42

4.4K 309 4
                                    

"Aku melakukan ini untuk Arion"

"Untuk Rion? Kamu yakin? Apa saat memutuskan kita berpisah kamu juga memikirkan Rion?"

Adit terperanjat dengan serangan balik Maya. Wanita disampingnya ini sudah benar benar berubah meski sisi wanitanya masih dapat Adit liat saat tadi Maya menangis tapi tetap saja tidak seperti dulu. Kalau dulu dengan menggunakan nama Arion, Maya pasti akan terpengaruh tapi untuk saat ini, tidak sama sekali. Yang ada Maya malah terlihat santai, tak terkecoh.

Berbeda dengan Adit yang mendadak diam karena bola panas yang dilemparkan ke Maya menyerangnya balik. Lain halnya dengan apa yang Maya rasakan, sekuat hati wanita mantan teman hidup Adit itu mencoba untuk tidak tergoda dengan rayuan Adit meskipun Arion sekalipun alasannya.

"Arion butuh orang tua yang lengkap" Sanggah Adit.

Maya tersenyum miring mendengar penuturan Adit. Sejak kapan lelaki disebelahnya ini sok peduli dengan masalah itu? Bukannya malah harusnya Adit tidak menjilat ludahnya sendiri kan? Kemana perginya gengsi dan harga diri Adit yang selangit itu? Maya tak habis pikir.

"Arion memang butuh orang tua lengkap dan posisi itu sudah diisi dengan orang lain"

"Kamu sudah menikah?"

"Bukan urusan mu"

"Tapi dia anak ku, May" Ucap Adit tak terima.

"Iya memang Rion, anak mu, aku tau. Lalu aku bisa apa saat Rion butuh sosok ayah dan kamu gak ada? Lagi pula bukannya kamu yang ingin Rion mati dulu?"

Adit yang tak terima dengan tuduhan Maya, seketika berteriak "May!! Itu masa lalu dan aku sudah berubah"

Mata Maya terpejam mendengar Adit berteriak ditengah malam ini. Ia khawatir anak-anaknya diatas sana mendengar teriakan Adit "dimana letak perubahan mu, Dit. Kamu bahkan masih sama seperti pertama kali kita bertemu. Sudahlah, semua sudah lewat, tidurlah ini sudah malam"

Saat tangan Maya sudah hampir membuka pintu, ucapan Adit menghentikan langkahnya sejenak "May, aku bakalan buktiin aku serius dengan ucapan ku"

Mendengar Adit menjanjikan hal yang menurut Maya mustahil, sudut mata Maya kembali berembun.

'Andai kamu seperti ini saat itu Dit'

Mungkin Adit memang bukan lelaki yang baik di matanya, namun tetap saja lelaki itu punya tempat tersendiri di hati Maya.

.

Hampir semalam Adit tak bisa memejamkan matanya bila mana ia mengingat ucapan Maya.

'Apa Maya sudah menikah?'

Itu lah yang menjadi pikirannya bahkan sampai adzan subuh berkumandang.
Sebuah kemungkinan yang tidak pernah Adit bayangkan sebelumnya. Dan apabila hal itu benar maka sudah dipastikan peluangnya untuk mengajak Maya hidup bersama pupus sudah.

Sebagai laki laki, mungkin akan terasa kehilangan harga diri ketika pernyataan seriusnya tertolak oleh sang wanita, namun, Adit tak bisa berbuat apapun saat kenyataannya memang posisi nya sudah terisi oleh orang lain.

Lalu bagaimana cara nya ia memperkenalkan diri pada Arion nantinya?
Adit tak mungkin merusak kebahagiaan bayi kecil darah dagingnya tersebut dan membuat Arion bingung bagaimana status mereka. Akan tetapi sebelum itu, ia harus memastikannya terlebih dulu.

Tak ingin berspekulasi terlalu jauh akhirnya Adit melangkahkan kaki nya ke rumah Pak Amir yang berada tepat di belakang rumah utama.

Tokk... Tokk... Tokk...

Pintu kayu berwarna coklat itu terbuka lebar. Ada istri Pak Amir, Bibi Sri yang menyapanya "ada yang bisa dibantu Mas?"

"Pak Amir mana Bi?" Tanya Adit sambil melongok kan kepalanya ke arah dalam rumah.

Bukan Drama Korea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang