46

3.9K 287 13
                                    

"Jangan bercanda May! Aku gak suka!" Ucap Adit penuh dengan penekan.

Sikap seorang pemimpin kembali Adit perlihatkan disini. Tidak mau dibantah dan ingin semua orang sesuai dengan apa yang ia mau.

"Aku gak bercanda Dit. Bawa pergi sebelum aku berubah pikiran"

"Tapi Arion gak mungkin mau pisah sama kamu"

"Beri tahu Arion sesungguhnya. Beri tahu asal usulnya dan beri tahu orang tua kandungnya" Kata Maya tegas.

Tak bisa dipungkiri bahwa apa yang baru saja Maya ucapkan dari mulutnya cukup membuat hatinya sendiri sakit.

Membayangkan Arion tidak lagi menyayanginya dan memilih untuk pergi menjauh darinya, sudah membuat Maya sesak. Maya takut Arion tidak bisa menerima kenyataan bahwa bocah kecil itu bukan murni anak kandungnya.

Akan tetapi, Maya tidak bisa berbuat apapun. Ia memang memiliki hak asuh untuk Arion tapi bukan berarti ia bisa menjauhkannya dari sang ayah bukan?

Waktu sembilan tahun bukan waktu yang sikat untuk kedekatannya dengan bocah itu dan mungkin sekarang saatnya ia harus mengikhlaskan Arion agar bisa dekat pula dengan Adit selalu Papi kandungnya karena sebaik apapun Maya memainkan peran ayah dan ibu tetap saja tidak akan bisa menggantikan perannya secara langsung.

Meski tak bisa dipungkiri, tidak ada poin baik di mata Maya sebagai wanita saat melihat Adit. Lelaki dewasa yang kurang bisa memperlakukan wanita selain ibu dan adiknya dengan baik. Hanya unggul di bidang bisnis dan menjadi pemimpin di perusahaan, belum tentu menjalankan peran dengan epik di rumah tangga, benar begitu bukan?

Karena sejatinya rumah tangga bukan hanya tentang siapa pemimpin dan bawahannya tapi tentang bagaimana bisa bersama saat segalanya tidak baik baik saja.

Dan mungkin Arion tidak akan mendapatkan pelajaran itu dari Adit.

"Kamu sudah tidak ingin merawatnya May?" Cicit Adit pelan.

Adit cukup terkejut dengan penyataan Maya barusan. Ia tak menyangka wanita yang sudah membesarkan Arion selama ini tega melepasnya begitu saja. Adit mengira Maya akan menurunkan egonya dan bersedia kembali untuk Arion meski ia sudah memiliki tambatan hati yang lain.

Tapi ternyata Adit salah.

Maya yang dihadapannya ini, bukan lagi Maya yang dulu. Maya yang memikirkan Arion begitu dalam, bahkan mampu membuatnya berkorban apapun hanya untuk kebahagian bocah kecil itu.

Sungguh semua diluar perkiraan Adit.

Membawa nama Arion dalam misi rujuk nya dengan Maya, membuat Adit sedikit besar kepala, apalagi bila mengingat bagaimana kedekatan mantan istrinya itu dengan sang anak. Namun, rencana tetap rencana, tidak semua sesuai dengan apa yang ia impikan dan penolakan Maya kali ini adalah tanda bahwa apa yang sudah ia usahakan benar-benar tidak berdampak apapun.
Tidak peduli seberapa kaya dan seberapa tinggi jabatan yang Adit punya, cinta tetap cinta dan semua itu tidak bisa dipaksakan.

"Sekarang giliran mu, Dit untuk dekat dengan Arion" Jawab Maya sambil mulai beranjak dari tempat duduknya.

Sudut matanya sedikit membasah, dan Maya tidak ingin Arion melihatnya sebagai kelemahan sehingga bisa menjadikannya senjata untuk memaksanya kembali dalam pelukan Adit.

"May..." Reflek Adit menahan lengan Maya yang hampir saja menghilang di balik pintu utama villa "jangan membuat Arion memilih May" Imbuh Adit pelan.

Seakan mendadak tersadar, Adit dirundung rasa bersalah saat ia mendengar keikhlasan Maya untuk mengembalikan Arion.

Harusnya sejak awal sebagai laki-laki yang baik, Adit tidak lagi memusingkan bagaimana kehidupan Arion nantinya didepan. Tidak peduli dengan siapa Arion tinggal, yang jelas selama ia boleh mengunjungi nya itu sudah cukup. Meski tak bisa dipungkiri sisi lain hati kecilnya ingin egois dan meminta Maya memikirkan perasaan Arion lalu kembali padanya, tapi kalau saja itu terjadi dan akibat paksaan nya, tidak kah menutup kemungkinan hal sama di masa lalu akan terulang kembali?

Adit kembali menyakiti Maya, apabila memaksanya.

"Lepas Dit!"

"Aku akan melepaskannya setelah kamu janji gak akan meninggalkan Arion"

Lelehan air mata Maya mulai berubah menjadi anak sungai yang mengalir deras di pipi mulusnya. Tangannya yang bebas dari rengkuhan Adit menyapu kasar bukti kelemahan itu. Maya tak ingin dianggap sebagai wanita yang lemah, hanya karena menangisi masalah hidupnya yang masih saja sama.

"Apa kamu sudah melupakan Sella?" Satu pertanyaan Maya yang seketika membuat Adit membeku ditempat dan melepaskan pegangan nya dari Maya. Adit tak menyangka akan ada nama orang lain yang ikut terbahas di pembicaraan mereka kali ini kecuali Arion dan mereka sendiri.

Cukup terkejut dan tidak bisa menjawab apapun membuat Adit hanya diam membeku. Maya cukup paham reaksi yang Adit berikan dan tanpa Adit menjawab pun Maya tau jawabannya.

'Adit belum bisa melupakan Sella'

Dan Maya hanya menggantikan status saja tanpa menempati posisi Sella sebelumnya.

Sella masih ditempat yang sama didalam hati Adit. Adit hanya memerlukan Maya untuk merawat anaknya yang memang sejak lahir kehilangan sosok ibu, bukan menjadikannya selayaknya wanita di dalam kehidupan lelaki dewasa.

"Gak usah dijawab Dit, aku tau jawabannya"

"Tapi May"

"Tapi apa Dit? Mau melukai ku lagi? Apa yang dulu masih kurang? Mau sampai kapan jadi lelaki brengsek di hidup ku, Dit? Aku salah apa sama kamu sampai sampai kamu bertingkah seenak hatimu tanpa mikirin perasaan ku? Aku manusia biasa yang punya perasaan Dit. Hiks.. Hiks"

Maya menumpahkan semua yang ia rasakan selama ini. Mempertanyakan apapun yang dulu tak pernah bisa ia tanyakan, hanya karena ia takut akan perdebatan diantara keduanya, kini dapat ia ungkap dengan gamblang, tak peduli lagi perasaan Adit yang mungkin saja tersakiti juga.

"Aku gak bermaksud melukaimu, May. Aku yang bodoh yang tidak bisa melihat kebaikan mu selama ini"

"-- aku akui Sella masih punya ruang di hati ku dan mungkin dia akan selalu disana tapi aku janji, akan memberikan ruang lain yang lebih luas buat kamu. Aku mau mencobanya May. Apa salah nya kita mencoba? Toh, Arion juga butuh kita berdua untuk disisinya kan?"

Senyum miring Maya tampilkan pada wajahnya yang masih basah akan air mata. Mendengar ajakan hidup bersama dan pernyataan cinta Adit pada Sella secara tidak langsung, semakin membuatnya yakin bahwa memang sudah tidak ada apapun yang tersisa dari hubungannya dengan Adit kecuali janji-janji yang diperbaharui tanpa ada jaminan apapun akan ditepati.

"Aku lelah harus menjelaskan semuanya berulang-ulang Dit. Arion bisa hidup tanpa kita harus bersama dan itu sudah keputusan ku. Ayo berjalan dijalan masing-masing yang sudah kita pilih" Ucap Maya.

"Aku akan tetap memilihmu tidak peduli berapa kali kamu menolaknya"

.
.
.

20052023

Borahe 💙

Bukan Drama Korea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang