95

2.4K 208 6
                                    

"Aku belum siap" Ucap Maya menatap Adit dalam.

Kening Adit jelas langsung berkerut mendengar jawaban dari Maya atas banyak kata yang tadi sempat ia ucapkan. Dari sekian banyak kata itu tak ada satu pun yang di respon dengan Maya dengan betul. Wanita berstatus ibu tiga anak itu malah memberikan jawaban di laut topik yang Adit kemukakan.

"Maksudnya? Siap untuk?" Tanya Adit masih kebingungan, akan tetapi beberapa detik kemudian otaknya merespon pertanyaannya sendiri. Dengan senyum mengembang di iringi tawa kecil yang coba ia tahan, ia menatap Maya "Ya Allah kenapa harus mikir kesana sih May? Perasaan kamu tadi yang bilang kalau aku mesum. Eh sekarang kamu sendiri yang begitu"

"Kan kamu kan bilang 'hanya mau aku'" Ucap Maya membuat tawa Adit yang sedari tadi lelaku itu tahan menyembur tak terkendali.

Melihat Adit yang dengan leluasa tertawa membuat wajah Maya tertekuk seketika, padahal tak ada satu pun kata yang ia ucapkan berisi guyonan untuk suami nya itu "kenapa ketawa?" Tanya Maya sengit.

"Aku benar-benar gak nyangka loh dapat respon dari kamu kayak gitu. Aku kira kamu bakalan ngehakimin aku atau apa gitu, eh ini malah bahas yang mesum-mesum" Jawab Adit masih dengan senyum lebarnya.

"Loh aku berbicara sesuai penelitian Dit. Laki-laki itu kalau sudah menikah selalu pikirannya kalau gak atas ya bawah" Jelas Maya.

Tawa Adit semakin menggelegar mendengar penjelasan lanjutan dari sang istri. Meski tak bisa di pungkiri ada jiwa laki-laki normal dalam tubuhnya, akan tetapi Adit memang sengaja menekan itu karena baginya hubungannya dan Maya belum bisa di bawa sampai kesana "kamu tenang aja Sayang, aku cukup berpikir untuk itu kok. Aku paham akibatnya kalau sampai kita melakukan itu. Sepertinya banyak yang perlu kita bahas nanti ke depan nya"

"Akibat?"

"Kamu hamil maksud ku"

Hamil?
Sebelumnya memang Maya tidak pernah memikirkan kata itu setelah bercerai dengan Adit. Terlebih ia sudah bahagia dengan tiga malaikat yang selama ini menemani nya, meski satu harus lebih dulu ia kembalikan pada Sang Pencipta. Akan tetapi, setelah kembali rujuk dengan Adit, dan di singgung dengan itu, membuat Maya berpikir.

Respon Adit yang jauh dari pikiran Maya, mau tidak mau membuat Maya berpikir yang tidak-tidak. Apalagi respon yang Adit tunjukkan seakan tidak ingin memiliki anak lagi darinya. Pertanyaan 'akan kah ada Arion jilid 2' tiba-tiba saja menghampirinya. Membuatnya begidik ngeri, menutup matanya dan menggelengkan kepalanya.

"Kamu kenapa?" Kini berganti Adit lah yang menekuk keningnya dalam.

"Dit... Jujur sama aku, kamu gak mau aku hamil karena kamu menghamili wanita lain lagi?"

Pertanyaan Maya seketika membuat mata Adit melotot sempurna. Andai saja mata nya buatan negeri kulit putih mungkin saja mata Adit sudah lepas dari rumahnya ketika mendengar pertanyaan ngawur yang istrinya katakan. Jikalau memang Maya masih trauma dengan masa lalu nya, ia akan menerima nya, tapi ucapan Maya yang seperti itu membuat Adit tau satu fakta bahwa Maya memang memaafkannya tapi tidak untuk melupakan masa lalu nya.

"Astaghfirullah May... Na'uzubillahiminzalik... Aku udah tobat. Aku bukan gak mau kamu hamil lagi cuma aku rasa berlima seperti ini saja cukup. Banyak waktu yang sudah aku lewatkan dan aku ingin menebus itu lebih dulu daripada harus menambah anggota keluarga lagi"

"-- aku tau aku brengsek, aku tau aku harusnya tidak pantas menjadi suami mu lagi tapi serius, bukan karena ada Arion lain yang ku sembunyikan. Aku tahu melahirkan si kembar tidak mudah kan?. Asal kamu tau May, aku cukup dengan hidup seperti ini daripada aku harus melihat kamu terkapar di rumah sakit. Aku gak mau kehilangan kamu untuk ke-dua kalinya"

Adit penutup penjelasannya itu dengan membawa masuk tubuh Maya ke tubuhnya. Cerita akan kelahiran si kembar yang di dongeng kan ayah mertuanya cukup membuat Adit menahan jiwa kelelakian nya. Ia mengerti saat belum ada pembicaraan akan rencana nya ini, jelas tubuh Maya tanpa perlindungan. Dan Adit paham apa yang akan terjadi apabila saat itu, ia egois ingin memasuki Maya.

Rasa menyesal yang Adit rasakan, tak jauh berbeda dengan apa yang Maya rasakan. Wanita yang sedang memeluk erat balik suami nya itu juga, cukup terkejut dengan uraian yang Adit katakan, membuat sisi lain dalam tubuhnya menyesali apa yang sudah ia tuduhkan pada Adit. Kalau Adit hanya memikirkan dirinya dan mengabaikan perasaannya sendiri, lain cerita dengan Maya yang merutuki dirinya sendiri karena memikirkan egonya sendiri.

"Kamu tidak perlu sekeras itu dengan diri mu sendiri, Dit. Allah menyatukan kita kembali bukan tanpa tujuan. Aku yakin hidup ku tidak akan selalu menangis, dan bisa jadi dengan adanya kamu, tangis ku selama ini terbayar. Jadi berhenti menyebut diri mu sendiri brengsek ya?"

Kata-kata yang Maya ucapkan di sisi telinga Adit harusnya memang membawa angin segar bagi laki-laki itu, namun hal itu tidak terjadi padanya karena yang Adit ucapan Maya itu semakin membuatnya menyesal telah melewatkan Maya selama ini dan baru menemukannya kembali setelah sekian lama.

"Aku minta maaf kalau ucapan ku kasar, tapi aku ingin kamu terbiasa dengan itu. Aku harus menghukum diri ku sendiri May dengan selalu mengingat perbuatan buruk ku itu, agar nantinya aku ingat sudah terlalu banyak membuat luka pada mu. Aku tak ingin pernikahan kita kali ini, sama buruknya dengan yang dulu" Ucap Adit tegas.

Tak ada jawaban apapun dari Maya sampai Adit menghentikan ucapannya setelah itu. Adit hanya merasakan elusan lembut di punggung nya sebagai jawaban dari ocehannya.
Rasa penyesalan nya semakin menjadi-jadi mendapat perlakuan seperti dari Maya.

"Kamu tau kenapa Papa meminta ku menikahi mu lagi?" Pertanyaan Adit yang di tangkap dengan maksud buruk itu, membuat Maya melepaskan pelukan mereka. Cukup mengejutkan bagi Adit saat tubuhnya di lepas keras oleh istrinya itu "kenapa? Ada yang salah?"

"Kamu nyesel nikahin aku lagi"

"Astaga May, enggak gitu maksud pertanyaan  ku. Aku hanya tanya karena aku gak tau. Kenapa jadi salah paham begini sih. Udah berapa kali coba, kita salah paham terus kayak gini padahal ngobrol aja belum lama"

"Ya kamu tanya nya kayak nyesel gitu karena udah nikahi aku lagi"

"Perlu kamu tau, aku memang nyesel,.. nyesel karena kenapa gak dari pertama kali kita ketemu waktu itu, aku menikahi kamu. Jadi gak usah salah paham lagi, aku cuma memang belum ngerti sama pikiran Papa. Aku udah nyakitin kamu kayak gitu tapi yang ada Papa malah yang minta aku nikahin kamu, padahal waktu itu aku hopeless karena Mama gak ngerestuin kita lagi"

"Aku pernah tanya sama Papa hal yang sama, dan Papa cuma bilang 'Papa tau isi hati ku'. Padahal aku gak pernah cerita apapun sama Papa"

"Isi hati? Maksud Papa, kamu cinta sama aku?"

"Kenapa kesana sih? Udah ah, aku mau rebahan" Ucap Maya sambil mulai meninggalkan Adit yang berdiri menuntut.

"Sayang... Jawab dulu atau kalau enggak kita rebahan berdua nih ya. Hahaha"

.
.
.

28082023

Borahe  💙

Yoookk komen yoookkk, kemarin sepii 😭

Bukan Drama Korea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang