65

2.7K 239 12
                                    

Akibat ego dan nafsu yang saat itu tidak bisa ia kendalikan, membuatnya harus banyak menyakiti hati. Tidak hanya Maya yang sakit, Bu Jihan dan anggota keluarga yang lain, bahkan tidak mudah untuk menerima dirinya kembali setelah rekam jejaknya yang menjijikkan, sekarang ada lagi yang harus tersakiti akibat ulahnya itu, yaitu anaknya sendiri.

Anak dari hasil perselingkuhannya dengan Sella yaitu Arion.
Predikat anak tanpa ayah sekarang terganti dengn julukan baru yaitu anak hasil perselingkuhan.

Adit sengaja menutupi aib Sella dengan mencoba memberikan pemahaman pada Arion tentang mati syahid, ia tak ingin Arion semakin  kecil hati saat mengetahui bahwa dosa akibat zina nya dengan Sella yang sudah tidak terhitung, terlebih Sella tidak sepaham dengannya, mengubah pandangan Arion tentang perjuangan seorang ibu.

Bagi Adit, cukup dirinya sajalah yang namanya jelek di cerita hidup Arion, ia tak ingin Sella juga merasakan hal yang sama. Bukan karena ia masih mencintai Sella, tidak, bagi Adit Sella punya ruang tersendiri di hatinya meski saat ini hanya nama Maya yang terukir.
Hanya saja, Adit menganggap seburuk apapun nama Sella di hati Arion, Sella tetap tak bisa berbuat apapun karena alam mereka sudah berbeda, akan tetapi, lain hal nya dengan Adit, seburuk apapun namanya di hati Arion, lelaki itu masih bisa mencari cara agar maaf nya di terima sang anak.

Mengetahui status yang selama ini memang tak pernah Maya ungkap, membuat Arion menatap Adit bengis. Bocah kecil itu memikirkan bagaimana caranya nantinya ia bertemu Maya sedangkan kehadirannya tak lebih membuat wanita berstatus ibu susunya itu bersedih.

Tempat yang ia kira akan menjadi tempat ternyaman ke-dua setelah villa tempat tinggalnya bersama Maya dulu, di rumah masa kecil nya ini, Arion membuat pandangan yang berbeda pada Adit. Lelaki yang mengakui perselingkuhannya dengan sang ibu, di tambah dengan menyakiti ibu susu nya, membuat Arion bingung harus memperlakukan Adit bagaimana.

Ingin kembali pada Maya, atau melanjutkan hidup dengan ayah yang sudah membuat hatinya, hati ibunya dan hati Mami nya terluka secara bersamaan adalah keputusan terberat Arion saat ini.

"Bang..." Panggil Adit sambil ikut mendudukkan badannya sejajar dengan Arion yang tadi bangun tergesa karena keterkejutan nya akan fakta yang selama ini tak pernah ia sangka.

Menjadi anak dari duri pernikahan orang tuanya sendiri.

"Papi sayang Abang?" Tanya Arion serius.

Adit melipat keningnya mendengar pertanyaan Arion yang keluar dari mulut kecil itu. Akan tetapi, pertanyaan yang tak berhubungan dengan pembahasan mereka tersebut tetap Adit jawab dengan sepenuh hati "iya Papi sayang Abang. Papi sayang Adik-adiknya, dan Papi sayang Mami"

"Kalau Abang minta sesuatu apa Papi bisa kasih?"

Semakin berkerut kening Adit mendengar pertanyaan ke-dua dari Arion. Kepalanya memikirkan berbagai macam kemungkinan apa yang sedang Arion idamkan. Adit mengira ia harus memberi hadiah pada Arion karena rasa sakit yang sudah ia torehkan selalu ayah.

"Papi akan kasih selama Papi bisa Bang. Abang mau apa sayang?"

"Papi janji?" Ucap Arion sambil menyodorkan jari kelingkingnya pada Adit.

Mau tak mau, Adit mengiyakan permintaan Arion dan menautkan jari kelingking mereka secara bersamaan. Meski tak bisa dipungkiri hatinya mendadak berdegup kencang menunggu kalimat selanjutnya yang Arion akan ucapkan.

"Papi janji" Jawab Adit melepas jaring kelingking nya "sekarang bilang sama Papi, Abang minta apa?"

"Abang mau tinggal sama Daddy"

Bak disambar petir di tengah malam. Tubuh Adit kaku tak bergerak mendengar permintaan Arion yang sungguh di luar perkiraan nya.

Belum ada satu hari tinggal bersama, anak sulung nya itu sudah menunjukkan ketidaknyamanannya pada sang ayah. Bahkan ia saat ini menego agar diperbolehkan untuk lepas dari kungkungan ayah kandungnya sendiri.

Adit bahkan sedikit menerka-nerka apakah untuk anak usia sepuluh tahun itu wajar apabila bisa berpikir sejauh itu? Bisa menyampaikan pendapatnya dan mengambil keputusan sebesar itu, membuat Adit meraguka penilaiannya terhadap Arion dan Adam beberapa waktu lalu.

"Kenapa harus tinggal dengan Daddy kalau masih ada Papi sama Mami, Bang?" Tanya Adit berusaha untuk mencegah keinginan Arion untuk menjauh darinya. Bagi Adit, cukup untuk Arion jauh dari Maya. Ia tak ingin Arion semakin menjauh dari nya maupun Maya.

"Abang mau tinggal sama Daddy pokoknya. Dan Papi sudah janji mau ngabulin apa yang Abang mau"

"Papi memang janji tapi enggak dengan kita jauhan"

"Tapi Abang gak mau tinggal sama Papi. Abang maunya tinggal sama Mami" Tangis Arion mulai terdengar. Anak kecil itu akhirnya kembali menyerah dan menumpahkan rasa sedihnya lewat lelehan air mata.

Seakan teriris melihat Arion yang menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya, bahkan pelukan dan penghiburan serta kata maaf yang berkali-kali Adit ucapkan namun tidak digubris Arion, membuat lelaki berstatus ayah kandung Arion itu mau tak mau mengiyakan permintaan anak nya.

"Oke, Papi akan turutin kemauan Abang setelah Papi ngobrol sama Mami"

"No!! Don't say anything"

"Why?"

"Mami nanti nangis" Ucap Arion lirih.
Berkali-kali ia sempat mendengar tangis Maya saat malam-malam sebelum kepindahannya bersama Adit. Hal itu cukup membuat rasa tidak nyaman dalam diri Arion. Bocah kecil itu cukup tahu diri akan posisi nya saat ini jadi ia memutuskan tidak akan menambah tangis ibu susu nya tersebut.

Termasuk keputusannya saat ini, Arion hanya memikirkan dimana tempat yang bisa menampungnya tanpa perlu membuatnya mengingat label yang sedari kecil memang sudah tersemat di tubuhnya.

Tubuh rupawan kecil dengan status anak selingkuhan jelas bukan pemandangan yang bagus untuk siapapun. Arion tidak berpikir akan menjalani hidup yang penuh drama ini.

"Kalau Abang gak mau bikin Mami nangis, ya Abang tinggal sama Papi. Papi janji akan menebus semuanya, termasuk waktu yang sudah Papi lewatkan selama ini. Papi janji Bang. Papi minta maaf"

Berkali-kali kata maaf terucap dari mulut Adit tak membuat Arion menarik keputusannya. Keputusan yang akhirnya membuat Adit kembali harus kehilangan sang anak dari rengkuhannya. Hal itu jelas akan mempengaruhi peluangnya untuk membawa Maya kembali ke rumah ini.

"Kata Mami, orang yang meminta maaf harus di maafkan, Abang sudah memaafkan Papi kok tapi abang tetep gak mau tinggal sama Papi"

"Bang... Jangan kayak gitu. Kalau Mami tau Abang gak tinggal sama Papi, Mami bisa marah besar"

"Abang pokoknya cuma mau tinggal sama Daddy. Kalau memang Papi gak mau nganterin Abang ke rumah Daddy, Abang bisa minta tolong Om Yoyo"

Saat Arion menyebutkan nama saingan Adit dalam merebut hati Maya, mau tak mau hal itu membakar api yang sudah Adit kecilnya sebelum ini. Api itu kembali membesar, dan besarnya sengaja di buat oleh anaknya sendiri.

Karena tak ingin di pandang sebelah mata dengan sang anak akhirnya Adit mengangguk pasrah sambil berucap "besok kita terbang ke Jakarta tapi kalau seandainya Daddy keberatan Abang tinggal sama Daddy disana, detik itu juga Abang pulang sama Papi, deal?"

"Enggak!! Abang akan mau tinggal sama Papi kalau Papi bisa bawa Mami sama adek-adek untuk tinggal disini juga"

.
.
.

03072023

Borahe 💙

Bukan Drama Korea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang