Tak ada yang berubah setelah Arion dan kedua orang tuanya berbicara satu tahun lalu. Usianya yang akan menginjak kepala tiga tak membuat lelaki itu sibuk dengan target menikah selayaknya orang dewasa lainnya. Arion semakin menenggelamkan diri nya sedalam-dalamnya pada dunia kerja. Hanya bisnis dan grafik saham yang selalu menjadi topik pembicaraan nya di berbagai kesempatan, sampai-sampai sang mami berkali-kali menegurnya tapi tetap saja tidak ada perbahan yang signifikan yang terjadi.
"Jadi rencananya gimana? Gebrakan apa yang harus kita buat kali ini?" Tanya Adit begitu ia sudah duduk di ruang keluarga bersama kaum laki-laki.
Ada dua kubu di ruangan tempat mereka berkumpul saat ini. Kubu laki-laki yang terdiri Adit, Arion, Zainal suami Zara, Yudha anak pertama Zara dan Yogi anak kedua Zara, akan selalu membahas pekerjaan di setiap pertemuan mereka.
Sedangkan kubu perempuan beranggotakan Maya, Zara, Hawa dan Yumna, anak bungsu Zara, serta ada Maudi istri Yudha dan Sandrina istri Yogi yang selalu membahas banyak rencana keluarga. Kemana mereka akan berlibur atau membahas apapun yang berkaitan dengan kedua keluarga tersebut.
Tak ada nya kehadiran Bu Jihan, Pak Andika dan Pak Hasan yang lebih dulu pergi ke surga, jelas membuat posisi Adit dan Maya berubah. Bertindak sebagai pengganti orang tua untuk Zara dan Zainal, sepasang suami istri yang sudah menikah lama itu mewajibkan adik mereka untuk berkunjung setidaknya sekali selama sebulan ke rumah orang tua mereka.
"Baru juga ketemu Mas, udah bahas kerjaan aja deh. Ajakin makan dulu kek atau apa gitu" Omel Maya ada Adit. Hobi Adit yang gila kerja belum bisa hilang meski usianya tak lagi muda.
Bertindak sebagai komisaris di perusahan yang sudah ia estafet kan pada Arion, tentu membuatnya masih sering memberikan ide-ide briliant nya untuk hotel yang ia dirikan itu.
Zainal pun tak jauh berbeda dengannya, dengan umur yang hampir sama, membuat keduanya cocok apabila sudah membicarakan tentang bisnis di bidang yang sama.
"Masih dalam pemikiran Pi" Jawab Arion santai dengan tangan sudah mengelus pelan pipi gembul anak adik sepupunya, Yudha.
Semua anak-anak Zara sudah menikah, hanya Yumna saja yang masih enggan membawa hubungan dengan lawan jenis nya ke jenjang yang lebih serius. Alasan ingin mengejar karir tentu menjadi alasan yang paling akurat yang bisa wanita itu gunakan untuk membungkam ocehan kedua orang tuanya.
Mendengar jawaban asal-asalan yang di berikan Arion, tentu membuat Adit sedikit meradang. Lelaki yang usianya sudah menginjak enam puluh tahun itu menatap tajam Arion yang sedang bermain dengan bayi Maudi.
"Kalau mau anak itu ya menikah, jangan bisanya cuma mainan anak orang aja" Sindiran Adit membuat gerakan tangan Arion berhenti.
Bukan karena sok kegeeran, tapi Arion yakin ucapan sang ayah itu memang di tujukan padanya. Terlebih hanya ia, Hawa dan Yumna di ruangan ini yang belum menikah.
Yumna, tentu bukan wanita ini yang Adit maksud karena Adit tidak mungkin melewati batasnya hanya untuk mendesak Yumna menikah, karena ponakannya itu masih memiliki dua orang tua lengkap.
Lain hal nya dengan Hawa, Hawa juga tidak masuk dalam kategori yang tidak mau menikah. Hal ini terbukti bahwa lelaki yang ia sukai satu tahun lalu sudah menghadap Adit untuk memintanya menjadi istrinya, bahkan tanggal pernikahan mereka sudah di tetapkan satu bulan lagi dari sekarang.
Melihat fakta-fakta ini, Arion percaya bahwa memang ocehan Adit itu sengaja di tujukan padanya karena hanya ia lah satu-satunya yang tidak menunjukkan progres apapun yang berkaitan dengan lawan jenis.
"Mas..." Panggil Maya pelan pada suaminya. Sebagai ibu dari Arion tentu ia cukup mengenal anak sulungnya itu. Meski sudah mendapatkan omelan berkali-kali lipat dari saat ini, hati Arion belum tergerak untuk mencari pendamping hidup. Oleh karenanya, Maya tak ingin apa yang sudah Adit utarakan itu merusak suasana yang ada.
"Adek sudah mau menikah satu bulan lagi, Yudha sama Yogi walau masih muda tapi sudah berani menikah tapi Abangnya masih diam di tempat Sayang. Gitu sok-sokan gak ngasih restu sama Alif" Omel Adit.
Kali ini Maya hanya bisa menghela nafas panjang. Pasalnya apa yang dikatakan oleh suaminya tak meleset barang sedikitpun. Arion tetap diam di tempat meski ia sudah mengetahui fakta yang sebenarnya akan hubungan Alif dan Amanda, sahabat Hawa itu.
Alif dan Amanda yang sempat Arion kira sebagai pasangan kekasih, ternyata memiliki hubungan kekerabatan kandung. Alif anak pertama sedangkan Amanda anak bontot. Selama ini Alif bekerja sebagai dosen di Universitas di luar kota sehingga ia tak memiliki waktu banyak untuk menemani sang adik. Hal itu lah yang membuat Alif selalu merespon manjaan sangat adik ketika bertemu, seperti saat Adit melihat keduanya berpelukan di panti asuhan kalau itu.
"Papi harap kamu segera membawa calon ke hadapan kami" Todong Adit pada Arion. Bukannya menjawab apa yang Adit desak kan padanya, Arion lebih memilih mengangkat bayi kecil itu lalu membawanya masuk kedalam kamar pribadinya.
"Bang... Anak ku kenapa kau culik" Teriak Yudha yang tak di hiraukan oleh Arion. Semua mata mengamati hilangnya Arion di balik pintu kamarnya. Tak ada yang berani buka suara hingga beberapa saat, Zara mencoba memberikan pendapat nya untuk sang ponakan paling sulung itu "kayaknya kita mesti ngejodohin Arion deh Mas, Mbak" Ucap Zara.
Mendengar kata perjodohan, lagi-lagi hanya membuat Maya menghela nafas dalam. Usaha untuk menjodohkan Arion tentu sudah pernah ia lakukan selama satu tahun ini. Mulai dari wanita yang suka berpenampilan seksi, sampai wanita yang berpakaian tertutup, tentu sudah pernah ia sodorkan pada Arion, akan tetapi selalu penolakan lah yang anak laki-laki nya itu berikan.
"Mbak capek pakai cara itu Ra" Jujur Maya pelan.
Melihat sang Kakak ipar frustasi tentu membuat Zara ikut merasakan nya. Sebagai pengganti Bu Jihan, Maya cukup andil dalam kehidupan yang Zara saat ini jalani, oleh karena itu lah yang membulatkan tekat Zara untuk membalas kebaikan yang sudah Maya berikan, dengan mencoba mendekati sang ponakan tersayang.
"Nanti aku ajak ngobrol deh si Abang" Tekat Zara.
Namun usulan itu langsung ditolak mentah-mentah oleh sang kakak ipar. Bukan karena tak ingin adik nya membantu hanya saja, ia sudah pernah melakukan itu sebelumnya sehingga ia tak ingin nantinya Arion mengambil keputusan yang menyulitkan lelaki itu sendiri dan menyakiti anak orang.
"Jangan, gak perlu Ra. Mbak yakin secepatnya nanti Abang sendiri yang akan minta dinikahkan dengan wanita pilihannya"
"Tapi kapan Mbak?"
"Mbak berharap setelah pernikahan Hawa dan Alif, Ra"
"Aamiin"
.
.
.17122023
Borahe 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Drama Korea
Romance"Aku akan mengatakan pada Mama kalau aku mandul. Jadi kamu tidak perlu memusingkan apapun. Hanya perlu tanda tangan dan semuanya akan aku urus dengan pengacara ku"