Nara memperhatikan ruangan disekitarnya dengan pandangan takjub. Inilah tempat dimana Rajendra tinggal selain di rumahnya. Apartemen Rajendra sangat luas dan juga mewah, entah seberapa kaya Rajendra ini. Jika dilihat dari kediaman Tante Kirana, rumah luas dengan halaman yang asri. Pasti tidak menyangka kalau anaknya sangat-sangat kaya.
Nara duduk di sofa abu-abu, di depannya ada TV besar yang terlihat sangat cocok untuk menonton film bersama. Nara menunggu Rajendra yangs edang berganti pakaian. Rencananya mereka akan pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan, di apartemen semewah ini ternyata tidak ada bahan makanan. Lalu selama ini Rajendra makan apa?
"Mas sudah siap. Sekarang?"
Nara mengalihkan pandangannya pada Rajendra yang sudah mengganti pakaiannya. Rajendra memakai sweater berwarna hitam, seingat Nara baru beberapa kali dirinya melihat Rajendra dalam keadaan santai seperti ini. Rajendra terlihat lebih manusiawi.
"Boleh," jawab Nara lalu mengikuti Rajendra yang memimpin jalan. Nara menatap punggung tegap Rajendra lalu menyembunyikan senyumnya saat teringat pelukan tadi, bisa-bisanya Nara bersikap kecentilan dengan memeluk Rajendra. Untung saja dirinya tidak ditendang.
Nara berhenti saat sampai di depan lift lalu ikut Rajendra memasuki lift. Mereka terdiam dengan sesekali Nara mencuri pandang pada Rajendra. Lalu saat akan keluar lift tiba-tiba Rajendra mengulurkan tangannya.
"Kenapa?" Tanya Nara melihat pada tangan Rajendra yang diulurkan padanya.
Rajendra terdiam sejenak lali menjawab dengan lembut, "Genggam tangan saya. Biar kamu tidak hilang."
Nara tertegun, lalu dengan malu-malu menyambut uluran tangan Rajendra. Nara merasakan tangannya yang kecil tenggelam dalam genggaman Rajendra yang hangat. Begitupula Rajendra, merasakan tangan Nara yang hangat dan pas di genggamannya. Rajendra dan Nara berjalan dengan bergendengan tangan, sungguh ini pengalaman pertama bagi Nara.
"Kita ke supermarket depan saja. Kamu gak masalah?"
Nara menganggukkan kepalanya lalu Rajendra tersenyum tipis dan semakin mengeratkan genggamannya.
Ah, hal seperti ini tidak pernah ada di pikiran Nara. Sama sekali, orang yang Nara taksir sejak dulu adalah Chandra. Jadi yang ada dalam bayangan Nara adalah Chandra bukannya Rajendra. Kakak Chandra.
Melihat pertemuan-pertemuan lalu mereka yang membuat Nara dongkol setengah mati, tidak Nara sangka hari ini akan terjadi. Saling menggenggam tangan dan berbelanja layaknya pasangan. Huh, tidak mungkinkan Nara menegaskan hubungannya kali ini?
Pertama, Rajendra mengajaknya ke section sayuran untuk memilih sayur organik. Nara hanya mengikutinya karena sejak tadi tangan Rajendra masih menggenggam erat tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love
Fiksi UmumFall in love Love And become a lovers Pernahkah kalian mendengar kalimat ini? Love enters a man through his eyes, woman through her ears, kutipan oleh Polish Proverb. Lalu, pernahkah kalian jatuh cinta? Jika iya, apa yang pertama kali membuatmu jatu...