26

4.2K 210 15
                                    

Ulang tahun.

Bagaimana pendapat kalian tentang tanggal lahir kalian?
Selalu menyenangkan kan?
Aku harap begitu ya.

Sepertinya mulai tahun ini, aku harus menghidupkan kembali euforia tentang tanggal dimana aku dilahirkan ke dunia.
Bukan karena tahun lalu dan tahun tahun sebelumnya aku tidak bersyukur, tidak. Hanya saja kalau tahun lalu aku menganggapnya hanya angin lalu, lain cerita dengan tahun ini.

Adit yang notabene suami dingin dan cuek itu, tiba tiba kemarin mengajak ku pergi berdua keluar rumah tepat di hari ulang tahun ku ini.

Catat ya: berdua.

Entah dari mana ia tahu kalau aku hari ini berulang tahun, tapi yang jelas bukan kah ini bentuk sebuah kemajuan untuk hubungan kami?

Kenapa aku bisa mengatakan bentuk kemajuan, ya karena meski kami sudah melewati malam panas berdua setelahnya kami tetap menjadi asing lagi. Adit bahkan tidak pulang hampir satu bulan ini.

Aku menyadari kami butuh waktu sendiri sendiri setelah apa yang terjadi malam itu. Dan karena itulah aku tidak mencarinya. Jadi saat ia mengajak ku pergi, aku langsung menerima ajakannya meski tak bisa dipungkiri ada sedikit ragu dalam hati ku.

Semua butuh proses, begitupun hubungan kami. Kalau Adit saja bisa menurunkan ego nya dan mencoba membuat hubungan kami baik dengan mengajak ku lebih dulu, bukan kah aku hanya perlu mengiyakan ajakannya dan mengapresiasi usaha nya kan? Tak peduli apapun yang akan terjadi didepan sana. Yang jelas kami hanya perlu melakukan yang terbaik agar nantinya kami tidak menyesal.

"Sus nanti tolong temani Rion tidur ya, kayaknya nanti saya pulang malam" Ucap ku sambil mulai menyusui Arion.

Anak kecil gembil ini bukannya menutup matanya, yang ada malah semakin mempererat genggamannya pada sisi baju ku sambil menatap ku "apa Nak? Rion mau ikut Mami? Hmmm? Maaf ya Sayang tapi kali ini biarkan Mami kencan berdua sama Papi. Ini pertama kali loh jadi tolong kerja samanya ya Nak" Wajah ku memanas karena ulah ku sendiri.

Kencan?

Boleh bukan aku menyebutnya begitu? Rasanya memang hanya sebutan itu saja yang memang layak untuk kami. Bukan karena tidak sadar umur, hanya saja ini memang kali pertama kami pergi berdua setelah menikah.

Memang kami pernah bahkan mungkin sering datang ke rumah Mama hanya berdua, akan tetapi kali ini berbeda karena bertepatan dengan ulang tahun ku.
Aku bahkan sudah membayangkan makan malam berdua lengkap dengan lilin dan bunga sebagai pendukungnya.

Untungnya Arion seakan mengerti apa yang aku katakan. Dengan perlahan tapi pasti matanya terpejam dan mulai memasuki alam mimpi, meskipun tangannya masih menarik erat bagian baju ku yang lain.

Tak butuh waktu lama setelah aku meletakkan Arion di kamarnya, suara deru mobil terdengar indra pendengaran ku, dan bisa ku pastikan itu pasti Adit, suami ku.

Duh... Berkali kali menyebut Adit dengan sebutan "suami ku" membuat warna merah di kedua tulang pipi ku.

"Sudah lama nunggu?" Tanya Adit begitu aku masuk kedalam mobilnya.

Mata ku menatap kearahnya. Adit tampak berbeda dengan baju yang ia kenakan kali ini. Biasanya lelaki ini akan nyaman dengan baju berkerah dan celana kain, namun tidak untuk hari ini. Lelaki itu memakai celana jeans dan kaos lengan panjang yang pastinya bisa membuatnya tampak begitu muda.

"May..." Panggilnya cukup membuyarkan lamunan ku akan pesonanya yang semakin menjadi jadi.

"Eh sorry... Tadi kamu ngomong apa?" Tanya Maya gugup. Pasalnya ia tidak ingin Adit tau bahwa Maya lah yang lebih dulu takluk dengan pesonanya.

Bukan Drama Korea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang