Bingung.
Itu lah perasaan yang saat ini Adit rasakan. Niat hati ingin membantu asisten nya malah berujung dihadapkan dengan situasi yang sulit.
Dianggap calon menantu oleh Ibu Susan cukup membuatnya kelabakan. Pasalnya, ia dan Susan memang tidak mempunyai hubungan apapun dan baru kali ini bekerja sama hanya berdua, akan tetapi, ibu nya malah salah memprediksi kedekatan keduanya.
Berkali kali Adit dan Susan serta dibantu dengan Bude Sari mencoba menjelaskan hubungan keduanya tak lebih dari atasan dan bawahan, tetap saja sang ibu bebal dan tidak mau menerima. Sampai sampai berkali kali Bude Sari meminta maaf pada Adit karena situasi yang tidak semestinya.
"Maaf Pak jadi begini keadaannya" Cicit Susan ketika sudah berada di depan ruang rawat inap sang ibu.
"Gak papa asal segera luruskan semua nya"
"Baik Pak tapi saya minta tolong untuk sementara begini dulu ya Pak. Saya janji hanya sampai Ibu keluar dari rumah sakit saja Pak" Ujar Susan tak enak hati karena saat ini sangat bos harus tertahan di rumah sakit ini akibat perilaku ibu nya yang kurang bisa dinalar.
Tadi saat Adit sudah akan berpamitan tiba tiba saja Ibu Susan langsung terkejut dan mengakibatkan dada ibunya sesak serta tekanan darahnya meninggi lagi, alhasil saat ini ia hanya pasrah sambil menunggu Bagas yang sedang dalam perjalanan ke tempatnya sekarang. Padahal tubuhnya sudah ingin ia benamkan di atas kasur empuk villa milik sang papa. Bayangkan saja sudah hampir lima jam ia berada di tempat dengan bau khas obat obatan ini.
"Iya tapi kamu harus tetap menjelaskan pada Ibu mu yang sebenarnya Susan. Saya gak mau kesalahpahaman ini semakin berlarut. Ibu mu seperti itu pasti ada alasannya" Jawab Adit bijak.
Lelaki itu tau, bahwa memberi pengertian pada orang yang sedang sakit bisa membuat efek yang besar. Iya, kalau seandainya bisa menerima, kalau tidak bisa menerima kenyataan seperti Ibu Susan, yang ada situasi nya seperti saat ini. Dan Adit tau betul, Susan pasti ingin ibu nya segera keluar dari sini.
"Ada alasannya Pak..." Kata Susan mulai menenggelamkan kepalanya diantara bahu mungilnya.
Namun belum sampai Adit menanyakan alasannya, suara lain menginstruksi keduanya "Loh belum pulang?" Sapa Dokter Pras yang sudah hampir tiga kali ini bertemu keduanya dengan pakaian yang sama.
Susan yang tadinya menunduk seketika beranjak dari tempat duduknya menghampiri dokter yang sudah lama merawat ibu nya tersebut.
"Dokter kapan Ibu boleh pulang? Katanya tadi hanya dehidrasi, kenapa harus di rawat inap?"
Dokter Pras menepuk lengan terdekat Susan. Sebagai dokter, ia sangat paham kenapa Susan ngajukan pertanyaan tersebut "duduk yuk" Ajak Dokter Pras sambil melangkah ke arah Adit yang sejak tadi tak bergerak dari tempatnya beristirahat.
"Belum pulang Pak?" Tanya Dokter Pras pada atasan Susan itu. Sebenarnya dokter itu sudah tau alasan mengapa Adit masih di rumah sakit ini, padahal statusnya dengan Susan hanya sebatas rekan kerja. Tadi saat ia sedang akan mengecek keadaan ibu Susan sebelum di tinggalnya pulang, beberapa suster sedang kasak kusuk menggosip kan lelaki tampan disebelahnya ini, lengkap dengan Susan dan ibu nya yang memang sudah dikenal banyak tenaga kesehatan rumah sakit ini.
Adit hanya menggeleng lemah tanpa ada niat untuk menjawab. Energi nya sudah habis karena memikirkan banyak hal dalam satu waktu.
"Susan cantik loh kenapa kalian gak pacaran saja?" Guyon Dokter Pras yang langsung mendapat tatapan horor dari Susan serta Adit.
"Jangan sembarangan Dok. Sekarang bukan waktunya bercanda. Ibu saya sedang sakit" Bentak Susan lelah.
Tapi bukannya marah, Dokter Pras malah tertawa terbahak dan menatap keduanya penuh makna "kamu kenapa serius sekali sih? Seperti bukan Susan yang saya kenal, ada masalah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Drama Korea
Romance"Aku akan mengatakan pada Mama kalau aku mandul. Jadi kamu tidak perlu memusingkan apapun. Hanya perlu tanda tangan dan semuanya akan aku urus dengan pengacara ku"