32

4.2K 247 9
                                    

"Mungkin anda salah. Anak yang dibawa pergi Maya itu adalah anak yang akan digugurkan oleh wanita yang saya cintai, akibat pergaluan bebasnya dengan suami orang!" Ucap Azwin geram.

Penilaian Azwin tentang mantan adik iparnya sungguh buruk. Sikap dan tutur katanya cukup membuatnya tau mengapa adiknya, Maya tidak berusaha mempertahankan rumah tangganya.

Padahal ia jelas jelas tau bagaimana sifat Maya. Wanita itu pasti akan senang hati mencoba membuka hatinya untuk orang yang baru ia kenal, tapi dengan syarat orang itu memang layak untuk mendapatkan hatinya.

Dan sepertinya Adit tidak masuk dalam kategori itu.

Hal itu membuat Azwin sedikit bersyukur, karena Maya tidak akan tersakiti sepanjang hidupnya, hanya karena bertahan dengan lelaki yang tidak baik.

Mungkin banyak mengira bahwa Maya tergolong dalam wanita mandiri yang sangat mandiri, sehingga ia kerap di cap sebagai wanita yang tidak butuh lelaki. Akan tetapi di balik itu, Azwin tau betul bahwa adiknya tetaplah wanita biasa, yang masih ingin bermanja di tempat yang tepat.

Kalau lelaki wujud penghormatan dirinya dengan di banggakan, lain pula dengan wanita, wujud penghormatan terhadap wanita itu cukup dengan memberinya kasih sayang. Dan Maya pasti menginginkan hal itu walaupun ia sudah memiliki segalanya.

Tapi bagaimana bisa itu terjadi kalau suaminya berjenis seperti Adit begini?
Jelas saja tidak akan bisa!!

Seperti saat ini, kalau saja obrolan ini tidak diambil alih oleh Bagas mungkin saja, Adit tidak akan pernah tau rahasia apa yang selama ini ditutupi oleh Maya darinya. Sikapnya yang tidak sopan bisa jadi akan membuat Azwin marah. Padahal banyak sekali hal yang akan membuatnya tercengang serta menyesal.

"Emmm maaf kalau saya menyela Dokter Azwin, ijinkan saya mewakili Pak Adit untuk menjelaskan semuanya. Memang kedatangan kami kesini untuk mencari keberadaan Bu Maya, tapi dibalik itu juga kami ingin tau ada hubungan apa antara Sella dan Bu Maya serta kenapa Dokter Azwin yang menjadi penanggung jawab atas makam Sella"

Azwin menatap Bagas datar lalu menarik nafas dalam dalam. Mungkin baginya menceritakan bagaimana semua bisa terjadi sedikit menyesakkan terlebih ini semua menyangkut wanita yang sampai saat ini masih bersemayam di hatinya.

"Saya mengenal Sella sudah lama. Kami terlalu sering bertemu karena Sella merupakan sahabat Maya" Azwin menjeda ucapannya. Ia ingin tau bagaimana respon Adit begitu ia menyebutkan bahwa Sella adalah teman dekat Maya.

Dan benar saja, Adit meresponnya dengan tatapan tak percaya. Adit mengira jawaban yang saat itu ia tanyakan pada Maya mengenai siapa Arion sesungguhnya, hanya sebuah alasan belaka. Akan tetapi saat ini Adit paham bahwa apa yang Maya katakan benar adanya. Arion adalah anak sahabat Maya, yang merupakan kekasih Adit. Saat itu Maya hanya tidak menyebutkan nama sahabatnya tersebut.

"Sahabat? Berarti tidak mungkin tidak tau kehidupan masing masing kan Dok?"

"Apa yang Anda harapkan dari pernikahan terpaksa? Menceritakannya? Atau justru menutupinya? Jelas menutupinya bukan?" Jawab Azwin santai.

"Terpaksa?" Tanya Adit tak mengerti.

"Iya terpaksa"

"Bagaimana bisa Maya terpaksa? Sedangkan Maya sendiri yang menyetujui pernikahan kami dulu" Adit ingat betul kejadian saat ia mendatangi Maya guna menanyakan keputusannya yang tiba tiba menerima pernikahan keduanya, sedangkan sebelum itu Maya menolak keras.

"Anda mempertemukannya dengan orang tua anda kan? Itulah alasannya kenapa Maya mau menikah meski tidak ada cinta. Dia anak tak beribu, jadi wajar bukan kalau Maya ingin punya Ibu lagi?"

Adit mengangguk anggukkan kepala pertanda ia paham apa yang menjadi alasan Maya mau menikah dengannya saat itu. Dan memang mempertemukan sang mama dengan Maya itu merupakan trik Adit agar Maya tidak lagi bisa menolak untuk dinikahi.

Tapi untuk seorang Maya, bukankah itu terlalu sederhana?
Wanita cantik, berpendidikan tinggi, mandiri dan kaya raya harusnya tidak terpengaruh dengan hal sepele itu kan?

Pertanyaan ini tak Adit tanyakan pada Azwin karena baginya, Azwin tidak akan tau jawaban yang sebenarnya. Mungkin suatu saat nanti, saat semuanya kembali pulih dan ia dapat bertemu dengan Maya, pertanyaan ini akan ia ajukan secara langsung pada yang bersangkutan.

"Lalu Sella? Apa dia tidak memberitahu Maya tentang Pak Adit, Dok?" Tanya Bagas tiba tiba.

Azwin tersenyum kecil dan mulai bercerita "memberitahu? pasti, Sella memberitahu Maya tentang pacarnya tapi tidak dengan idetitasnya. Yang Maya tau Sella dan pacarnya itu terhalang restu orang tua dari lelaki"

Terdiam. Adit tidak berkutik sama sekali. Apa yang Azwin paparkan sangat sesuai fakta di lapangan. Mamanya yang tidak menyukai Sella karena perbedaan agama mereka lah yang menjadi penyebab alotnya jalinan asmara keduanya saat itu. Apalagi pilihan pakaian Sella cukup terbuka.

"Apa Maya tidak pernah bercerita pada Sella tentang pernikahan kami?" Kini giliran Adit yang bertanya.

"Saya tidak tau pasti, tapi yang jelas Sella tidak bisa datang ke pernikahan kalian waktu itu karena urusan pekerjaan"

"Lalu Arion?"

"Saya yang meminta Maya untuk mengadopsinya"

"Padahal anda tau siapa Arion?"

Azwin mengangguk singkat, pandangannya mengarah tepat pada inti mata Adit "Sella sudah menceritakan semuanya, dan karena itu lah saya memaksa Maya untuk mengadopsi Arion"

"Kenapa?"

"Karena Arion hanya korban dari kesalahan orang tuanya, dia bukan pelaku dan saya tidak mau anak sekecil itu harus hidup dengan embel embel 'anak haram'."

Sudut mata Adit mulai membasah. Ia tau betul bagaimana fatal nya, apabila dulu Sella sampai menggugurkan anak yang dikandungnya. Perasaan bersalah selama ini, sampai proses pencarian gila gilaan yang ia lakukan sebenarnya hanya bentuk tindakan untuk menebus rasa bersalah yang sudah sejak lama bersarang pada hatinya.

Dan mungkin setelah ini, ia masih akan tetap melakukan hal yang sama untuk mencari orang yang berbeda.
Seseorang yang dengan mudah merawat anak suaminya dari hubungannya dengan wanita lain, yaitu Maya.

"Sekarang dimana Maya?"

"Saya tidak tau"

"Anda tidak mungkin tidak tau keberadaan mereka. Bukan kah ini rumah terakhir yang Bu Maya kunjungi sebelum menghilang?" Tanya Bagas.

"Sudah sejauh mana Anda memata-matai saya? Sampai sampai aktifitas didalam rumah saya pun, Anda tau. Saya tidak menyangka, begini cara kerja orang kaya ya?"

"Saya tanya sekali lagi, dimana Maya?"

"Saya tidak tau"

"Saya akan mencarinya sampai ketemu"

"Silahkan lakukan, saya berdoa semoga saat itu Maya sudah bisa memaafkan perbuatan Anda"

Adit tertampar dengan ucapan Azwin, namun tak urung hatinya mempercayai bahwa ia akan menemukan Maya secepatnya dan mendapat maaf darinya.

'Tunggu aku, May. Kali ini biarkan aku yang mendatangimu'

.
.
.

01042023

Borahe 💙

Bukan Drama Korea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang