110

2.8K 144 2
                                    

"Mau kemana Bang?"

"Tuh nganter anak kesayangan Papi baksos"

"Baksos? Dimana? Sama siapa?"

"Di panti asuhan sama Manda, Mi"

"Oh, oke hati-hati ya"

Hanya butuh waktu setengah jam untuk sampai di panti asuhan yang Hawa maksud. Panti asuhan yang cukup jauh dari jalan besar namun masih bisa di tempuh dengan kendaraan roda empat.

"Disini?" Ucap Arion begitu mobilnya sudah masuk ke dalam halaman panti asuhan itu.
Rumah anak yatim piatu itu tak terlalu besar layaknya rumah sosial yang lain. Hanya terlihat bangunan satu lantai berukuran sedang. Beberapa anak terlihat mengenakan baju rapi sedang bermain di pelataran bagunan itu.

"Iya disini. Gak banyak memang anak asuhnya Bang tapi benar-benar membantu anak-anak yang membutuhkan" Jelas Hawa.

Arion hanya mengangguk singkat dengan mata mulai menjelajahi sekitaran rumah sederhana itu. Tidak begitu ramai tapi cukup nyaman untuk di tinggali "Abang tunggu disini sambil memeriksa beberapa kerjaan, gak papa kan Dek?"

"Oke. Adek turun ya, itu Manda sudah sampai" Kata Hawa sambil menunjuk pada sosok wanita dengan baju lebar dan hijab yang sedikit menutupi wajahnya.

Sangat mudah mengenali Manda, Satu-satunya teman yang di miliki Hawa itu cukup mencolok dari wanita yang lain. Bukan karena parasnya, namun karena penampilannya yang menggunakan cadar lah yang membuatnya mempunyai ciri.

Entah apa yang melatarbelakangi wanita modern dengan usia yang relatif masih muda, dua puluh enam tahun sudah memutuskan untuk melakukan sunnah itu tapi yang jelas, karena itu Arion cukup percaya bahwa sang adik tidak berada di lingkungan yang buruk.

Hawa pun, membungkus tubuhnya dengan baju lebar akan tetapi wanita berbeda usia dua tahun dari Arion itu tidak menggunakan penutup wajah, ia hanya menggunakan hijab sebatas menutup dada saja.

Beberapa orang yang bertemu dengan dua sahabat itu jelas, seketika akan membandingkan keduanya, meski begitu tidak pernah Hawa dan Manda pusingkan karena bagi mereka apa yang mereka lakukan tidak saling menganggu satu sama lain dan masih dalam norma agama yang mereka anut.

Hampir satu jam menemani Hawa yang sibuk membagikan bantuan untuk anak-anak kurang beruntung itu, perhatian Arion teralih dengan adanya mobil sedan berwarna hitam yang mulai memasuki pelataran rumah sosial itu.

Lelaki berpenampilan bersih, dengan lengan baju yang tergulung dan celana hitam kain keluar dari dalam mobil tersebut. Melirik sebentar mobil yang Arion tunggangi, lalu mulai berjalan masuk ke dalam rumah.
Namun belum sampai mencapai pintu, tubuhnya sudah di tubruk dengan sosok wanita yang seharusnya tidak melakukan hal intim di publik, terlebih mereka masih dalam kawasan ramah anak.

Manda, perempuan bercadar itu lah yang menyambut lelaki itu dengan pelukan erat. Bak gayung bersambut, lelaki itu juga dengan senang hati membalas pelukan yang Manda berikan, ia bahkan menambahkan beberapa kali kecupan di pucuk kepala sahabat Hawa itu. Tentu, hal itu membuat Arion yang hanya bisa menilai tingkah laku dan penampilan Manda selama ini, berpikir buruk tentang wanita itu.
Bayangkan saja, di area panti asuhan, sepasang laki-laki dan perempuan di depannya tidak punya malu mempertontonkan hal yang seharusnya tidak menjadi konsumsi publik.
Untungnya, tak selang berapa lama Hawa sudah menghampiri Arion yang memang sudah ingin kembali pulang.

"Abang kenapa? Bosen ya nungguin Adek? Kan Adek udah bilang masuk aja" Tanya Hawa begitu merasakan aura berbeda pada sang kakak.

Diam. Tak ada jawaban apapun yang Arion berikan. Lelaki itu hanya fokus pada jalanan yang mulai penuh sesak mendekati jam pulang kantor.

Bukan Drama Korea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang