70. Stupid Nara

1.4K 95 5
                                    

"Nah Nara perkenalkan Firana Liliana Adam." Kata Rajendra, dia menjeda katanya untuk melihat ekspresi Nara.

Nara yang mendengarnya terbelalak. Rajendra tidak memiliki kakak perempuan. Nama Rajendra adalah Rajendra Pradipta Adam dan ini? Firana Liliana Adam.

Rajendra Pradipta Adam

Firana Liliana Adam

MEREKA SUAMI ISTRI?

Nara menatap Rajendra horor, jika iya kenapa Rajendra tidak pernah mengatakannya kalau Rajendra itu duda? Em, mungkin sebutannya Duren alias Duda Keren.

Rajendra tampak tertawa kecil melihat ekspresi Nara yang bisa dia baca dengan sangat baik, "Kan Mas sudah bilang jangan buat skenario di otak kamu," Rajendra menyentuh kening Nara dengan ujung jarinya. Membuat pipi Nara memerah karena Rajendra yang sepertinya tau pikiran konyolnya.

"Kalian punya nama marga yang sama," jawab Nara mengelak.

"Sudah sewajarnya karena dia Bunda Mas," jawab Rajendra santai membuat Nara membelalakkan matanya.

Bunda Rajendra? Nara semakin bingung, seingatnya Kirana adalah Mama Rajendra. Dalam pikiran Nara, Kirana adalah mama kandung Rajendra. Dia bahkan tidak ada pikiran sama sekali tentang ini, dia clueless sejak diajak ziarah kemari.

"Bunda Mas Rajen?" Tanya Nara pelan. Rajendra mengangguk lalu memberikan senyuman lembut untuk Nara.

"Kamu kira almarhumah istri Mas?" Tebak Rajendra tepat sasaran membuat Nara malu pada Rajendra dan pada Bunda Firana. Ah, kenapa dia harus cemburu pada Bunda Rajendra. Sungguh tidak patut, walaupun Nara tidak tau kejadian yang membuat keluarga Rajendra menjadi seperti sekarang tapi dia merasa malu.

"Yaa aku kan gak tau, maaf ya Tante." Ucap Nara pada gundukan tanah yang sangat rapi dengan diselimuti rumput hijau.

"Panggil Bunda. Bunda Mas berarti Bunda Nara juga," Rajendra tersenyum pada Nara. Lalu dia kembali menatap makam bundanya. "Nara mau ngomong sama bunda," jelas Rajendra.

Nara yang mengerti maksud Rajendra kemudian bertukar tempat, dia mengelus nisan hitam itu dan mengembangkan senyum tulus. "Hai Bunda, perkenalkan saya Nara. Eum, calon istrinya Mas Rajen. Katanya sih one and only," Nara tertawa sedangkan Rajendra merasakan hatinya menghangat mendengar Nara menyebutkan sebagai calon istri Rajendra.

"Pertama Nara mau bilang makasi sudah melahirkan Rajendra Pradipta Adam. Rajendra Pradipta Adam itu dingin, cuek, datar, dan intinya mirip kulkas berjalan. Tapi itu dulu, sekarang Nara tau kalau Rajendra Pradipta Adam lembut, manis, gampang salah tingkah, tulus, ganteng, dan yang paling penting uangnya banyak." Nara kembali terbahak, Rajendra pun turut tertawa dengan mata yang tampak berkaca-kaca. Nara yang melihat itu memberikan senyuman tulus pada Rajendra, Rajendranya memang memiliki hari yang lembut.

"Aku juga mau bilang kalau Mas Rajen berhasil tumbuh jadi sosok yang kuat, pemberani, dan pantang menyerah. Tapi bunda, Nara sedih kalau Mas Rajen suka nyakitin dirinya sendiri apalagi penyebabnya karena Nara. Jadi dengan ini Nara mau bilang, Nara akan selalu di samping Mas Rajen dalam suka maupun duka dan Nara gak akan meninggalkan Mas Rajen. Nara gak janji bisa buat Mas Rajen bahagia selalu, tapi Nara akan mengusahakan. Bunda, Nara sayang banget sama Mas Rajen. Bunda izinin Nara untuk selalu disamping Mas Rajen kan?" Nara menyelesaikan perkataan dengan hati yang lega. Dia merasakan hembusan angin yang terhembus menenangkan. Hatinya entah kenapa merasa lega apalagi melihat Rajendra yang tampak bahagia dengan butiran air mata yang turun perlahan, tanpa isakan.

Nara sadar, inilah jatuh cinta.

Cinta bukan hanya perasaan yang datang dengan instan, cinta butuh proses yang panjang. Entah proses yang menyenangkan ataupun menyakitkan, jatuh cinta juga sebuah proses. Ya, Fall in Love.

Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang