69

2.1K 192 6
                                    

Berdiri di hadapan pagar rumah yang Maya yakini pernah ia huni sebelumnya, membuat banyak kenangan di masa lalu menguar begitu saja tanpa bisa di tahan. Dua tahun tinggal di rumah ini, meski tak semua kenangannya baik, tak bisa di pungkiri semua itu menjadi cerita tersendiri dalam hidupnya.

Beberapa hari yang lalu Maya tiba di kota tempatnya lahir guna menjenguk sang papa yang sudah mulai berumur. Namun bukan hanya itu saja niatnya datang kemari, ada sosok Arion yang ia rindukan, yang sudah beberapa bulan ini tidak bisa Maya hubungi hanya untuk sekedar menanyakan kabarnya saja. Itu lah yang menjadikan alasan, mengapa Maya mau datang ke rumah ini kembali.

Di pencet nya bel perlahan, namun sampai menit ke sepuluh tidak ada tanda apapun dari dalam. Sepertinya rumah ini kosong, tidak berpenghuni meski hari dalam kalender saat ini menunjukkan waktu weekend. Tidak mungkin bukan, Arion berada di sekolah saat hari libur?

Niat hati Maya ingin kembali pulang apabila ketiga kalinya ia menekan bel rumah itu belum juga ada yang membukanya, akan tetapi saat akan menekannya untuk yang terakhir, ada seseorang yang memanggil namanya.

"Mb-mbak Maya?" Tanya Bi Narti dari balik tubuh Maya.

Seketika Maya memutar tubuhnya, menatap wanita paruh baya yang sedang menenteng plastik berisi belanjaan. Pantas saja, tidak ada tanda-tanda kehidupan dari dalam rumah karena orang yang biasanya siap siaga untuk membuka pintu sedang berada di luar rumah.

"Bi-bibi... Apa kabar?" Tanya Maya balik.

Bi Narti tegopoh mendatangi Maya, lalu memeluk mantan istri Adit itu erat-erat "Ya Allah Mbak... Bibi gak nyangka Mbak mau ke rumah ini lagi, ayo masuk Mbak" Ajak Bi Narti sambil mulai menarik tangan Maya ke dalam rumah. Tujuan Maya yang memang ingin bertamu ke rumah itu, membuatnya akhirnya pasrah di tarik masuk ke dalam.

Maya mengamati sekelilingnya saat ia sudah berhasil duduk ruang tamu rumahnya dulu. Hampir tak ada yang berubah kecuali cat rumah yang di buat sedikit lebih gelap dari pada sebelumnya.

Hiasan dinding, tata letak beberapa guci besar bahkan sofa yang sama masih menghiasi rumah ini. Melihat pemandangan sama persis seperti saat terakhir kalinya ia pergi, membuat mata nya berkaca-kaca. Lagi-lagi kilatan kenangan akan peristiwa tentang dirinya dan Adit kembali berputar, sampai akhirnya denyutan yang sama kembali hadir di sudut hatinya.

"Mbak sudah lama tadi?" Tanya Bi Narti sambil membawakan segelas air berwarna merah untuk disajikan pada Maya.

Maya menggeleng pelan, sambil tetap mengamati sekitarnya. Bi Narti yang paham akan pandangan Maya yang sedang menyisir tiap jengkal rumah ini membuat Bi Narti tersenyum lebar. Bukan tidak mengerti apa yang Maya pikirkan, hanya saja wanita paruh baya itu lebih memilih untuk tidak mengganggu acara nostalgia majikannya dulu.

"Gak ada yang berubah ya Bi. Bibi ngerawat nya dengan baik" Puji Maya

Bi Narti kembali tersenyum sebelum akhirnya membongkar rahasia sang pemilik rumah "Bibi hanya membersihkan biasa Mbak. Banyak kok yang di buat ulang, sofa ini contohnya"

"Maksudnya?" Tanya Maya tak paham.

Bi Narti tersenyum sambil menggenggam tangan Maya lembut "karena rumah ini gak boleh dirubah karena alasan apapun Mbak, jadi setiap ada barang yang rusak akan di pesan kan persis seperti sebelumnya"

"Kenapa?" Tanya Maya lagi, tak mengerti.

"Karena Mas Adit selalu bilang 'biar Maya gak perlu penyesuaian kalau nanti dia tinggal disini lagi Bi' itu alasan Mas Adit, Mbak"

Pernyataan Bi Narti cukup membuat Maya terdiam. Air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya luruh menggenang dan mulai membasahi pipi nya. Mencoba memikirkan apa maksud ucapan Adit, meski sedikit mengesampingkan hati lelaki itu.

"Saya gak akan tinggal disini lagi Bi" Jelas Maya sambil mulai menghapus air matanya yang mengucur.

"Kenapa Mbak? Ini rumah Mbak Maya"

Harusnya tanpa Bi Narti bertanya, wanita paruh baya itu paham akan alasan mengapa Maya tidak lagi bisa tinggal di rumah penuh kenang nya dengan Adit. Akan tetapi Maya tetap menjawab pertanyaan tersebut guna menegaskan statusnya dengan Adit sudah tidak lagi bisa bersama "saya sudah bercerai dengan Adit, Bi" Kata Maya pelan.

Tak ada pembicaraan lanjutan mengenai peristiwa beberapa tahun lalu itu. Bi Narti hanya diam sambil mencoba menenangkan Maya dalam dekapan tingginya. Andai bisa di ulang mungkin Bi Narti lebih memilih melihat keduanya berdebat daripada harus melihat mereka berpisah seperti ini.

"Kabar Arion sekarang gimana Mbak?" Ucap Bi Narti mencoba mengalihkan perhatian Maya dari rasa sedih nya.

Namun bukannya menjawab pertanyaan Bi Narti, yang ada kening Maya berkerut dalam. Tujuannya datang ke rumah ini untuk bertemu dengan anak angkatnya itu tapi bukannya bertemu, Bi Narti malah mempertanyakan keberadaan Arion yang Maya sendiri tidak tau dimana.

Terakhir kali sebelum Adit membawa Arion pergi, bukan kah lelaki itu mengatakan bahwa ia tinggal di rumah ini? Lalu mengapa Bi Narti malah mempertanyakan kabar Arion padanya? Sedangkan harusnya Bi Narti lah yang lebih tau kabar keberadaan anak bujang nya itu.

"Abang... Eh maksud saya, Arion gak tinggal disini Bi? Bukannya Adit tinggal disini ya? Dia bilang sama saya, dia tinggal disini" Kali ini pertanyaan Maya lah yang membuat kening Bi Narti berlipat.

Wanita yang sudah menjaga rumah ini sepertinya kebingungan untuk menjawab pertanyaan Maya "Mas Adit hanya membawa Arion menginap satu hari saja Mbak"

"Satu hari? Kapan itu Bi?"

Bi Narti mencoba mengingat kapan terakhir ia bertemu dengan anak kedua majikannya itu. Umurnya yang memang sudah tak lagi muda membuatnya sedikit kesulitan untuk tahu seberapa lama waktunya "Bibi lupa Mbak tapi yang jelas waktu itu malem Mas Adit bawa Arion kesini trus paginya mereka pergi lagi, dan sampai sekarang gak pernah kesini lagi"

'Sampai sekarang gak pernah kesini lagi' mendengar perkataan Bi Narti, membuat Maya menutup matanya rapat sambil menghela nafas berkali-kali.
Fakta mengejutkan tentang keberadaan Arion membuat Maya berpikir Adit memang ingin menjauhkannya dengan anak Sella itu. Entah apa yang ada di dalam benak Adit sampai-sampai ia menutup segala akses untuk bertemu dengan Arion, padahal jelas-jelas saat ia membawa Arion, Adit mengatakan bahwa Maya masih bisa terus berkomunikasi dengan anak yang sudah di rawat nya sejak kecil itu.

"Mbak Maya gak papa?"

"Gak papa Bi. Saya pamit dulu ya Bi, kasian Papa sendirian di rumah"

Bi Narti hanya menganggukkan kepalanya bingung, namun tetap mengikuti langkah Maya yang sedang berjalan untuk keluar dari rumah nya sendiri "Mungkin Arion ada di rumah Ibu, Mbak" Ucap Bi Narti sebelum akhirnya melihat punggung Maya menghilang.

.
.
.

13072023

Borahe 💙

Haii gess...
Iam sorry lama gak update, serius deh kerjaan di real life lagi sibuk-sibuknya jadi nulisnya ngadat deh tapi ku usahakan untuk kembali update cepet ya 😊

Tengkyu sudah mau menunggu,
Jangan lupa bintang n komennya ya
Ku tunggu 🥰

Bukan Drama Korea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang