Tidur Nara terusik karena sinar matahari yang menerobos masuk melalui celah jendela. Dia menegakkan tubuhnya sembari mengucek matanya. Dahi Nara mengernyit bingung karena merasa asing dengan tempat ini.
Nara mencoba untuk mengingat-ingat apa yang terjadi semalam. Lantas Nara memelototkan matanya saat teringat bahwa ini ruangan Rajendra. Ia akan kabur jika saja Rajendra tidak menginterupsinya.
"Mau kemana?" Tanya Rajendra yang sedang menuangkan bubur kedalam mangkok.
Nara menghadap Rajendra yang memandangnya dengan kening berkerut. "Om gak ngapa-ngapain aku, kan?" Nara balik bertanya.
Rajendra mengangkat sebelah alisnya memandang Nara mencemooh. "Saya? Saya gak nafsu sama kutilang darat macam kamu," jawab Rajendra.
Nara memelototkan matanya lagi di hadapan Rajendra. Lalu ia mencium bau bubur ayam yang sangat lezat membuat perutnya yang kosong pun menjerit minta diisi.
Rajendra yang tau arah mata Nara yang memandang pada bubur ayam di sampingnya pun diam-diam menarik sudut bibirnya.
"Sarapan!" Perintah Rajendra pada Nara yang langsung dibalas dengan wajah bersemangat Nara.
Mereka menikmati sarapan dengan hening. Rajendra yang bila makan tidak suka ada yang berbicara karena menurutnya itu jorok sedangkan Nara yang saat ini sedang khidmat menikmati bubur ayamnya.
Setelah menghabiskan sarapan, Rajendra menyuruh Nara untuk mandi di ruangannya saja. "Mandi disini saja," ujar Rajendra yang sedang membersihkan wadah bekas sarapan tadi.
"Lha terus aku pakai baju apa dong?" Protes Nara.
Tanpa menjawab protesan tidak bermutu Nara, Rajendra berjalan menuju lokernya lantas mengambil sebuah kaos berwarna merah maroon dan menyerahkannya kepada Nara.
Nara masih terdiam karena Rajendra juga masih diam di sana. Tidak mungkinkan Nara ganti baju tepat di depan Rajendra. Nara juga merasa tidak nyaman dengan dalamannya saat ini, lalu mana mungkin Nara berani minta daleman pada Rajendra.
"Om gak mau keluar?" Tanya Nara dengan kikuk karena sedari tadi Rajendra hanya diam memandanginya datar.
"Apa?" Tanya Rajendra.
"Ya Om keluar dong, kan aku mau ganti baju!" Jawab Nara ngegas karena sebal dengan Rajendra yang tidak ngeh.
"Kamar mandi," jawab Rajendra dengan santainya membuat Nara semakin kesal.
"Apanya yang kamar mandi?!" Nara yang memang tidak peka tentu saja tidak mengerti maksud dari Rajendra.
"Kamu ganti baju di kamar mandi," ucap Rajendra menjelaskan setelah tadi menghela napas melihat sifat Nara yang lemot.
Nara hanya ber oh ria dan memilih langsung berganti baju di kamar mandi daripada berlama-lama dengan Rajendra yang dinginnya kuadrat. Setelah berganti pakaian Nara langsung keluar dari kamar mandi dan menemukan Rajendra yang sudah siap dengan snelli-nya. Jujur saja melihat Rajendra seperti itu membuat Nara sedikit kagum---hanya sedikit!
"Kamu pulang sendiri!" Apapun yang keluar dari mulut Rajendra adalah perintah mutlak yang wajib hukumnya bagi Nara. Padahal Nara juga tidak ada sedikitpun niat meminta antar oleh Rajendra. No way.
"Ye siapa juga yang minta antar sama Om. Sorry-sorry to say ya Om, aku udah gede!" Nara ini memang mulutnya tidak bisa direm, sukanya nyerocos tanpa tahu situasi.
Rajendra hanya diam saja karena entah kenapa ia sudah terbiasa dengan sikap Nara yang seperti ini. Menurutnya, tidak ada gunanya jika ia terus meladeni Nara.
"Ongkos," Ujar Rajendra seraya meletakkan lima lembar uang seratus ribu di atas meja.
"Buat apa? Buat siapa?" Nara menaikkan sebelah alisnya saat tidak dapat menangkap maksud dari Rajendra yang meletakkan uang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love
General FictionFall in love Love And become a lovers Pernahkah kalian mendengar kalimat ini? Love enters a man through his eyes, woman through her ears, kutipan oleh Polish Proverb. Lalu, pernahkah kalian jatuh cinta? Jika iya, apa yang pertama kali membuatmu jatu...