tanpa peduli siapapun yang ada di sekitarnya.

"Bukan hanya Arion, May tapi Adam dan Hawa juga" Kata Adit mantap.

Adit kali ini sengaja menggunakan nama Adam dan Hawa di dalam misi nya. Bukan tanpa alasan nama kedua bocah itu Adit sertakan. Pikiran dan saran dari Zara lah yang coba ia buktikan keabsahan nya. Dan apabila tebakannya benar, bahwa kedua bocah itu juga darah dagingnya maka sudah bisa dipastikan Maya sudah tidak punya jalan lagi untuk mundur dan akhirnya menyerah pada nya.

"Ke-kenapa dengan kedua anak ku?" Jawab Maya sedikit tergagap.

Ketakutan akan terungkapnya identitas kedua anak kembar itu membuat Maya sedikit gemetar. Tak bisa ia bayangkan saat semua anak-anak nya pergi meninggalkannya sendiri dan ikut bersama Adit.

"Mereka juga anak ku kan May?"

"Tidak! Mereka anak ku!"

"Siapa ayah mereka?"

"Suami ku yang dulu"

"Kamu tidak menikah lagi setelah kita bercerai May"

"Aku menikah lagi dan tidak aku publikasi"

"Kamu yakin?"

"Iya"

"Perlihatkan akte kelahiran si kembar"

"Untuk apa?!"

"Aku tau kamu tidak akan pernah berani menunjukkan nya karena disana hanya nama mu yang tertulis"

.
.
.

03062023

Borahe 💙

Bukan Drama Korea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang