Nara merasakan sebelahnya bergetar, keningnya mengernyit lalu membuka matanya dengan cepat menyadari sumber getaran adalah handphonennya. Nara menatap ID Caller dan bertambah mengernyut saat nama Luna ada disana.
"Kenapa?" Tanya Nara sambil melirik pada Rajendra yang sudah membuka matanya menatap Nara.
"Jangan lupa lo mau ikut kita jogging sekalian ikut lomba di car free day," ucapan Luna di sebrang sana membuat Nara membelalak, dia lupa. Sangat lupa rencana mereka ditambah Chandra untuk ikut ke car free day sambil mengikuti perlombaan.
Nara segera mendudukkan dirinya dan menatap jam yang sudah menunjukkan pukul setengah enam. Jika ikut car free day, jalan sehat dimulai pukul setengah delapan. Ada waktu yang untuk bersiap-siap namun apakah dia bisa meninggalkan Rajendra begitu saja? Nara meringis.
"Sorry, gue bener-bener lupa." Kata Nara pelan.
Terdengar Luna yang menghela nafasnya, "Udah gue dan Diva duga sih. Secara lo galau brutal akhir-akhir ini. Tapi kita udah terlanjur mau berangkat, masa lo tega biarin kita bertiga sama Chandra doang? Ya emang sudah akrab tapi kan kalau gak ada lo jadi sedikit canggung. You know what I mean," Luna menjelaskan panjang lebar. Tapi intinya satu, Nara harus ikut.
"Iya ya, tapi kayaknya kalau bisa datang gue bakal telat," ujar Nara yang membuat Luna menggeram.
"Yang penting jangan telat ikut lomba. Percuma banget lo kepilih seleksi buat lomba makan kerupuk kemarin," kata Luna sebal. Nara meringis, memang ikut car free day ini acara dadakan. Mereka tertarik dan akhirnya ikut, sekalian ada donor darah. Mereka memutuskan mengikuti beberapa lomba dan Nara kebagian lomba makan kerupuk dan menyanyi bersama Chandra.
"Oke oke. Gue tutup dulu ya," Nara segera menutup telepon dan memasukkan handphonennya ke saku. Nara menatap Rajendra yang sedang menatapnya lalu turun dan berjalan ke kamar mandi.
Rajendra yang melihat Nara ke kamar mandi, bangun dan berjalan menuju sofa. Menunggu Nara, saat Nara sudah selesai, Rajendra melambaikan tangannya. "Nara kemari," ajak Rajendra.
Nara berjalan menghampiri Rajendra dan membiarkan Rajendra memberikannya ciuman di kening dan usapan pelan di rambutnya. "Mas, aku mau car free day dulu ya?" Izin Nara pelan, dilihatnya Rajendra yang mengerjapkan matanya.
"Sama Luna dan Diva?" Tanya Rajendra.
Nara diam. Ada Chandra juga di sana nantinya. Nara memandang Rajendra dengan lekat terlebih dahulu sebelum menjawab. "Iya tapi ada Chandra juga." Jawab Nara dengan jujur. Dia tidak main-main dengan ucapannya semalam.
Rajendra terdiam lalu membawa Nara dalam pelukannya. Nara tidak menekan Rajendra untuk menjawab, jadi lima menit kemudian mereka hanya masih terdiam dalam pelukan. Rajendra yang hanya diam saja, diam-diam membuat Nara menghela nafasnya. Nara mengelus lengan Rajendra pelan bersamaan dengan Rajendra yang mengecupi puncak kepalanya.
Rajendra berfikir dalam keterbungkamannya, dia memang selalu ekstra jika menyangkut Nara dan Chandra. Dia hanya takut kalau Nara semakin sulit melupakan Chandra, artinya semakin sulit membuat Nara jatuh cinta. Namun mengekang Nara juga bukan pilihan yang tepat. Rajendra terpejam, tidak apa. Dia akan membiarkan Nara pergi sekalipun ada Chandra, lebih baik dia yang tersiksa di sini. Rasa cemburunya harus dia tahan, selalu.
"Boleh. Ada Luna sama Diva juga kan? Mas gak papa, nanti kalau sudah Nara kemari lagi kan?" Rajendra sebenarnta bukan bertanya, dia berharap bahwa Nara akan kemari lagi. Dia hanya ingin pulang ke apartement dengan Nara yang menemani, rencananya dia akan pulang pagi nanti tetapi Nara ternyata memiliki janji lain.
Nara melepaskan pelukannya dan tsrsenyum, "Jelas! Tapi gimana kalau selagi aku pergi, Mas Rajen ditemenin Tante Kirana?" Nara memberikan sarannya yang tentu Rajendra jawab dengan gelengan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love
Ficción GeneralFall in love Love And become a lovers Pernahkah kalian mendengar kalimat ini? Love enters a man through his eyes, woman through her ears, kutipan oleh Polish Proverb. Lalu, pernahkah kalian jatuh cinta? Jika iya, apa yang pertama kali membuatmu jatu...