EP. 14 His Truly Madly Deeply Love

1.4K 68 5
                                    

Rajendra menatap Nara yang sedang tersenyum lebar dengan pandangan lembut, Naranya yang tercinta berhasil melalui situasi paling menyeramkan menurutnya. Skripsi dan sidang. Naranya berhasil melalui itu semua, dan gadisnya itu sedang berjalan penuh percaya diri saat namanya dipanggil.

Narastika Ayodya Putri soon to be Narastika Ayodya Putri Adam, Nyonya Adam. Istrinya kelak.

Perjalanan cinta mereka ternyata juga sudah selama itu, cinta Rajendra pada Naranya pun sudah sedalam itu. Truly, madly, deeply. Tidak pernah dalam pikirannya akan mencinta seseorang dengan seyakin ini, segila ini, dan sedalam ini.

"Mas Rajen," Rajendra tersenyum pada Nara yang kini memeluk lengannya. Setelah menjalani sesi yang melelahkan namun melegakan, mereka beralih ke sesi foto-foto. Kini giliran Nara dan Rajendra, mereka berdua.

"Senyum ya?"

Rajendra tentu tersenyum tanpa disuruh, tersenyum lebar menatap kamera. Mengabadikan dirinya yang memakai batik serasi dengan bawahan batik Nara. Persiapan foto pernikah mereka nanti. Ah, Rajendra tidak sabar.

"Congratulation Miss Narastika soon to be Mrs. Adam," Rajendra mengelus pipi Nara lembut. Nara tersenyum malu, apalagi teman-temannya tampak bersorak melihat mereka. Nara yang disoraki merasa tertantang walaupun malu, dengan berani dia mengecup pipi Rajendra cepat.

"Makasih calon suami," katanya cepat. Kini pipi Rajendra yang memerah malu. Rajendra tidak perlu menyembunyikan ekspresinya di hadapan keluarga dan teman Nara, mereka semua tau julukan Rajendra : Hamba Nara.

"Dasar anak gadis nakal, belum sah udah kecup-kecup!" Mama Nara mendelik melihat anaknya yang agresif sedangkan Kirana hanya tertawa bahagia di sampingnya.

Papa Nara tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Mama lupa dulunya lebih agresif," katanya dengan senyuman.

Nara tertawa cekikikan mendengar itu sedangkan sang mama hanya bisa mendelik, mau tidak mau membenarkan. Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya kan?

Luna dan Diva pun ikut tertawa, lalu Luna menyahut, "Yang halal aja malu-malu kucing loh Nar," katanya merujuk pada Diva yang hanya bisa tersenyum kecil. Di sebelahnya, Raza mengusap kepala istrinya lembut.

"Biarin dong, lo kan yang ngajarin gue jadi agresif dulu," Nara kini menjulurkan lidahnya pada Luna. Lalu pandangan Nara beralih lagi pada Rajendra yang senantiasa menatapinya dengan lembut. Ah, tunangannya ini sungguh menggemaskan!

Setelah acara keluarga dan berbagai hal lainnya, kini keluarga Nara memilih untuk menginap di rumah Kirana karena Kirana pun menawarkan dengan senang hati. Nara juga pastinya ikut.

Halaman belakang selalu menjadi tempat yang menyenangkan untuk berkumpul, orang tua memilih untuk beristirahat sedangkan yang muda masih menikmati kebersamaan. Luna dengan Aria, Raza dan Diva, Nara dan Rajendra. Oh, tentu Chandra dengan gitarnya.

"Apes-apes, gue perlu cari pacar?" Chandra yang sendirian pun mengeluarkan wajah memelas.

"Kasian banget playboy kelas kakap kaya lo gak punya pacar. Jangan bilang lo belum move on dari gue?" Nara menyahut namun mulutnya segera di capit oleh tangan Rajendra.

Rajendra menggelengkan kepalanya, "Jangan bahas itu," katanya sembari melepas capitan tangannya. Nara hanya bisa meringis dan kembali duduk anteng di sebelah Rajendra yang kini menggenggam tangan Nara.

"Gue belum move on pun gak bakal sama lo, Nar. Hamba Nara sungguh menakutkan," Chandra berpura bergidik ngeri membuat Luna, Aria, Diva, dan Raza tertawa.

Kini Nara juga ikut tertawa dengan keras, julukan itu terlalu berlebihan sebenarnya tapi Rajendra pun memang seperti itu! Kebucinannya semakin menjadi sejak drama Nara yang tiba-tiba meminta break. Biar Nara ceritakan

Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang