61. Let It Flow

1.4K 86 3
                                    

Baca sambil dengerin playlist yaa
Enjoy🧡🧡🧡

***

Nara memandang Rajendra dengan senang karena Rajendra sedaritadi mencurahkan perhatiannya pada Nara. Ya ada rasa malu sedikit sih pada teman-temannya dan teman Rajendra lalu ada Tante Kirana, namun dia merasa bangga karena dia bisa menjadi orang yang dicintai Rajendra, dia seharusnya merasa bangga bukannya sibuk dengan dunianya dan membuat Rajendra terluka seperti dulu.

"Mas makan dong jangan ke aku terus," bisik Nara pelan pada Rajendra yang sibuk memperhatikannya makan.

"Nanti setelah Naraa," jawab Rajendra. Nara melirik sekitarannya yang bukannya menikmati hidangan malah memperhatikan Rajendra dan Nara. Apalagi Diva dan Luna yang sejak tadi mengedip-kedipkan matanya menggoda.

"Wah Tan, ternyata gini toh kalau Adam punya pacar. Dibayangan Vero dulu tuh dia bakal cuekin pacarnya loh," Vero menatap Rajendra dan Nara dengan satu alis terangkat serta bibir menyeringai jahil.

"Ya Tante juga gak mengira loh ini bakal kejadian," Kirana terkikik geli sambil bertepuk tangan pelan, dia terlihat sangat senang menatapi Rajendra dan Nara.

Chandra mendengus pelan membuat atensi mereka semua beralih pada Chandra yang menjadi pendiam hari ini, "Gue juga gak nyangka, Kak Adam yang kaku bisa jadi budak cinta apalagi sama Nara. Nara si clumsy," kata Chandra dengan mengejek.

Nara melotot namun memilih tidak menanggapi lebih lanjut. Jika ini Nara yang dulu, maka dia tidak akan tinggal diam pada Chandra. Dia malah akan mencari banyak cara agar bisa berkomunikasi dengan Chandra. Namun Nara yang sekarang harus memprioritaskan perasaan Rajendra.

"Lah si adek kecil kenapa jadi suka mancing?" Ale menggelengkan kepalanya dan tertawa mengejek. Kebiasaannya yang suka merecoku Chandra memang sudah mendarah daging bahkan disituasi yang kurang nyaman ini.

"Gue kan emang suka mancing. Lo lupa Kak? Kita sering mancing bareng kan sama Kak Vero juga kalau sama Kak Adam kan gak pernah, ah juga sama Nara, sering malah. Kita pernah mancing tiga hari berturut-turut, itu udah membuktikan gue suka mancing kan?" Chandra mengendikkan bahunya dengan gestur santai yang terkesan dibuat-buat. Luna dan Diva saling menyenggol kaki masing-masing, mereka setuju jika Chandra sedang memancing emosi Rajendra bahkan hanya dari saling pandangpun mereka satu pemahaman. Nara yang melirik pun juga tahu.

Ale menelengkan kepalanya lalu tersenyum, tidak menjawab. Matanya memandang Rajendra yang memandang Chandra dengan tajam. Walaupun mereka tidak terlalu akrab, paling maksimal Rajendra hanya memandang Chandra datar. Namun pandangan Rajendra pada Chandra kali ini membuat Ale sedikit takut.

"Udah makan yang tenang. Cari pembahasan yang lain okay?" Tante Kirana melerai, Chandra yang memang selalu mematuhi perkataan mamanya pun memilih diam dan melanjutkan kegiatannya.

Nara menyentuh tangan Rajendra yang mengepal di bawah meja. Dia memberikan senyum dan pandangan yang menenangkan, Rajendra memang pandai mengatur emosinya dihadapan orang lain. Tapi orang-orang yang sudah mengenalnya lama tentu tahu ekspresi aslinya.

"Calm down okay? Chandra lagi mens kali," ujar Nara dengan niat bercanda dan memang dia berhasil saat melihat pandangan tajam Rajendra mengangsur berkurang dengan senyum tipis yang kemudian terkembang.

"Oh iya, jadi Diva sama Raza ini bertemu di pesantren ya?" Tanya Tante Kirana memberikan atensinya pada Diva dan Raza.

Raza mengangguk, "Kebetulan abah saya teman dekat Ibu Diva, tan. Jadi ya seperti itu kelanjutannya," Raza tersenyum pelan. Memang keduanya pasangan yang tenang dan adem bawaannya. Nara inginnya sih begitu, namun sepertinya tidak. Hubungannya ini terkesan unik dan surprisingly Nara senang.

Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang