64. Girls Time

1.2K 103 8
                                    

Nara menguap lebar sembari meregangkan tubuhnya begitupula Luna dan Diva. Dua hari menghabiskan waktu bertiga sungguh menyenangkan. Mereka akan tidur menjelang pagi dan bagung siang, lalu mulai melakukan kegiatan khas perempuan lainnya. Hasilnya, mereka bisa membat makanan dan kerajinan tangan.

"Lo dijemput Aria?" Tanya Diva pelan, dia masih merebahkan tubuhnya dengan mata yang setengah memejam.

"Iya tapi masih nanti, dia ada latihan futsal." Jawaban Luna, mereka baru bangun sore menjelang malam membuat badannya serasa ingin rontok.

"Kalau lo Nar?" Tanya Diva pada Nara yang diam seolah sedang mengumpulkan kesadarannya yang tercecer.

Nara menggeleng, "Gue tidur sini lagi deh." Ucap Nara menyerah mencapai kesadarannya, dia kembali berbaring di sebelah Diva dan tertidur kembali dengan pulas.

Nara tidur lagi selama dua jam sampai tidak sadar pada Luna yang sudah pamit pulang dijemput oleh Aria. Suara keras mereka yang mengobrol saja tidak Nara hiraukan membuat Diva memandangnya sambil menggelengkan kepala.

"Bangunin gak Lun?" Tanya Diva memandang Nara dengan penuh perhitungan.

Luna menatap jam, lalu menatap ponsel Nara yang mati, dan menatap Nara yang seolah seperti mayat tidur. "Biarin aja deh," Perkataan Luna itulah yang membuat akhirnya Nara kembali tidur di kost bersama Diva sampai sudah tengah malam.

Nara bangun, mengerjapkan matanya pelan lalu menguap dengan lebar. Netranya bertemu dengan netra Diva yang memandangnya malas.

"Makan dulu lo," ucap Diva menyerahkan sebungkus nasi goreng pada Nara.

Nara meringis lalu berjalan menghampiri Diva, sebelum itu dia mengamgil handphonenya yang mati kehabisan daya. Diva menatap semua gerak-gerik Nara. "Tadi mama lo nanya kok gak bisa dihubungi," tuturnya.

"Lo jawab apa?" Tanya Nara. Jangan bilang Diva bilang dia tidur tidak bangun-bangun?

"Sesuai sama pikiran lo," jawaban Diva membuat Nara menghela nafasnya, siap-siap saja dia mendengarkan ceramahan panjang kali lebar.

Nara menghela nafas tapi memilih mengangguk saja. Dia menyambungkan handphonennya dengan charger lalu menunggu sambil memakan nasi goreng yang dibelikan Diva.

"Makasih nasi gorengnya. Emang gak pernah salah sih Mang Asep," ujar Nara sembari menikmati nasi gorengnya dengan hikmat.

Diva mendengus lalu saat menatap ponsel Nara yang terhubung dengan charger, Diva menatap Nara dengan hati-hati. "Lo gak ngehubungin pacar lo?" Tanya Diva.

Nara mengerutkan keningnya, "Emang gue pun-SHIT!" Nara dengan segera menghidupkan ponselnya dengan hati ketar-ketir. Janjinya adalah dua hari dan ini sudah, sialan. Ini sudah mau tiga hari tanpa Nara bertukar kabar dengan Rajendra. Aduh, matilah dia.

Nara menatap cemas ponselnya yang sedang loading. Dia segera menghidupkan data dan segera saja ponselnya bergetar dengan sangat brisik. Pandangan Nara terfokus pada satu nama, kontan Nara menahan nafasnya.

Mas Rajendra💫

Pagi ini sudah pulang kan Naraa? (06.18)

Naraa, mas harus jemput dimana? (06.19)

Nara, kenapa tidak online? (06.20)

Naraa, kenapa sampai siang belum online juga? (12.04)

Naraa (12.22)

Bahkan masih banyak lagi pesan yang dikirimkan Rajendra padanya. Nara menepuk dahinya. Dia menatap Diva meminta pendapat. "Mending besok atau sekarang ya?" Tanya Nara.

"Sekarang aja," jawab Diva. Nara mengangguk, memutuskan akan menelfon Rajendra langsung namun Nara urung saat Rajendra bahkan sudah menghubunginya terlebih dahulu.

Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang