9

3.8K 207 11
                                    

Dengan amarah yang belum hilang sepenuhnya, Adit meminta Pak Ujang untuk melajukan mobilnya menuju bandara.

Harusnya beberapa jam lagi ia bertemu kekasihnya. Akan tetapi sang kekasih tiba tiba membatalkan liburan yang sudah mereka susun sejak awal. Dan itu cukup mempengaruhi suasana hatinya.

"Semua meeting saya tolong dijadwalkan ulang ya San. Saya hanya akan dua hari di Bali" Ucap Adit pada asisten pribadinya, Bagas.

"Setelah itu? Pulang?"

"Jakarta"

Bagas yang memang sudah tau watak Adit sejak jaman kuliah itu, hanya mengiyakan perintah atasannya.

"Nanti malam tidak ada jadwal apapun. Bapak bisa istirahat" Tutur Bagas setelah beberapa saat yang lalu menghubungi kolega Adit yang akan bekerja sama.

"Bar terdekat dari hotel, dimana?" Tanya Adit diluar topik pekerjaannya.

"Meeting pagi jam tujuh Pak"

Adit menatap Bagas bengis. Lelaki itu sepertinya tidak suka dengan jawaban yang Bagas berikan "tidak usah ikut campur urusan gue" maki Adit keras.

Bagas hanya bisa menghembuskan nafas pasrah "gue tau mood lu lagi gak bagus tapi lu gak bisa mangkir dari meeting kali ini Dit"

"Atasannya itu gue, bukan elu!"

"Gue tau, makanya gue ngelarang elu. Tabiat lu jelek kalau udah mabok"

"Bukan urusan elu!"

Tak ingin dibantah lagi, Adit memilih memakai kaca mata hitamnya lalu menyandarkan kepalanya pada mobil sambil memejamkan matanya dan mencoba untuk istirahat sejenak menghilangkan emosi yang membuncah.

Sedangkan sahabatnya, Bagas hanya bisa mendesah pelan sambil menggeleng gelengkan kepalanya. Bagi Bagas hal tersulit selama bekerja dengan Adit bukan tentang banyaknya pekerjaan nya melainkan mengatasi wataknya yang keras dan selalu menjengkelkan setiap kali ada masalah dengan percintaan atasannya itu.

"Harusnya lu berubah Dit, bukan malah semakin bermain api" Gunam Bagas pelan.

"Gue denger Gas" Jawab Adit masih terpejam. Lelaki itu ternyata tidak sepenuhnya tidur, hanya mejamkan matanya saja.

"Gue hanya gak mau lu nyesel Dit. Maya wanita baik, dan dia...."

Belum sampai Sandi menyelesaikan ucapannya Adit sudah menegakkan dirinya sambil membuka kacamata nya kasar "dia bisa buat lu setelah pernikahan gue selesai. Tenang, gue bisa jamin, gue gak pernah nyentuh dia"

Mata Bagas membola mendengar ucapan Adit. Tangannya mengepal kuat mendengar ucapan sahabatnya itu. Ia memang tau alasan kenapa Adit menikahi Maya, hanya saja Bagas tidak menyangka bahwa atasannya itu akan merendahkan Maya sejahat itu.

Setau Bagas, Adit cukup paham bagaimana cara memperlakukan wanita terbukti dari caranya memperlakukan ibunya dan adiknya "kenapa gak lu lepas sekarang aja?!" Tanya Bagas geram.

"Gue masih butuh dia, Gas"

"Gue baru tu kalau lu sebejat itu. Harusnya lu bertanggung jawab atas yang udah putuskan bukan malah kayak gini. Enam bulan Dit dan lu masih selingkuh dibelakang istri lu, bahkan lu sudah berniat menceraikan Maya. Gue bener bener gak habis pikir sama lu"

"Kita sama sama butuh status ini, Gas. Lu gak akan pernah mengerti karena lu gak pernah ada diposisi gue" Kata Adit sedikit tinggi.

"Situasi hidup lu mana yang gue gak ngerti?! Gue bahkan gak pernah ikut campur saat lu hampir tiap malem masuk hotel dengan wanita yang berbeda! Tapi untuk yang satu ini gue gak bisa diam! gue gak bisa liat lu mempermainkan pernikahan seperti sekarang Dit. Gue gak ingin ngeliat lu akhirnya terpuruk dan menyesali semuanya nanti"

Bukan Drama Korea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang